Intisari-online.com - Saat ini pemberian vaksin adalah salah satu langkah tepat untuk menghentikan Covid-19.
Namun, pemberian vaksin yang merata kepada semua masyarakat yang tentunya diutamakan.
Karena bagaimanapun, pengadaan vaksin adalah untuk memberikan kekebalan massal, terutama kepada masyarakat umum yang dianggap lebih membutuhkan.
Akan tetapi, menurut 24h.com.vn, pada Selasa (16/2/21), ada sebuah negara di mana pejabatnya justru menyalahgunakan kekuasaannya.
Mereka memanfaatkan jabatannya untuk mendapatkan vaksin terlebih dahulu ketimbang rakyatnya.
Peristiwa itu, terjadi di sebuah negara Amerika Latin, Peru dan diungkapkan oleh presidennya sendiri.
Menurut Presiden Peru, Francisco Sagasti, mengatakan lebih dari 480 pejabat hampir 500 orang memanfaatkan posisi dan kewenangan mereka.
Secara diam-diam memanfaatkan jabatannya untuk melakukan vaksinasi Covid-19 terlebih dahulu.
"487 orang, termasuk sejumlah besar pejabat pemerintah telah memanfaatkan kekuasaan mereka untuk mendapatkan vaksin Sinopharm," kata Presiden Sagasti dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Senin.
Menurut Sagasti, kelompok tersebut termasuk mantan pejabat dari pemerintahan Martin Vizcarra.
Serta mantan Menteri Luar Negeri Elizabeth Astete dan mantan Menteri Kesehatan Pilar Mazzetti.
Astete mengajukan pengunduran dirinya kepada Presiden Sagasti pada akhir pekan.
Setelah mengakui bahwa dirinya telah divaksinasi terhadap COVID-19 sebelum memulai program imunisasi yang diperluas di negara tersebut.
Mantan menteri Astete menerima dosis pertama vaksin Sinopharm pada 22 Januari.
Setelah dia melakukan kontak dengan orang-orang dengan COVID-19 pada Desember dan Januari.
Selain Astete, Menteri Kesehatan Peru Pilar Mazzetti juga telah mengajukan pengunduran diri kepada Presiden Sagasti.
setelah diketahui mantan Presiden Martin Vizcarra sudah menerima vaksin pencegah COVID-19 lebih awal, sebelum suntikan.
Presiden Sagasti menerima dosis pertama vaksin Sinopharm (China) minggu lalu, ketika kampanye vaksinasi ekstensif diluncurkan di negara Amerika Latin.
Sebelumnya, Peru menerima 300.000 dosis vaksin China pada 7 Februari.
Penyedia layanan kesehatan adalah yang pertama menerima vaksin COVID-19.