Penulis
Intisari-online.com - Saat ini China dan Amerika merupakan dua kekuatan besar dunia.
Keduanya juga dikenal sebagai musuh bebuyutan, yanhg diprediksi akan memulai Perang Dunia III suatu hari nanti.
Namun, siapa sangka jauh sebelum kedua negara ini memanas seperti saat ini, dulunya AS pernah nyaris hancurkan China dengan bom nuklir.
Rencana Amerika ratakan China dengan bom nuklir itu terjadi pada tahun 1958 silam.
Baca Juga: Tak Berguna, Proyek Super Mahal Timor Leste Ini Justru Bikin Negara Masuk Jebakan Utang China
Menurut 24h.com.vn, alasan AS menghancurkan China adalah untuk mempertahankan pulau Taiwan pada saat itu.
Dokumen yang tidak diklasifikasikan dirilis oleh Daniel Ellsberg, mantan analis militer Angkatan Darat Amerika.
Para jenderal AS pada saat itu mengatakan, jika AS menyerang nuklir China, Soviet mungkin akan membantu melancarkan pembalasan nuklir.
Namun jenderal AS menyebut, hal itu sebagai harga yang pantas untuk dipertaruhkan, dalam mempertahankan pulau Taiwan.
Baca Juga: Mazlan Idris, Politikus yang Tewas di Tangan Mona Fandey Karena Ingin Tongkat Soekarno
Dokumen tersebut diklasifikasikan sebagai sangat rahasia pada tahun 1966 dan hanya dibuka sebagian pada tahun 1975.
Ellsberg,yang kini berusia 90 tahu, mengatakan kepada New York Times bahwa dia menyalin dokumen rahasia di awal tahun 1970.
Dia memutuskan untuk merilis dokumen yang tidak diklasifikasikan, di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dan China, tentang masalah Taiwan.
Pada tahun 1958, jika China bertekad mendarat di pulau Taiwan.
Jenderal Nathan Twining, Ketua Kepala Staf Gabungan saat itu, menegaskan bahwa AS akan menggunakan senjata nuklir untuk menyasar pangkalan tersebut.
Angkatan udara Chinasudah ancang-ancangmencegah kampanye intervensi udara, menurut dokumen yang dideklasifikasi.
Baca Juga: Muncul Spekulasi Baru Asal Usul Virus Corona, Bikin China Tidak Bisa Berbohong Lagi pada Dunia
Jika tindakan ini masih tidak mencegah China untuk menyerang pulau Taiwan.
AS tidak punya pilihan selain meluncurkan serangan nuklir jauh di dalam wilayah China, sejauh utara Shanghai.
Presiden AS saat itu Dwight D Eisenhower lebih suka menggunakan senjata konvensional.
Krisis 1958 berakhir ketika daratan Cina berhenti menembaki Taiwan, membatalkan rencana untuk mendarat.
China menganggap Taiwan sebagai wilayah yang tidak dapat dicabut, yang harus ditarik kembali dengan paksa jika perlu.
Amerika Serikat menjalin hubungan diplomatik dengan China pada 1979.
Tetapi masih memasok senjata ke pulau Taiwan dengan tujuan memastikan kemampuan pulau itu untuk mempertahankan diri.
Selama beberapa bulan terakhir, pesawat tempur China telah memasuki zona identifikasi pertahanan udara yang disiapkan oleh Taiwan setiap hari.
Hingga saat ini China masih terus berupaya untuk mengambil paksa Taiwan sebagai bagaian dari wilayahnya.
AS sudah berkali-kali mengirimkan kapal perang melalui Selat Taiwan, terakhir pada 18 Mei.