Intisari-online.com - Indonesia dikabarkan akan mengembangkan smelter logam baru yang dibangun dengan raksasa baja dan nikel China.
Namun, kritik tidak berhenti mengalir untuk industri yang baru rencana itu.
Dilansir dari South China Morning Post, smelter nikel yang dibangun Indonesia bersama Tsingshan Holding Group itu akan dibangun di Kalimantan.
Smelter baru digadang-gadang akan menyediakan Indonesia dengan investasi yang memang diperlukan untuk mengembangkan industri baterai kendaraan elektrik (EV) di Indonesia.
Namun banyak pakar lingkungan memperingatkan proyek itu berbahaya.
Perlu penanganan yang hati-hati agar tidak merusak lingkungan dan komunitas sekitar.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan, mengatakan minggu lalu jika Indonesia berbicara dengan Tsingshan dan Fortescue Metals Group dari Australia untuk membangun estate industrial baru sebagai tempat peleburan bijih besi, bijih nikel dan tembaga.
Ketiga logam itu penting untuk menyediakan kebutuhan global untuk teknologi baru.