Intisari-Online.com - Setelah dilaporkan hilang kontak pada Rabu (21/4/2021) di perairan Bali, kapal selam KRI Nanggala-402 dinyatakan tenggelam.
Hal itu berdasarkan penemuan beberapa bukti otentik bahwa kapal selam KRI Nanggala-402 sudah masuk isyarat Subsunk setelah 72 jam pencarian.
Tenggelamnya KRI Nanggala-402 langsung menarik perhatian seluruh warga Indonesia dan negara tetangga tentang keselamatan kapal selam di abad baru.
Empati publik pun tampaknya didorong oleh keyakinan bahwa ketika kapal selam tenggelam, hanya sedikit yang bisa dilakukan untuk awak.
Tentu beberapa orang, khususnya para keluarga korban masih berharap ada harapan tentang keselamatan 53 awak yang bertugas di dalamnya.
Lalu pertanyaan umum pun muncul, apa yang dapat dilakukan jika terjadi kecelakaan dan membuat kapal selam itu tidak bisa kembali ke permukaan laut?
Informasi itu terdapat pada Journal of Military and Veterans’ Health, jmvh.org, dengan judul Submarine escape and rescue: a brief history yang ditulis Nick Stewart.
Dilansir dari mvh.org, pada Minggu (25/42021), ada dua opsi yang tersedia untuk awak kapal selam yang mengalami kegagalan naik ke permukaan (DISSUB).
Yaitu melarikan diri (escape) atau menyelamatkan (rescue).
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR