Intisari-Online.com - Pada 2017, Timor Leste telah mencabut kasus mata-mata terhadap Australia sebagai bagian dari negosiasi untuk menyelesaikan sengketa lama atas batas maritim permanen di Laut Timor.
Keputusan itu dilakukan setelah sepekan pembicaraan konsiliasi di Singapura, kedua negara mengumumkan, Timor Leste telah sepakat untuk mencabut kasus mata-mata sebagai bagian dari "itikad baik" negosiasi demi menyelesaikan sengketa atas batas-batas maritim.
Dalam pernyataan bersama, kedua negara juga mengatakan, mereka akan berkomitmen untuk menyelesaikan batas maritim permanen.
Pembicaraan tersebut adalah hasil dari upaya Timor Leste untuk membawa Australia ke PBB, tahun 2016, demi konsiliasi wajib untuk menyelesaikan sengketa perbatasan.
"Pproses konsiliasi yang didukung PBB di bawah Konvensi PBB tentang Hukum Laut yang membuahkan hasil," sebut Profesor Michael Leach dari Universitas Swinburne waktu itu.
Kasus spionase—yang terkait dengan dugaan mata-mata Australia di luar negeri (ASIS)—tersebut menimpa Timor Timur selama negosiasi perjanjian Pengaturan Batas Maritim Tertentu di Laut Timor (CMATS) 2016 yang mengatur pendapatan dari tambang gas "Greater Sunrise" di Laut Timor.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR