Find Us On Social Media :

20 Tahun Perang Ternyata Taliban Sudah Bunuh 3.500 Tentara NATO dan 2.300 di Antaranya Tentara Amerika, Begini Pembelaan Taliban saat Ditanya Alasan Membunuh Mereka

By Mentari DP, Selasa, 24 Agustus 2021 | 15:30 WIB

Reaksi ketika Afghanistan jatuh ke tangan Taliban.

Intisari-Online.com - Ada banyak alasan mengapa orang takut saat Afghanistan jatuh ke tangan Taliban.

Karena ini bukan pertama kalinya Afghanistan jatuh ke tangan Taliban.

Tentu beberapa warga Afghanistan pernah mengingat bagaimana kondisi mereka ketika kelompok militan itu menguasai negaranya.

Baca Juga: Satu Indonesia Ketipu Semua, Dikira Sehat, Siapa Sangka Kebiasaan Makan Tauge Mentah Seperti Ini Justru Bisa Menimbulkan Malapetaka, Hati-hati!

Perlu Anda tahu, Taliban adalahgerakan nasionalis Islam Deobandi pendukung Pashtun yang secara efektif menguasai hampir seluruh wilayah Afganistan sejak 1996 sampai 2001.

Kelompok ini sering menyebut organisasinya secara resmi sebagai Keamiran Islam Afganistan.

Namun sejak kedatangan pasukan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya ke Afghanistan, Taliban mundur.

Walau begitu mereka tidak 100% menghilang. Terkadang para pejuang Taliban muncul dan menyerang tentara AS yang bertugas.

Baca Juga: 20 Tahun Dijajah, Ternyata Kehadiran Militer Amerika Begitu Penting di Afghanistan, Inggris Saja Sampai Kewalahan Hadapi Amukan Warga di Bandara Kabul

Kini setelah dilaporkan AS akan menarik pasukannya dari negaranya hingga batas waktu 31 Agustus 2021, Taliban seolah bangkit.

Lebih kuat dari sebelumnya.

Mereka juga seolah menandakan berakhirnya perang terlama Amerika Serikat setelah 20 tahun.

Akan tetapi selama 20 tahun berperang dengan pasukan AS, ternyata ribuan orang telah gugur.

Dilansir dari beta.kompas.tv pada Selasa (24/8/2021), lebih dari 3.500 tentara dari negara-negara NATO tewas dalam peperangan melawan Taliban selama 20 tahun lamanya.

Dari 3.500 tentara yang gugur, lebih dari 2.300 di antara adalah tentara AS.

Lalu saat ditanya apa yang ingin dikatakan oleh Kelompok Taliban kepada keluarga dari para prajurit yang tewas tersebt, mereka memberi jawaban yang mencengankan.

Sebab Taliban menyebut hal tersebut adalah sebuah penjajahan.

“Saya pertama-tama mengatakan mereka menjajah negara kami," ungkap juru bicara Kelompok Taliban Suhail Shaheen dalam sebuah wawancara yang dikutip dari APTN pada Senin (23/8/2021).

"Jika kami menjajah negara Anda, apa yang akan kalian katakan kepada kami?".

Baca Juga: Tidak Menyerah, Kelompok Perlawanan Anti-Taliban Berhasil Kumpulkan Ribuan Pejuang demi Gulingkan Taliban, Dipimpin Anak dari Komandan Gerilya Paling Kuat di Afghanistan

"Saya membunuh orang-orang Anda di negara Anda, apa yang akan Anda katakan?".

Taliban mengakui pertempuran selama 20 tahun itu telah banyak menyebabkan pertumbahan darah.

Tidak hanya dari kubu AS dan NATO, tapi juga pasukan Taliban dan warga Afghanistan sendiri. 

“Saya pikir orang-orang kami sangat menderita, pertumpahan darah, kehancuran, semuanya."

"Tapi kami mengatakan masa lalu adalah masa lalu."

"Biarlah itu menjadi bagian dari sejarah masa lalu kami."

"Sekarang kami ingin fokus pada masa depan”, tutupnya.

Baca Juga: PPKM Diperpanjang Lagi Tapi Boleh WFO, Tempat Ibadah dan Wisata Kembali Dibuka, WHO Langsung Tegur Indonesia, 'Jangan Sampai Kecolongan Lagi'