Intisari-Online.com - Sudah menjadi rahasia umum bahwa Timor Leste lebih dekat dengan Australia dibanding Indonesia.
Itu karena rakyat Timor Leste mendapat banyak bantuan dari Australia selama krisis. Termasuk ketika mereka berperang dengan Indonesia.
Namun siapa sangka ada rahasia dibalik itu semua. Apa itu?
Dilansir daritheguardian.com pada Selasa (24/8/2021), senator independen Rex Patrick telah meluncurkan proses di pengadilan banding administratif untuk membatalkan keputusan pemerintah.
Dia meminta untuk tidak merilis dokumen kabinet arsip yang menetapkan strategi Australia untuk barter dengan sekutunya yang miskin di perbatasan laut Laut Timor.
Negosiasi tersebut sangat penting bagi Timor Leste dan Australia. Itu karena mereka mendikte akses ke ladang gas Greater Sunrise.
Patrick sedang mengupayakan pembebasan pengajuan kabinet yang menguraikan strategi negosiasi Australia, tertanggal 29 Agustus 2000, dan risalah terkait, tertanggal 4 September 2000.
Dokumen kabinet biasanya dipublikasikan setelah 20 tahun.
Tetapi, dokumen-dokumen itu dia minta ditahan karena dianggap dapat merusak hubungan Australia dengan pemerintah negara asing saat ini.
Patrick meminta peninjauan kembali atas keputusan tersebut, yang mendorong dirilisnya versi menit yang telah banyak disunting.
Yang bisa diduga dari dokumen itu adalah pengajuan ke kabinet tentang perundingan Laut Timor telah dilakukan.
Kemungkinandokumen itu mengungkap strategi Australia untuk barter di perbatasan laut Laut Timor sebelum operasi penyadapan kontroversial yang diungkapkan oleh Witness K dan Bernard Collaery.
Setelah intervensi oleh Departemen Perdana Menteri dan Kabinet, alasan kerahasiaan pun berubah.
Pemerintah mengklaim konten yang disunting dapat menyebabkan kerusakan pada keamanan, pertahanan, atau hubungan internasional persemakmuran.
Dan pengungkapan itu dapat digunakan oleh organisasi atau individu dengan kepentingan keamanan nasional untuk mengambil tindakan balasan terhadap operasi keamanan.
“Sangat mengherankan bahwa pemerintah Australia sekarang harus mengklaim bahwa pelepasan pengajuan kabinet 20 tahun pada negosiasi Celah Timor akan merusak keamanan nasional dan secara khusus membahayakan operasi keamanan saat ini,” kata Patrick.
Profesor Universitas New South Wales Clinton Fernandes mengatakan kecurigaannya sendiri tentang apa yang akan ditunjukkan oleh dokumen tersebut.
Fernandes mengatakan kepada Guardian Australia bahwa dia menduga dokumen tersebut akan menunjukkan bahwa pemerintah tahu Timor Leste sangat membutuhkan uang.
Itu terjadi setelah Indonesia menghancurkan 80% infrastruktur negara.
Dia juga percaya catatan itu akan menunjukkan Australia tahu berbagai faksi di Timor Leste bersatu dalam keinginan mereka untuk mencapai batas laut.