Intisari-Online.com - Sejarah Timor Leste memang menarik untuk disimak.
Timor Leste atau Republik Demokratik Timor Leste adalah negara pulau yang terletak di bagian timur Pulau Timor.
Wilayahnya juga meliputi Pulau Kambing atau Atauro, Jaco, dan Oecusse di Timor Barat.
Pada 28 November 1975, Republik Demokratik Timor Timur mendeklarasikan kemerdekaannya.
Sebelum berdiri sebagai negara merdeka, Timor Leste pernah dijajah oleh Portugal selama beberapa abad.
Selain itu, negara ini juga pernah menjadi provinsi ke-17 Republik Indonesia pada 1976.
Dilansir dari Kompas.com, berikut ini sejarah lengkap berdirinya Timor Leste.
Daerah jajahan Portugis
Sejarah Timor Leste bermula dengan kedatangan Portugis pada awal abad ke-16 di Pulau Timor untuk berdagang.
Masih di abad yang sama, Portugis menjajah wilayah tersebut.
Pada pertengahan tahun 1800-an, Portugis kerap terlibat bentrok dengan Belanda yang menguasai bagian barat Pulau Timor.
Perselisihan ini diselesaikan dengan perjanjian pada 1859, di mana wilayah barat Pulau Timor diberikan kepada Belanda.
Timor Timur sempat lepas dari tangan Portugis saat Jepang menguasai Indonesia dari 1942-1945.
Setelah Perang Dunia II berakhir, Portugis kembali berkuasa di Timor Timur sampai tahun 1975.
Deklarasi kemerdekaan Republik Demokratik Timor Timur
Pada 1974, terjadi kudeta militer di Portugal oleh Jenderal Antonio de Spinola yang berhasil menggulingkan pemerintahan Caltano.
Setelah berkuasa, Presiden Spinola segera melakukan dekolonialisasi bagi daerah-daerah jajahannya, termasuk Timor Timur.
Setelah Gubernur Timor Timur memberi kebebasan politik kepada warganya, terbentuklah lima partai politik, antara lain:
UDT menghendaki Timor Timur tetap berada di bawah kekuasaan Portugal, FRETILIN ingin membentuk negara merdeka, sementara Apodeti ingin bergabung bersama Indonesia.
Masing-masing partai kemudian memerjuangkan keinginan mereka dengan cara kekerasan.
Setelah beberapa bulan terjadi kekosongan kekuasaan, FRETILIN yang menguasai banyak wilayah akhirnya mendeklarasikan kemerdekaan Republik Demokratik Timor Timur secara sepihak pada 28 November 1975.
Selama periode tersebut, partai ini kabarnya melakukan pembantaian terhadap 60.000 penduduk yang kebanyakan bergabung dengan Apodeti.
Integrasi menjadi provinsi ke-27 NKRI
Deklarasi kemerdekaan oleh FRETILIN mengundang kemarahan dari Apodeti, yang kemudian meminta Indonesia untuk mengambil alih Timor Timur.
Pada 7 Desember 1975, pasukan Indonesia datang ke Timor Timur.
Portugal sempat mengadu kepada PBB dengan alasan Indonesia telah melakukan agresi ke Timor Timur.
Namun, Indonesia tidak menghiraukan seruan PBB untuk meninggalkan Timor Timur.
Pada 17 Juni 1976, wakil Timor Timur yang pro integrasi menyampaikan petisi kepada Presiden RI dan DPR RI.
Kemudian pada 17 Juli 1976, Timor Timur resmi menjadi provinsi Indonesia yang ke-27.
Lepasnya Timor Timur dari NKRI
Setelah dilakukan integrasi, FRETILIN masih terus melakukan perlawanan.
Di saat yang sama, PBB juga tidak setuju dengan penyatuan Timor Timur dengan Indonesia.
Tekanan semakin meningkat saat negara-negara yang mulanya mendukung integrasi mulai mengubah sikapnya.
Pada 27 Januari 1999, pemerintahan Habibie menawarkan dua pilihan, yaitu otonomi khusus atau memisahkan diri.
PBB kemudian membentuk misi perdamaian yang bertugas melaksanakan jajak pendapat bagi masyarakat Timor Timur pada 30 Agustus 1999. Hasilnya, sebanyak 78,5 persen memilih untuk memisahkan diri, sementara kubu pro integrasi mendapat 21,5 persen suara.
Pada 20 Mei 2002, Timor Timur diakui secara internasional sebagai negara merdeka dengan nama Timor Leste.
Begitulah sejarah Timor Leste dalam perjalanan sejarahnya.
(*)