Find Us On Social Media :

'Fat, Kurus Ataukah Gemuk?', Surat Cinta Bung Karno Ketika Diasingkan ke Pulau Bangka setelah Agresi Militer Belanda II

By Khaerunisa, Kamis, 18 Februari 2021 | 13:25 WIB

Ruangan di Pesanggrahan Wisma Menumbing, Muntok, Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung. Tempat Soekarno diasingkan setelah Agresi Militer Belanda II.

Intisari-Online.com - Setelah terjadi peristiwa Agresi Militer Belanda II, para tokoh Bangsa Indonesia ditawan dan diasingkan oleh Belanda, termasuk Bung Karno dan Bung Hatta.

Saat masa pengasingan, mereka tidak ditumpuk di satu lokasi saja, melainkan disebar di beberapa tempat.

Beberapa di antaranya diasingkan bergantian dengan menggunakan lokasi yang sama.

Soekarno sendiri berpindah dari satu lokasi ke lokasi, mulai dari Berastagi, Kota Parapat di tepian Danau Toba, hingga ke Muntok Pulau Bangka.

Baca Juga: Inilah Hasil Perjanjian Roem Royen 1949, Perundingan yang Berlangsung Alot Sampai Harus Menghadirkan Bung Hatta dari Pengasingan

Berada di pengasingan Berastagi selama 12 hari sejak 22 Desember 1948, kemudian Soekarno dipindahkan ke Parapat Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, mulai 4 Januari 1949.

Ketika itu, bersama Soekarno adalah dua rekan seperjuangannya, Sutan Sjahrir (Perdana Menteri RI) dan Haji Agus Salim.

Dari Parapat, Bung Karno dipindahkan ke Muntok Pulau Bangka, tepatnya di Pesanggraghan Menumbing menyusul Bung Hatta yang sudah lebih dulu diasingkan ke sana.

Enam bulan berada di pengasingan Muntok, rupanya ada peninggalan unik Bung Karno di tempat ini, yaitu surat cintanya untuk sang istri, Fatmawati.

Baca Juga: Dampak Konflik Indonesia-Belanda, Indonesia Pernah Hanya Meliputi Jawa Sumatera dan Madura Saja, Ini Sebabnya

Kini Pesanggrahan Menumbing telah menjadi museum yang memperlihatkan benda-benda bersejarah.

Melansir Tribunnews, salah satu yang menarik dari peninggalan itu adalah surat cinta Bung Karno pada istrinya Fatmawati.

Surat itu melampirkan gambar foto Bung Karno, sehari setelah diasingkan di Muntok.

"Fat, ini adalah gambar mas pada waktu sehari di Muntok. Kurus ataukah gemuk?. Mas. Soekarno".

Baca Juga: 'Kerajaan Tenggelam' Berusia 4.500 Tahun Ini Muncul Kembali dari Laut Setelah Berabad-abad Jadi Legenda

Begitulah bunyi surat Bung Karno kepada Fatmawati dari pengasingan Muntok.

Selain surat cinta Soekarno kepada Fatmawati, melansir Kompas.com, di Pesanggerahan Menumbing ini pelbagai barang peninggalan tokoh bangsa masih bisa ditemukan.

Seperti berbagai foto, satu unit mobil Ford bernopol BN-10, hingga perabotan yang dulu pernah digunakan untuk menerima tamu-tamu penting.

Pesanggrahan Menumbing merupakan sebuah bangunan permanen berbahan batu dan semen yang dicat warna putih.

Baca Juga: Bukannya Pentingkan Rakyat Kecil, di Negara Ini Pejabat Diam-Diam Manfaatkan Kekuasannya Untuk Suntik Dirinya Sendiri dengan Vaksin Covid-19, Ada 500 Pejabat Melakukannya

Bangunan ini mirip benteng yang menghadap langsung ke Pelabuhan Muntok.

Selain bangunan utama serupa benteng, juga terdapat sejumlah bangunan kecil yang berfungsi sebagai gudang dan pos jaga.

Di sekitar benteng terdapat banyak lembah yang curam.

Tempat ini dibangun pertama kali oleh pemerintah Belanda sebagai lokasi peristirahatan kepala administrasi pertimahan Muntok.

Baca Juga: PM Israel Lega, Biden yang Dianggap Hina Dirinya Akhirnya Menelepon, Apa yang Dibicarakan?

Berada di puncak Gunung Menumbing berketinggian 445 meter di atas permukaan laut (mdpl), keberadaan Pesanggrahan Menumbing sangat terpencil.

Masuk ke dalam ruangan pesanggrahan, terdapat ruang tamu yang dulunya pada masa kolonial Belanda digunakan sebagai tempat berkumpul masyarakat lokal mengadakan syukuran peresmian gedung tersebut, sekitar tahun 1930.

Ruangan tempat Soekarno dan Hatta pernah tinggal itu, terbagi dua bagian.

Pertama dari pintu kamar, terdapat ruangan berukuran sekitar 4x5 meter.

Baca Juga: Inilah Sosok Marie Thomas yang Ada di Google Doodle Hari Ini, Dokter Wanita Pertama Asal Minahasa yang Banyak Bantu Warga Miskin

Di dinding tembok putih menghadap ke pintu kamar, sebuah meja dan kursi yang semakin usang termakan usia. Di meja inilah, Soekarno sering melakukan aktivitas menulis dan membaca.

Di sebelah kiri ruangan pertama, ada pintu yang menghubungkan kamar Soekarno.

Ada dua ranjang masing-masing berukuran 1x2 meter terbuat dari kayu, berdekatan satu sama lain.

Pesanggrahan Menumbing sendiri disebut memiliki sekitar 30 kamar, sementara satu di antara kamar tersebut yang pernah disinggahi Soekarno kini dikeramatkan.

Baca Juga: Bikin Amerika dan Sekutunya Ketar-ketir, Rusia Punya Kapal Selam Besar yang Bisa Ratakan Puluhan Kota dalam Sekali Tembak, Ini Kehebatannya

(*)

 

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari