Find Us On Social Media :

Walau Sudah Memanas dan Siap Perang Kapan Saja, Ternyata Amerika Sudah Itung-itungan Bakal Rugi Besar Jika Perang dengan China, Ini Alasannya

By Khaerunisa, Minggu, 25 April 2021 | 15:35 WIB

(ilustrasi) Walau Sudah Memanas dan Siap Perang Kapan Saja, Ternyata Amerika Sudah Itung-itungan Bakal Rugi Besar Jika Perang dengan China, Ini Alasannya

Intisari-Online.com - Kekuatan militer Amerika Serikat tak diragukan lagi jika negara tersebut harus maju dalam peperangan melawan China.

Militer AS masih merupakan yang terkuat di dunia, menurut Global Firepower 2021.

Dibanding China, negara tersebut masih unggul dua peringkat.

AS berada di puncak peringkat, sedangkan China ada di peringkat ke-3 di antara 140 kekuatan militer negara-negara di dunia.

Baca Juga: Dampaknya Luar Biasa, Ternyata Militer Amerika Pun Sampai Ikut Turun Tangan Melakukan Pencarian KRI Nanggala, Dilaporkan Ada Jejak Misterius yang Ditemukan, Apa Itu?

Dilihat dari Power Indexnya, AS punya skor 0.0718, sedangkan China 0.0854, di mana skor 0.000 merupakan nilai yang dianggap sempurna.

Dua kekuatan tersebut terus terlibat ketegangan, dengan berbagai masalah yang memanaskan hubungan keduanya.

Beberapa masalah tersebut, mulai tuduhan AS terhadap China yang menyebutnya tidak transparan dalam penanganan Covid-19, kebuntuan di Laut China Selatan, bentrok Taiwan, perang dagang, masalah Hong Kong, hingga Nuklir Korea Utara.

Namun, meski AS siap perang kapan saja, terselip kekhawatiran ini jika negara adidaya tersebut harus berperang melawan China.

Baca Juga: Bikin Bangga, Prajurit TNI Berhasil Bikin Milisi Paling Beringas di Kongo Turun Gunung Bahkan Sudi Serahkan Ratusan Senjata dan Amunisi, Libatkan Tim Kartini untuk Misi Khusus

Melansir 24h.com (24/4/2021), simulasi pertempuran dengan China dilakukan oleh militer AS, namun hasilnya menngecewakan.

Dikatakan, meskipun dapat dimenangkan oleh AS, namun ada risiko kerugian besar yang harus ditanggung negara tersebut.

Menurut skenario simulasi latihan tersebut, China akan menyerang Taiwan pada tahun 2030 dan militer AS akan berpihak pada Taipei.

Tujuan utamanya adalah untuk mempelajari kemampuan operasional angkatan udara.

Baca Juga: Pantas Saja WNA India Berbondong-bondong Pindah ke Indonesia, Ternyata Rumah Sakit di Sana Terancam Kolaps hingga Tolak Ratusan Pasien Gegara Hal Ini, Kelurga Pasien Sampai Mohon-mohon

Selain itu, juga termasuk untuk mempelajari penggunaan angkatan laut dan darat AS dalam pertempuran.

Pertempuran disimulasikan menggunakan senjata canggih yang belum dibuat.

Hasilnya yaitu Pentagon mungkin menang, tetapi dengan kerugian besar.

"Untuk menang, baik Pentagon dan publik Amerika harus bersiap menghadapi kekalahan besar seperti itu" kata Wakil Kepala Staf Angkatan Udara AS Clint Hinot setelah latihan.

Menurut RIA Novosti (media Rusia), untuk memenangkan AS, telah dibuat sejumlah asumsi yang menguntungkannya.

Baca Juga: Penembak Jitu Rusia Vasily Zaisev yang Legendaris, Cedera Mata Membuatnya Absen di Medan Perang, Artefaknya Ditampilkan dalam Pameran di Moskow

Diantaranya adalah kepemimpinan melalui sistem komando terpadu, jaringan bandara dan pangkalan yang baru dikerahkan, sekelompok drone dan pembom B-21 Raider juga dalam komando bergerak.

Sementara itu, pertempuran militer simulasi yang sebelumnya dilakukan oleh komando selalu diakhiri dengan kekalahan telak bagi pasukan lawan.

Namun, selama simulasi kali ini, Pentagon tidak memperkirakan bahwa China juga akan memperbarui persenjataannya pada tahun 2030.

Karena itulah hasilnya mungkin tidak sesuai dengan kepentingan AS.

Baca Juga: 'Jepang Tak Bisa Gunakan Samudera Pasifik Sebagai Saluran Pembuangan Mereka!' Inilah Deretan Undang-undang Internasional yang Dilanggar Jepang demi Buang Limbah Nuklir Fukushima

Perbandingan Kekuatan Militer dan AS Saat Ini

Global Firepower menyusun peringkat kekuatan militer negara-negara di dunia dengan menggunakan lebih dari 50 faktor individu untuk menentukan skor Power Index suatu negara.

Kategorinya mulai dari kekuatan militer dan keuangan hingga kemampuan logistik dan geografi.

Amerika Serikat yang berada di peringkat pertama kekuatan militer dunia, kini secara keseluruhan diperkuat 2.245.500 personel militer, dengan 1.400.000 di antaranya merupakan personel aktif dan 845.500 personel merupakan kekuatan cadangan.

Sedangkan personel militer aktif China masih belum terkalahkan, yaitu sebanyak 2.185.000 personel. Jumlah tersebut ditambah dengan kekuatan cadangan sebanyak 510.000 personel.

Baca Juga: Sempat Beredar Hoax KRI Nanggala Sudah Bisa Dihubungi, Rupanya Ini Alasan Mengapa Kapal Selam Justru Sangat Mustahil Dihubungi Jika Hilang Kontak

Itu belum termasuk paramiliternya yang berjumlah 660.000, sehingga menjadikan total keseluruhan personel militer China sebanyak 3.355.000.

Dari sisi keuangan, militer AS juga masih menjadi yang terkaya, belum terkalahkan oleh negara manapun.

Global Firepower memperkirakan anggaran pertahanan AS tahun ini sebesar 740,5 miliar dolar AS.

Militer China pun masih menjadi militer terkaya, namun berada di bawah kekayaan AS. Disebut, anggaran pertahanan Negeri Panda sebesar 178,2 miliar dolar AS.

Baca Juga: Sejak Kecil Perlihatkan Kejeniusannya, Inilah Abdus Salam, Ilmuwan Pakistan Pertama Penerima Hadiah Nobel Bidang Fisika

Untuk sektor udara, militer AS diperkuat 13.233 pesawat. Di antaranya 1.956 pesawat tempur, 761 pesawat serangan khusus, 749 pesawat misi khusus, 5.436 helikopter, 904 helikopter serang, 625 armada tanker, 945 pesawat transport, dan 2.765 pesawat latihan.

Saat ini, kekuatan udara AS merupakan yang paling unggul di dunia, tak ada negara yang jumlah persenjataan sektor udaranya melebihi jumlah miliknya.

Sedangkan China memiliki 1.200 pesawat tempur, 371 pesawat serangan khusus, 115 pesawat misi khusus, 902 helikopter, 327 helikopter serang, 3 armada tanker, 264 pesawat transport, dan 405 pesawat latihan.

Bagaimana di dua sektor lainnya?

Baca Juga: Fokus di Titik-titik Ini Saat Pijat Kaki, Dijamin Hasilnya Memuaskan

Di sektor darat, AS memiliki 6.100 tank, 40.000 kendaraan lapis baja, 1.400 artileri self-propelled, 1.340 artileri derek, dan 1.365 proyektor roket.

Jumlah kendaraan lapis baja AS adalah yang terbanyak di antara militer negara-negara di dunia.

Sedangkan angkatan darat China diperkuat 3.205 tank, 35.000 kendaraan lapis baja, 1.970 artileri self-propelled, 1.234 artileri derek, dan 2.250 proyektor roket.

Selanjutnya di sektor Laut, AS memimpin dengan 11 kapal induk, 92 kapal perusak, dan 10 operator helikopter yang merupakan terbanyak di dunia.

Baca Juga: Bahaya Terjebak di Bawah Es, Ekspedisi Kapal Selam ke Kutub Utara dan Kembali Lagi, Gunakan Linggis Baja Besar untuk Bersihkan Gumpalan Es dari Menara Komando

AS juga memiliki 68 kapal selam, 21 korvet, 12 mine warfare, 13 kapal patroli.

Sedangkan China memimpin dengan kepemilikan kapal selam dan fregatnya, masing-masing berjumlah 79 dan 46.

Selain itu, Negeri Panda juga punya 2 kapal induk, 50 kapal perusak, 72 korvet, 36 mine warfare, dan 123 kapal paptroli.

Bisakah Anda membayangkan seperti apa jadinya jika dua negara yang punya persenjataan militer seperti itu saling berhadapan satu sama lain?

Baca Juga: Sejak Kecil Perlihatkan Kejeniusannya, Inilah Abdus Salam, Ilmuwan Pakistan Pertama Penerima Hadiah Nobel Bidang Fisika

(*)

 

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari