Find Us On Social Media :

Menteri Luhut Sampai Menyebutnya 'Pembuka' Industri Kendaraan Elektrik di Indonesia, Smelter Nikel RI-China Ini Dicacat Mati-matian Oleh Pihak Internasional, Ini Sebabnya

By Maymunah Nasution, Senin, 5 April 2021 | 10:48 WIB

Smelter nikel baru garapan Indonesia-China mendapat kritik tajam

Intisari-online.com - Indonesia dikabarkan akan mengembangkan smelter logam baru yang dibangun dengan raksasa baja dan nikel China.

Namun, kritik tidak berhenti mengalir untuk industri yang baru rencana itu.

Dilansir dari South China Morning Post, smelter nikel yang dibangun Indonesia bersama Tsingshan Holding Group itu akan dibangun di Kalimantan.

Smelter baru digadang-gadang akan menyediakan Indonesia dengan investasi yang memang diperlukan untuk mengembangkan industri baterai kendaraan elektrik (EV) di Indonesia.

Baca Juga: Setelah Penuh Drama Menolak-nolak Stok Bijih Besi dari Australia, Hubungan Dua Negara Kian Tidak Mesra, China Temukan Negara Pengganti yang Setia Kirimkan Bijih Besi ke Mereka

Namun banyak pakar lingkungan memperingatkan proyek itu berbahaya.

Perlu penanganan yang hati-hati agar tidak merusak lingkungan dan komunitas sekitar.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan, mengatakan minggu lalu jika Indonesia berbicara dengan Tsingshan dan Fortescue Metals Group dari Australia untuk membangun estate industrial baru sebagai tempat peleburan bijih besi, bijih nikel dan tembaga.

Ketiga logam itu penting untuk menyediakan kebutuhan global untuk teknologi baru.

Baca Juga: Indonesia Berhasil Dijadikan China Sebagai Pabrik Listrik Mereka, Tetapi Menteri Luhut Justru Ketar-ketir Karena Hal Ini