Bukannya Pentingkan Rakyat Kecil, di Negara Ini Pejabat Diam-Diam Manfaatkan Kekuasannya Untuk Suntik Dirinya Sendiri dengan Vaksin Covid-19, Ada 500 Pejabat Melakukannya

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi vaksin virus corona.
Ilustrasi vaksin virus corona.

Intisari-online.com - Saat ini pemberian vaksin adalah salah satu langkah tepat untuk menghentikan Covid-19.

Namun, pemberian vaksin yang merata kepada semua masyarakat yang tentunya diutamakan.

Karena bagaimanapun, pengadaan vaksin adalah untuk memberikan kekebalan massal, terutama kepada masyarakat umum yang dianggap lebih membutuhkan.

Baca Juga: Ngakunya Miliki 0 Kasus Covid-19 di Negaranya, Korea Utara Malah Kepergok Meretas Data Vaksin Milik Amerika, Terkuak Gunakan Cyber Canggih Ini

Akan tetapi, menurut 24h.com.vn, pada Selasa (16/2/21), ada sebuah negara di mana pejabatnya justru menyalahgunakan kekuasaannya.

Mereka memanfaatkan jabatannya untuk mendapatkan vaksin terlebih dahulu ketimbang rakyatnya.

Peristiwa itu, terjadi di sebuah negara Amerika Latin, Peru dan diungkapkan oleh presidennya sendiri.

Baca Juga: Sudah Lama Pesan Vaksin Covid-19 dari Rusia, Kirimannya Belum Juga Datang ke Palestina, Pemerintahnya Tuduh Negara Ini Blokir Pengiriman Vaksin

Menurut Presiden Peru, Francisco Sagasti, mengatakan lebih dari 480 pejabat hampir 500 orang memanfaatkan posisi dan kewenangan mereka.

Secara diam-diam memanfaatkan jabatannya untuk melakukan vaksinasi Covid-19 terlebih dahulu.

"487 orang, termasuk sejumlah besar pejabat pemerintah telah memanfaatkan kekuasaan mereka untuk mendapatkan vaksin Sinopharm," kata Presiden Sagasti dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Senin.

Menurut Sagasti, kelompok tersebut termasuk mantan pejabat dari pemerintahan Martin Vizcarra.

Serta mantan Menteri Luar Negeri Elizabeth Astete dan mantan Menteri Kesehatan Pilar Mazzetti.

Astete mengajukan pengunduran dirinya kepada Presiden Sagasti pada akhir pekan.

Baca Juga: Sindikat Mengerikan di China, 70 Warganya Ditangkap Atas Produksi dan Penyelundupan Vaksin Virus Corona Palsu, Raup Keuntungan Hampir 39 Miliar Rupiah

Baca Juga: Padahal China Saja Butuh 5,5 Tahun, 2 Negara Ini Malah Mampu Beri Vaksin Kepada 75% Warganya Hanya Dalam Waktu 2 Bulan, Bagaimana dengan Indonesia?

Setelah mengakui bahwa dirinya telah divaksinasi terhadap COVID-19 sebelum memulai program imunisasi yang diperluas di negara tersebut.

Mantan menteri Astete menerima dosis pertama vaksin Sinopharm pada 22 Januari.

Setelah dia melakukan kontak dengan orang-orang dengan COVID-19 pada Desember dan Januari.

Selain Astete, Menteri Kesehatan Peru Pilar Mazzetti juga telah mengajukan pengunduran diri kepada Presiden Sagasti.

setelah diketahui mantan Presiden Martin Vizcarra sudah menerima vaksin pencegah COVID-19 lebih awal, sebelum suntikan.

Presiden Sagasti menerima dosis pertama vaksin Sinopharm (China) minggu lalu, ketika kampanye vaksinasi ekstensif diluncurkan di negara Amerika Latin.

Sebelumnya, Peru menerima 300.000 dosis vaksin China pada 7 Februari.

Penyedia layanan kesehatan adalah yang pertama menerima vaksin COVID-19.

Baca Juga: Hanya Karena Kesalahan Pemakaian Suntik yang Digunakan untuk Warganya, Jepang Harus Membuang Jutaan Dosis Vaksin Pfizer Karena Tidak Bisa Dipakai, 12 Juta Warga Masih Belum Bisa Divaksin

Artikel Terkait