Intisari-Online.com - Siapa yang tidak mengenalXanana Gusmao?
Xanana Gusmao merupakan tokoh penting di Timor Leste.
Pria berusia 74 tahun itu pernahmenjabat sebagai Presiden Timor Leste periode 2002 -2007.
Lalu setelahnya menjabat menjadiPerdana Menteri Timor Leste dua periode yakni 2007-2012 dan 2012-2015.
Nah, di tengah berbagai peristiwa mengerikan yang menimpa Timor Leste, seperti bencana alam dan pandemi Covid-19, muncul kontroversi baru terkaitXanana Gusmao.
Dilansir darismh.com.aupada Senin (19/4/2021), mantan presidenitu dilaporkan telah menentang lockdownpandemi Covid-19 danmengumpulkan ratusan orang di luartempatisolasi.
Ternyata dia menuntut pembebasan jenazah seorang pria yang tercatat sebagai pasien kedua yang tewas akibat Covid-19 di negara itu.
Bahkan dia juga menyangkal pasien tersebut tertular penyakitmematikan itu dan memperingatkan orang untuk tidak pergi ke rumah sakit jika mereka sakit.
Tak sampai disitu, pahlawan kemerdekaan itu bahkantertangkap dalam video terlibat dalam pertengkaran sengit di jalan dengan dan menampar dua pelayat.
Gusmao menuntut pembebasan jenazah Armindo Borges, yang meninggal pada usia 47 pada Minggu malam saat diangkut dari Rumah Sakit Nasional Dili ke pusat isolasi Vera Cruz setelah dinyatakan positif Covid-19.
Menurutnya pria itu meninggal karena alasan kesehatan yang tidak terkait dengan virus corona.
Oleh karenanya, dia memimpinkeributan di gerbang fasilitas atas nama keluarga pria itu.
Kerabat menginginkan jenazah dikembalikan untuk upacara pemakaman daripada membiarkannya dimakamkan oleh pemerintah sesuai dengan protokolkesehatan.
Diketahui, Timor Leste baru saja dilandabanjir dan tanah longsor yang menewaskan sedikitnya 42 orang dan menyebabkan 70 lainnya hilang.
Kejadian ituterjadi kurang dari sebulan setelah ibu kota itudilockdown karena lonjakankasus virus corona terus meningkat.
Timor Leste pun telah meminta bantuan kepada Australia dan mendapat bantuan darurat senilai 7 juta Dolar AS.
Namun karena pandemi dan bencana alam, Timor Leste mencatatkan kasus kematian pertama di negara itu.
Akibatnya kasus itu menjadi pusat perhatiansampai Gusmaoturun tangan.
Gusmao juga terekam berulang kali menampar wajah dua kerabat almarhum, seorang pria dan seorang wanita, dalam upaya untuk menenangkan mereka.
“Saya mendengar ambulans setiap hari dan mereka mengatakan itu karena Covid-19. Namun kenyataannya tidak."
"Kenyataannya itu adalah penyakit lain seperti demam berdarah dan penyakit lain, tetapi bukan Covid-19. ”
Mendengar keluhan salah satu orang penting di Timor Leste,Mendagri menjawabnya.
"Xanana Gusmao mungkin tidak percaya ini bukan Covid-19. Tapi kami punya hasilnya. Hasilnya menunjukkan dia positif Covid-19."
Gusmao memberi tahu bahwa dia tidak percaya dengan tes swab.
"Saya akan menunggu di sini sampai saya mengambil mayatnya," katanya sambil duduk di kursi plastik di luar pusat isolasi.
Menurut outlet media lokal The Oekusi Post, korban sebelumnya mengalami stroke ringan dan mengalami serangan mendadak pada hari Minggu.
Hal itu menyebabkan kerabatnya memanggil ambulans, yang membawanya ke rumah sakit.