Penulis
Intisari-Online.com - Dilaporkan 132warganegara asing (WNA) asal India masuk ke Indonesia.
Walau mereka membawa surat negatif Covid-19, ternyata ada 9 orang yang dinyatakan positif setelah diperiksa ulang.
MenurutKasubdit Karantina Kesehatan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Benget Saragih, para WNA asal India itu datang menggunakan pesawat carter.
Di mana sebagian besar adalah ibu rumah tangga dan anak-anak.
Mengapa para WNA asal India itu berbodong-bondong datang ke Indonesia di tengah pandemi virus corona (Covid-19)?
Dilansir daricnn.com pada Minggu (25/4/2021), ternyata sistem perawatan kesehatan India dan layanan penting lainnya hampir runtuh.
Itu terjadi ketika gelombang virus corona kedua yang dimulai pada pertengahan Maret 2021 dengan kecepatan yang menghancurkan.
Pada hari Rabu, India mengalami kenaikan harian tertinggi dalam infeksi dan kematian sejak dimulainya pandemi.
Yaitu ada 295.041 kasus Covid-19 baru dan 2.023 kasus kematian.
Oleh karenanya, banyak rumah sakit yang menolak pasien dan meminta lebih banyak oksigen.
Sementara keluarga yang putus asa meminta tempat tidur. dan obat-obatan di media sosial.
"Volumenya sangat besar," kata Jalil Parkar, konsultan paru senior di Rumah Sakit Lilavati di Mumbai.
"Ini seperti tsunami."
Bahkan lockdown yang diberlakukan beberapa hari lalu tidak mempan lagi menghadapi pandemi.
Dalam seminggu saja, hampir 1,6 juta kasus virus coronabaru telah terdaftar di seluruh India.
Tabung oksigen diperebutkan
Dilansir dari theguardian.com pada Minggu (25/4/2021), salah satu masalah terbesar di India adalah kekurangan tabung oksigen yang membuat pasien dan keluarga pasien putus asa.
BahkanRumah sakit di Delhi mengeluarkan peringatan SOS pada hari Jumat.
Di mana mereka mengatakan hanya memiliki persediaan oksigen yang tersisa dan akan habis dalam beberapa jam kemudian.
Lalu mereka memohon bantuan pemerintah.
Sementara media sosial dibanjiri dengan permintaan tabung oksigen, yang dibagikan oleh orang-orang yang mencari perawatan mendesak untuk kerabat mereka.
Layanan kereta api khusus juga mulai memindahkan tangki oksigen dari pabrik baja ke daerah yang terkena dampak paling parah dalam upaya meredakan krisis.
Kekurangan begitu parah sehingga beberapa negara bagian mengerahkan polisi bersenjata untuk menjaga persediaan, menyusul laporan pencurian oleh keluarga yang putus asa.
Tak hanya soal tabung oksigen, rumah sakit di India utara dan barat, termasuk Delhi, kehabisan tempat tidur dan oksigen, menurut pejabat dan dokter.
"Oksigen akan bertahan dua jam lagi," kata rumah sakit Ganga Ram di Delhi.
Padahal rumah sakit inimerawat 500 pasien Covid-19 dan 25 orang telah meninggal di bangsal dalam 24 jam karena tak ada tabung oksigen.
Banyaknya pasien Covid-19 membuat pasien kasus lain seperti kecelakaan tidak bisa merawat banyak pasien.
Sebab, ada 160 pasien non Covid-19 tapitabungoksigen hanya tersisa ntuk 30 menit.
“Setiap orang berjuang untuk bertahan hidup dan berusaha melindungi orang yang mereka cintai."
"Ini sulit untuk dilihat," kataBhramar Mukherjee, seorang profesor biostatistik dan epidemiologi di Universitas Michigan di AS.
Sementarakepala menteri Delhi, Arvind Kejriwal, mengaku diatidak akan pernah bisa memaafkan diri sendiri jika banyak warga India meninggal karena kekuarangan oksigen.