Find Us On Social Media :

Lepas dari Uni Eropa, Inggris Mulai Pepet Indonesia untuk Kerjasama, Tergiur Melihat Pertumbuhan Ekonomi yang Jadikan Indonesia Satu dari Lima Raksasa Ekonomi Dunia 10 Tahun Mendatang

By Maymunah Nasution, Sabtu, 3 April 2021 | 11:27 WIB

Ilustrasi ekonomi Indonesia yang sudah tumbuh untuk menjadi salah satu raksasa ekonomi dunia 10 tahun mendatang

Intisari-online.com - Lepasnya Inggris dari Uni Eropa menjadi salah satu langkah pertama Inggris untuk bisa melangkah maju tanpa bantuan negara-negara Eropa.

Kini, rupanya negara persemakmuran itu mulai menggaet Indonesia untuk dijadikan salah satu mitra penting.

Melansir artikel milik Noto Suoneto di The Diplomat, awal bulan Maret kemarin, Inggris mempublikasikan "Review Kebijakan Keamanan, Pertahanan, Pengembangan dan Kebijakan Luar Negeri Terintegrasi".

Dokumen tersebut menggambarkan visi pemerintah Inggris untuk peran Inggris dalam melawan tantangan global yang telah mengalami evolusi.

Baca Juga: Sudah Dikepung Pasukan Amerika, Inggris, hingga Prancis, Kini Giliran Kanada Tiba-tiba Kirim Kapal Perangnya ke Laut China Selatan, Ternyata China Dicurigai Lakukan Kecurangan Ini

Dalam review itu, pemerintah Inggris menetapkan tujuan keamanan nasional dan sasaran kebijakan internasional tahun 2025, di bawah segmen yang digambarkan sebagai "Inggris Global."

Dari berbagai prioritas kebijakan luar negeri Inggris, pemerintah mengakui jika pusat gravitasi ekonomi dan geopolitik dunia sedang berpindah ke timur menuju Indo-Pasifik.

Wilayah Indo-Pasifik memang mulai disorot, bahkan dalam laporan Inggris tersebut diberi sektor Istimewa berupa laporan khusus mengenai Indo-Pasifik.

Beberapa rekomendasi yang perlu dicatat adalah ulasan jika dorongan London untuk perjanjian perdagangan dengan negara kunci regional, termasuk anggota ASEAN, dan membangun diplomasi "soft power" melalui bantuan ke wilayah tersebut.

Baca Juga: Sejarawan Militer Sebut Ketegangan AS-China Berpotensi Menjadi Perang Nuklir dan Menyeret Negara Lain Melintasi Indo-Pasifik

Sebagai negara kunci di ASEAN, sudah banyak harapan mengenai hubungan antara Inggris dan Indonesia untuk mulai ditingkatkan.

Namun diperkirakan hubungan dua negara tidak banyak berubah dibandingkan sebelum Inggris keluar dari Uni Eropa.

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi sudah mengatakan prioritas utama hubungan Indonesia-Inggris tetap sama seperti sebelumnya dan dua negara baru mengadakan serangkaian pertemuan tingkat tinggi untuk merencanakan kerjasama.

Pendidikan, perdagangan, bisnis dan lingkungan tetap menjadi sektor utama kerjasama dua negara.

Baca Juga: Lain dengan Negara Asia Lain, Tidak Antusias dengan 'Ledakan' Kelahiran Bayi Generasi Baru, Indonesia Ternyata Sudah Ketar-ketir dalam 10 Tahun Jumlah Penduduk Bisa Capai Angka Fantastis Ini

Kini, ada sedikit perubahan dengan tantangan Covid-19 dan strategi Inggris untuk menjadikan Inggris lebih "mendunia".

Menlu Inggris Dominic Raab, seiring dengan Asia yang semakin penting, "Inggris global" akan mencari cara membantu menguatkan kerjasama dengan negara-negara di wilayah Indo-Pasifik.

Meninggalkan Uni Eropa menurutnya adalah kesempatan bagus untuk meluaskan kepentingan keamanan dan geopolitik, dan juga menguatkan ikatan ekonomi dengan Asia Tenggara.

Pentingnya Indonesia

Baca Juga: Xiaomi Dimasukkan AS ke Daftar Hitam Perusahaan China, Nyatanya China Sudah Menangkan Perang Dagang China-AS, Ini Buktinya

Bagi pemerintah Inggris, Indonesia penting karena posisi strategis di Asia Tenggara dan menjadi salah satu pertumbuhan ekonomi tercepat di Asia Tenggara.

Firma Konsultasi PricewaterhouseCoopers memperkirakan Indonesia akan tumbuh menjadi raksasa ekonomi keempat dunia di tahun 2050.

Sementara itu melihat proyeksi Standard Chartered tahun 2019 yang menggunakan nilai tukar paritas daya beli dan PDB nominal, Indonesia diperkirakan akan menjadi salah satu raksasa ekonomi dunia kelima tahun 2030, berjejer dengan Jerman, Jepang, Rusia dan Brasil.

Kunjungan Menlu Retno ke Inggris Oktober 2020 lalu menekankan beberapa kepentingan strategis dua negara.

Baca Juga: Terus Digadang-gadang akan Jadi Raksasa Ekonomi Dunia, Indonesia Justru Jadi Negara yang Paling Sedikit Diberitakan di Dunia, Mengapa?

Pertama, kunjungan itu mengamankan pengiriman vaksin AstraZeneca ke Indonesia.

Kedua, Indonesia mendukung tawaran Inggris untuk menjadi Mitra Dialog ASEAN, dan ketiga, kedua negara melanjutkan keterlibatan dalam tantangan global seperti HAM, demokrasi, keamanan wilayah dan perubahan iklim.

Bulan berikutnya, dua negara menyelesaikan fase terakhir dari Review Perdagangan Gabungan, instrumen yang dirancang mengarahkan masa depan kerjasama perdagangan bilateral, yang mana menjadi kunci penting Indonesia untuk menguatkan diplomasi ekonomi di Eropa.

Hal ini cukup mendesak, mengingat Inggris bukanlah salah satu dari 10 mitra dagang Indonesia dan volume ekspor telah menurun selama 5 tahun terakhir.

Baca Juga: Temui Kejeniusan George Soros Milyader Yahudi yang Konon Mampu Picu Krisis Keuangan Dunia Setelah Tercatat Pernah Runtuhkan Ekonomi Indonesia dan Kacaukan Ekonomi Asia

Isu yang paling diperdebatkan sampai saat ini adalah mengenai minyak kelapa sawit dan standar lingkungan untuk industri kayu, yang mana tawaran Indonesia untuk menurunkan standar itu akan menciptakan kontroversi dan mungkin merusak reputasi global Inggris.

Selain itu, perlu diupayakan membangun hubungan antara Perdana Menteri Boris Johnson dan Presiden Jokowi.

Akibat sistem presidensial yang unik di Indonesia, di mana kebijakan luar negeri ditetapkan di tingkat eksekutif terutama oleh presiden, pandangan Jokowi cukuplah penting dalam hubungan dengan Inggris.

Hal ini juga akan menguntungkan Inggris karena Jokowi bisa merekomendasikan Inggris ke negara lain sehingga kerjasama bilateral dengan negara lain akan dipermudah.

Baca Juga: Ramai Kelapa Sawit Indonesia Ditolak Swiss, Sampai Dilakukan Referendum Penolakannya di Mahkamah Konstitusi Swiss, Bagaimana Hasilnya?

Dilihat dari kacamata geopolitik, Inggris akan menjadi energi tambahan yang mencari cara mempengaruhi kemampuan ASEAN untuk mengarahkan kepedasan hubungan antara China dan AS.

Inggris juga perlu berhati-hati dalam menyinggung hubungan Indonesia dengan China, agar kesalahan administrasi AS era Presiden Donald Trump yang berupaya menjauhkan Indonesia dari China tidak terulang lagi.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini