Padahal China Saja Butuh 5,5 Tahun, 2 Negara Ini Malah Mampu Beri Vaksin Kepada 75% Warganya Hanya Dalam Waktu 2 Bulan, Bagaimana dengan Indonesia?

Maymunah Nasution

Editor

Para peneliti mengingatkan bahayanya herd immunity bila diterapkan untuk mengatasi Covid-19.
Para peneliti mengingatkan bahayanya herd immunity bila diterapkan untuk mengatasi Covid-19.

Intisari-online.com -Kapan sebenarnya pandemi ini berakhir?

Hal inilah yang ditanyakan semua orang melebihi yang lain sejak Covid-19 melanda seluruh dunia.

Jawabannya bertumpu pada vaksinasi.

Dilansir dari The Straits Times, Bloomberg telah membangun database terbesar untuk vaksinasi Covid-19 di seluruh dunia, lebih dari 119 juta dosis terdaftar di seluruh dunia.

Baca Juga: Sindikat Mengerikan di China, 70 Warganya Ditangkap Atas Produksi dan Penyelundupan Vaksin Virus Corona Palsu, Raup Keuntungan Hampir 39 Miliar Rupiah

Ahli dari AS seperti Dr Anthony Fauci telah mengira akan diperlukan 70% sampai 85% vaksinasi dari populasi agar bisa segera normal kembali.

Pelacak Vaksin Bloomberg menunjukkan beberapa negara membuat perkembangan jauh lebih cepat dibandingkan negara lain, menggunakan vaksinasi 75% dengan vaksin dua dosis sebagai target mereka.

Kemudian, dengan pabrik vaksin mempercepat produksinya, akan lebih banyak orang yang tervaksinasi dalam waktu lebih cepat.

Israel, negara dengan laju vaksinasi tertinggi di dunia saat ini sudah menuju vaksinasi 75% hanya dalam waktu 2 bulan saja.

Baca Juga: Malaysia Tak Perlu Iri Lagi dengan Indonesia, Muhyiddin Yassin Sudah Jadwalkan Vaksinasi Warganya, Tapi Harus Hadapi Tes Ini Dahulu

Sementara AS bisa menyusul pada Tahun Baru 2022.

Dengan vaksinasi terjadi lebih cepat di negara Barat yang lebih kaya daripada negara lain di Bumi, diperlukan total 7 tahun untuk dunia kembali normal seperti sediakala.

Kalkulator Bloomberg menyediakan perhitungan berbanding terbalik yang tunjukkan ketika jumlah vaksinasi meningkat, waktu yang diperlukan untuk mencapai 75% warga suatu negara akan turun.

Meski begitu perhitungan itu juga tidak terlalu tepat karena beberapa hal yang mengganggu perhitungannya.

Baca Juga: Eropa Seperti 'Negara Komunis' dengan Ratusan Tunawisma karena Covid-19, Seorang Sukarelawan: 'Ini Pusat Kota Glasgow Abad ke-21'

Contohnya di AS, target New York untuk berhasil beri vaksin kepada 75% warganya mundur dari 13 bulan menjadi 17 bulan karena badai salju yang menghambat vaksinasi.

Contoh lain di Kanada, dengan tingkat vaksinasi turun separuh beberapa minggu belakangan mengikuti laporan pengiriman vaksin yang tertunda.

Berdasarkan tingkat inokulasi terbaru Kanada diperlukan lebih dari 10 tahun untuk berhasil berikan vaksin kepada 75% warganya, tentunya tapi Kanada tidak perlu laksanakan pembatasan jarak selama 10 tahun.

Kanada memiliki kontrak untuk membeli lebih banyak dosis vaksin per orang daripada negara lain, dan laju vaksinasinya diharapkan akan meningkat.

Baca Juga: Lagi-lagi China, Mantan Presiden yang Sudah Dimakzulkan Ini Bisa Dapat Vaksin Sinopharm Lebih Awal dari Masuknya Vaksin ke Negaranya, Sampai Buat Dua Menteri Mundur, Mengapa?

Hal ini juga akan dipercepat lebih jauh karena lebih banyak vaksin tersedia.

Beberapa pabrik vaksin terbesar dunia di India dan Meksiko baru saja memulai produksinya.

China, sementara itu, akan memerlukan waktu 5.5 tahun untuk berikan vaksin kepada populasi raksasanya, bahkan meskipun mereka laksanakan vaksinasi satu juta dosis per harinya.

Situasinya akan lebih ngeri di India, Indonesia dan Rusia.

Kemungkinan 3 negara ini termasuk Indonesia akan memerlukan waktu 10 tahun untuk menginokulasi populasi mereka jika laju vaksinasi yang ada hanya seperti yang sudah ada.

Baca Juga: Melalui Metode Komputasi, Inilah Prediksi Kapan Pandemi Covid-19 di Dunia Akan Segera Berakhir, Diperkirakan Butuh Waktu Selama Ini Untuk Kembali Normal

Lebih dari 8.5 miliar dosis vaksin telah dipesan oleh negara-negara melalui lebih dari 100 perjanjian yang dilacak oleh Bloomberg.

Hanya sepertiga negara-negara dunia yang sudah memulai kampanye vaksinasi mereka.

Masalahnya, meskipun vaksinasi dapat melindungi warga terhadap Covid-19 dalam beberapa minggu setelah disuntik, jika yang disuntik hanya beberapa orang saja, virus masih bisa menyebar tanpa dideteksi.

Perhitungan ini pun menggunakan dua dosis vaksinasi lengkap, berdasarkan analisis jika diperlukan dua dosis per orang di dalam populasi, tapi tidak membedakan antara dosis pertama atau dosis kedua.

Baca Juga: Bersabarlah, Walau Telah Dilakukan Vaksinisasi Covid-19 Massal, Butuh 7 Bulan Lagi Dunia Bisa Normal Lagi,Tapi Nasib Indonesia Lebih Suram Karena Fakta Ini

Jika dibedakan maka laju vaksinasi harian akan berganti dan tidak tersedia di lebih dari 20% negara-negara yang dilacak.

Hal ini karena vaksin baru oleh Johnson & Johnson baru-baru ini tunjukkan hasil positif menggunakan dosis tunggal di pengujian klinis besar-besaran.

Perlu diingat juga vaksin belum ada yang disahkan digunakan untuk anak kecil.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait