Find Us On Social Media :

Pantas Warganet Takut saat Tahu BIN Gelar Vaksinasi, CIA Terbukti Pakai Program Vaksin untuk Buru DNA Musuh Terbesar AS, Warga Negara Ini Sampai 'Trauma' dengan Vaksin Setelah Satu Dekade Berlalu

By Ade S, Kamis, 15 Juli 2021 | 16:20 WIB

Ini teknik yang digunakan Agen Cia untuk interogasi targetnya.

Intisari-Online.com -  Badan Intelijen Negara (BIN) secara resmi akan ikut serta menggelar vaksinasi Covid-19 secara door to door.

Sebanyak 19.000 warga yang berasal dari 14 provinsi menjadi sasaran dari program vaksinasi dari BIN tersebut.

Upaya untuk langsung 'menjemput bola' tersebut, menurut Kepala BIN Budi Gunawan, dilakukan serentak oleh BIN pada Rabu (14/7/2021).

"Kegiatan ini dilaksanakan di 14 provinsi daerah episentrum, ada 15 kabupaten kota dan 32 titik," tutur Budi dalam siaran langsung yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden.

Baca Juga: Intelijen AS Beberkan Dua Teori 'Panas' Tentang Asal Usul Covid-19, Skenario Kecelakaan Laboratorium Juga Disebutkan

Empat belas provinsi yang dimaksud adalah DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan Papua.

Budi sendiri menjelaskan bahwa langkah vaksinasi door to door dipilih oleh BIN demi menjangkau keluarga yang tak memiliki akses.

Selain itu, dengan program vaksinasi jemput bola ini juga diharapkan warga yang takut keluar rumah demi menghindari Covid-19 dapat terjangkau.

"Semoga segala upaya dan ikhtiar yang dilakukan hari ini akan segera dapat membentuk target herd immunity untuk Indonesia sehat, Indonesia hebat untuk mengatasi wabah pandemi Covid-19 ini," tutup Budi.

Baca Juga: Dikenal Musuh Bebuyutan, Dokumen Rahasia CIA Ini Ungkap Amerika Pernah Nyaris Jatuhkan Bom Nuklir di China Gara-Gara Masalah yang Tak Belum Kelar Ini

Sekilas apa yang dilakukan oleh BIN tersebut merupakan salah satu bentuk partisipasi dari lembaga negara untuk meningkatkan jumlah warga yang mendapat vaksinasi.

Namun, seiring dengan kabar tersebut, muncul juga kekhawatiran tentang apa tujuan sebenarnya dari BIN di balik program vaksinasi tersebut.

Maklum, sebagai sebuah lembaga spionase yang bertugas mencari informasi secara rahasia, warga tentu berpikir ada hal lain yang sedang dicari oleh BIN.

Apalagi, dalam jagat spionase dunia, ada sebuah skandal besar yang melibatkan program vaksinasi di dalamnya.

Sebuah skandal yang terjadi pada 2011 yang benar-benar mencoreng wajah salah satu lembaga spionase paling mentereng di dunia.

Mereka menggunakan program vaksinasi untuk memburu musuh terbesar negaranya yang bertahun-tahun diburu.

 

Anak-anak tak berdosa yang kemudian menjadi sasaran dari rencana yang dianggap sangat tidak bermoral tersebut.

Sempat ditutup-tutupi beberapa tahun, program tersebut akhirnya diakui sendiri oleh pemerintah negara yang menaungi lembaga spionase tersebut.

Baca Juga: Dibongkar CIA konon Hanya Dimiliki Israel, Inilah Senjata Militer 'Haram' yang Diam-Diam Masih Digunakan, Bisa Membunuh Musuh Dalam Sekejap, Tanpa Meninggalkan Jejak Ledakan

Pada 2014, Gedung Putih, mengakui bahwa mereka menggunakan program vaksinasi palsu sebagai operasi mata-mata.

Melalui CIA, seperti diakui oleh Lisa Monaco (penasihat Presiden Obama), Amerika Serikat menggunakan data genetik yang diperoleh melalui program vaksin.

Pengakuan tersebut, menurut BBC, juga kemudian diiringi dengan pengumuman berhentinya program spionase melalui vaksinasi palsu.

Alasannya bukan karena perasaan bersalah terhadap warga Pakistan, yang kini begitu trauma dengan program vaksinasi, melainkan karena desakan dari kalangan tenaga medis profesional.

Lalu, apa sebenarnya tujuan utama dari pengambilan data genetik yang ditutupi oleh program vaksinasi palsu tersebut?

Ternyata semuanya dilakukan demi satu nama yang selama bertahun-tahun menjadi musuh besar Amerika Serikat.

Ya, siapa lagi musuh terbesar pemerintah dan militer negeri Paman Sam kalau bukan Osama Bin Laden.

Melalui CIA, AS kemudian menjalan program vakinasi palsu di Pakistan demi memburu DNA Osama.

Baca Juga: Dunia Berhutang Kepadanya! Khianati Negaranya Sendiri, Ini Detik-detik Ketika Intelijen Militer Uni Soviet Telepon CIA dan MI6 untuk Selamatkan Dunia dari Serangan Nuklir

Melalui anak-anak Pakistan yang divaksinasi, CIA kemudian mencoba mencari anak dari Osama melalui sampel DNA dari anak-anak tersebut.

Langkah strategis nan tak bermoral tersebut dilakukan setelah CIA melacak keberadaan seorang kurir Osama di sebuah kompleks di kota Abottabad, Pakistan.

Vaksinasi hepatitis B menjadi kedok badan intelijen AS tersebut kemudian dilaporkan oleh media-media ternama seperti The Telegraph dan The Guardian.

Seorang perawat Pakistan kemudian akhirnya mampu menembus dinding kompleks yang diduga menjadi tempat tinggal Osama untuk kemudian mengambil sampel DNA dari anak-anak di sana.

Tidak jelas apakah strategi tersebutlah yang pada akhirnya membongkar keberadaan Osama.

Namun, yang pasti pada tahun yang sama (2011) dan di kota yang sama (Abottabad), Osama bin Laden akhirnya berhasil dibunuh oleh pasukan elite AS, Navy SEAL.

Pantas saja pada akhirnya sebagian besar warga Pakistan menjadi antivaksin. Trauma atas program vaksinasi palsu terlalu membekas dalam ingatan mereka.

Baca Juga: Dianggap Mata-Mata Paling Berbahaya di Dunia dan Terbesar Kedua Setelah CIA, Rupanya Mossad Israel Lebih Banyak Rekrut Wanita Sebagai Anggotanya, Ini Alasannya