Intisari-Online.com - Kelompok perlawanan anti-Taliban tidak menyerah walauAfghanistan jatuh ke tangan Taliban.
Justru kelompok ini semakin berani mengalahkankelompok militan itu setelahAfghanistan jatuh ke tangan Taliban.
Bahkan kelompok itumengatakan memiliki ribuan orang yang siap untuk berperang.
Ali Nazary, kepala hubungan luar negeri Front Perlawanan Nasional Afghanistan (NRF), mengatakan kepada BBC pada Selasa (24/8/2021) bahwa mereka ingin melakukan negosiasi damai.
Sementara itu, Taliban mengatakan mereka telah mengepung benteng Lembah Panjshir dan mengepung kelompok itu.
Tapi para tokoh-tokoh perlawanan itu tidak akan mundur.
Amrullah Saleh, yang merupakan Wakil Presiden Afghanistan yang digulingkan oleh Taliban, kini berada di sekarang berbasis di Lembah Panjshir.
Salah mentweet bahwa Taliban telah mengumpulkan pasukan di dekat pintu masuk ke lembah.
Wilayah Panjshir - khususnya Lembah Panjshir - terkenal karena berhasil melawan invasi, termasuk dari pasukan Uni Soviet selama perang Soviet-Afghanistan dari 1979 hingga 1989, dan Taliban pada 1990-an.
Sekarang, wilayah tersebut masih di bawah kendali NRF, yang didirikan oleh Ahmad Massoud, putra pahlawan perlawanan Afghanistan Ahmad Shah Massoud.
Ahmad Shah Massoud adalah seorang komandan gerilya kuat yang memimpin perlawanan terhadap Uni Soviet.
Dan kemudian memimpin sayap militer pemerintah Afghanistan melawan Taliban pada 1990-an.
Setelah Taliban menguasai, dia adalah komandan oposisi utama melawan kekuasaan mereka, sampai pembunuhannya oleh Al-Qaeda pada tahun 2001.
Nazary mengatakan kepada program Today di Radio BBC 4 bahwa Panjshir baru-baru ini menerima pasukan perlawanan lokal dari seluruh negeri, yang telah bergabung dengan pejuang yang telah mereka latih secara lokal.
Dia mengatakan kelompok itu memiliki ribuan pasukan siap untuk perlawanan.
Namun daripada perang, kelompok Anti-Taliban itu memiliki perdamaian.
"Kami lebih memilih untuk mengejar perdamaian dan negosiasi sebelum segala jenis perang dan konflik," tambah juru bicara itu.
Tujuan akhir NRF adalah bentuk pemerintahan yang terdesentralisasi di negara ini.
"NRF percaya bahwa untuk perdamaian abadi kita harus mengatasi masalah mendasar di Afghanistan," lanjutnya.
"Afghanistan adalah negara yang terdiri dari etnis minoritas, tidak ada yang mayoritas."
"Ini negara multikultural, jadi perlu pembagian kekuasaan - kesepakatan pembagian kekuasaan di mana semua orang melihat diri mereka berkuasa."
"Memiliki satu kelompok yang mendominasi politik hanya akan mengarah pada perang internal dan kelanjutan dari konflik saat ini," katanya.
"Kami lebih suka perdamaian, kami memprioritaskan perdamaian dan negosiasi," tambah Nazary.
"Jika ini gagal - jika kita melihat bahwa pihak lain tidak tulus, jika kita melihat bahwa pihak lain mencoba memaksakan diri di seluruh negara - maka kita tidak akan menerima agresi apa pun."
“Dan kami telah membuktikan diri, rekam jejak kami dalam 40 tahun terakhir telah menunjukkan bahwa tidak ada yang mampu menaklukkan wilayah kami, terutama Lembah Panjshir."
"Mereka tidak dapat mengalahkankami," tutupnya.