Sudah 2 Kali Perpanjang, Pantas Pemerintah Indonesia Ogah Hentikan PPKM Level 4, Terungkap Begini Situasi Mencekam Indonesia Tepat Saat PPKM Hendak Berakhir 2 Agustus Lalu

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Tinggal 1.100 Lubang, Jakarta Kehabisan Lahan Pemakaman Covid-19, Anies Baswedan Langsung Bereaksi
Tinggal 1.100 Lubang, Jakarta Kehabisan Lahan Pemakaman Covid-19, Anies Baswedan Langsung Bereaksi

Intisari-online.com - Banyak pro dan kontra terkait perpanjangan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Msyarakat (PPKM) di Indonesia.

Pasalnya PPKM yang semula berakhir 20 Juli lalu, terus diperpanjang oleh pemerintah Indonesia.

Dari awalnya selesai tanggal 18 Juli, pemerintah terus melakukan perpanjangan selam satu minggu sebanyak 3 kali.

Pertama pemerintah memberlakukan perpanjangan mulai 19 Juli hingga 25 Juli.

Baca Juga: Mantan Menteri Ini Peringatkan para Pejabat Soal Akidi Tio, Faktanya Indonesia Pernah Tertipu Secara Sistematis oleh Raja Idrus dan Ratu Markonah, Bahkan Bung Karno pun Ikut Kecele

Tak cukup sakali perpanjangan pemerintah menambah PPKM dari 26 Juli menjadi 2 Agustus 2021.

Bahkan meski telah 2 kali perpanjangan PPKM dari 25 Juli-25 Agustus 2021, pemerintah masih melakukan perpanjangan PPKM.

Yakni pada 3-9 Agustus 2021, ternyata di balik perpanjangan PPKM tersebut ada alasan mengkhawatirkan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin pada 2 Agustus lalu mengumumkan bahwa gelombang kedua infeksi yang menjadikan negara ini sebagai episentrum epidemi Asia telah mencapai puncaknya.

Baca Juga: Gara-gara Covid-19, Uang Indonesia Disebut Ludes Rp1.356 Triliun, Terkuak Ternyata Segini Uang yang Dikeluarkan Indonesia Buat Belanja Vaksin

Menteri Sadikin juga mengatakan bahwa sebagian besar yang meninggal akibat Covid-19 di Indonesia berasal dari kelompok yang tidak divaksinasi.

Varian Delta yang ditemukan pertama kali di India, belakangan ini menyebabkan jumlah infeksi dan kematian di Indonesia meningkat hingga mencapai rekor tertinggi.

Yaitu dengan puncak masing-masing 56.757 kasus pada 15 Juli dan 2.069 kematian pada 27 Juli.

Hingga saat ini, menurut Reuters, Indonesia telah mencatat total lebih dari 3,4 juta infeksi dan 95.000 kematian.

Situasi di Indonesia ini makin diperparah dengan naiknya harga vaksin dunia saat ini yang semakin melambung.

Padahal, sebagian besar pasien Covid-19 di Indonesia adalah mereka yang belum mendapatkan vaksinasi.

Namun, para ahli menegaskan bahwa angka sebenarnya jauh lebih tinggi.

Sementara itu, Financial Times melaporkan bahwa Pfizer dan Moderna (keduanya AS) telah menaikkan harga vaksin dalam kontrak terbaru dengan Uni Eropa (UE).

Baca Juga: Singapura Akhirnya Yakin Gunakan Vaksin China Sinopharm, Ini yang Dilakukan Tiongkok Agar Vaksinnya Dipercaya Negara Lain

Harga baru vaksin Pfizer dan Moderna masing-masing adalah 23,15dollar AS/dosis dan 25,50 dollar AS/dosis, masing-masing naik dari 18,39 dollar AS/dosis dan 22,60 dollar AS/dosis pada kontrak pertama.

Informasi di atas dipublikasikan karena banyak negara berencana atau telah menerapkan program injeksi adjuvant 3-dosis.

Menurut The Telegraph, pemerintah Inggris berencana untuk mulai memberikan vaksin adjuvant kepada 32 juta orang pada 6 September dan jika semuanya berjalan dengan baik, rencana ini akan selesai pada awal Desember.

Di Jepang, surat kabar Nikkei mengutip Menteri Reformasi Administrasi Publik Kono Taro yang mengatakan bahwa negara itu menargetkan untuk meluncurkan program injeksi ajuvan pada tahun 2022.

Sementara itu, Presiden Israel Isaac Herzog diberikan dosis ketiga pada 30 Juli, memulai kampanye vaksinasi ajuvan untuk penduduk berusia di atas 60 tahun yang telah menerima dosis kedua setidaknya 5 tahun yang lalu.

Mengkonfirmasi banyak penelitian yang menunjukkan bahwa kekebalan dari vaksin Covid-19 menurun dari waktu ke waktu, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett menekankan bahwa tujuan dari suntikan tambahan adalah untuk meningkatkan kekebalan lagi, sehingga secara signifikan menguranginya. 19 kasus.

Artikel Terkait