Melalui Metode Komputasi, Inilah Prediksi Kapan Pandemi Covid-19 di Dunia Akan Segera Berakhir, Diperkirakan Butuh Waktu Selama Ini Untuk Kembali Normal

Afif Khoirul M

Penulis

Ilustrasi - Virus Corona atau Covid-19.

Intisari-online.com - Saat ini masalah Covid-19 telah menjadi perhatian utama hampir semua negara di seluruh dunia.

Hal ini membuat banyak negara melakukan berbagai cara dan upaya untuk mengakhir pandemi yang sudah setahun berlalu ini.

Hingga kini meski telah ditemukan vaksin tampaknya belum bisa menjadi solusi utama untuk menghentikan penyebaran virus ini.

Tentu saja penguncian, dan pembatasan sosial, masih terus dilakukan di banyak negara untuk memutus rantai penyebaran.

Baca Juga: Dulu Jadi Negara Teraman di Dunia dari Covid-19, Kini Kondisi Negara Ini Masih Tak Karuan Meski Hampir Sebagian Besar Rakyatnya Sudah Diberi Vaksin Covid-19

Bahkan di Indonesia sendiri, setelah hampir setahun berlalu pandemi ini belum menunjukkan tanda penurunan signifikan.

Menurut 24h.com.vn, pada Sabtu (6/2/21), untuk menghentikan pandemi ini dibutuhkan kekebalan skala besar pada masyarakat.

Untuk mendapatkan kekebalan itu salah satunya adalah dengan melakukan pemberian vaksinasi.

Saat ini hanya Israel yang menjadi negara pertama di dunia, yang paling tinggi memberikan dosis vaksin kepada rakyatnya sendiri.

Baca Juga: Wanita dan Keluarganya Ini Tewas Karena Sembunyikan Hasil Tes Covid-19, Ingat, Jangan Pernah Sembunyikan Status Kesehatan Anda Bila Terpapar Virus Corona

Dari data-data ini Bloomberg mencoba memprediksi kapan pandemi Covid-19 ini akan berakhir di seluruh dunia.

Menggunakan model perhitungan bersadarkan data penyebaran vaksinasi Covid-19 di berbagai negara di dunia.

Ternyata masih butuh waktu sangat lama sebelum pandemi ini akan berakhir sepenuhnya dan kembali seperti kehidupan normal.

Model komputasi yang dilakukan Bloomberg, mengatakan dengan tingkat vaksinasi saat ini, dibutuhkan setidaknya 7 tahun bagi umat manusia untuk mengakhiri pandemi Covid-19.

Tingkat vaksinasi merupakan kriteria terpenting untuk menjawab pertanyaan kapan epidemi Covid-19 ini akan berakhir.

Lebih dari setahun menyebar ke seluruh dunia, penyakit ini telah menginfeksi lebih dari 105 juta orang dan menyebabkan lebih dari 2 juta kematian.

Anthony Fauci, penasihat medis senior pemerintah AS mengatakan bahwa untuk mencapai kekebalan publik, setiap negara harus memiliki 70% - 85% dari total populasi untuk divaksinasi Covid-19.

Baca Juga: Efektif Sampai 91%, Para Ahli BongkarSputnik V, Vaksin Virus Corona dari Rusia Sanggup Cegah Gejala Terparah, Semua Gara-gara Hal Ini

Menurut Bloomberg, beberapa negara yang berushaha lebih cepat dibandingkan negara lain dalam perlombaan vaksinasi.

Mereka di antaranya adalah Israel adalah negara dengan jumlah dosis per kapita terbesar di dunia.

Kemudian diikuti oleh Uni Emirat Arab, Inggris Raya, Amerika Serikat, Spanyol, Italia, dan Jerman.

Diharapkan dalam 2 bulan ke depan, Israel akan memenuhi tujuannya untuk memvaksinasi Covid-19 untuk 75% populasi.

Amerika Serikat diharapkan menyelesaikan target imunisasinya pada tahun 2022.

Menurut Bloomberg, ketika negara-negara Barat yang kaya mengeluarkan uang untuk membeli vaksin Covid-19, penyebaran vaksin global melambat.

Oleh karena itu, dibutuhkan setidaknya tujuh tahun lagi, 75% populasi global akan divaksinasi Covid-19 dan mengakhiri pandemi.

Baca Juga: Inilah Daftar Negara Teraman di Dunia Dari Pandemi Covid-19, Banyak Negar Asia Masuk 10 Besar, Lantas Indonesia di Urutan Berapa?

Namun, perhitungan Bloomberg hanya berdasarkan data tingkat vaksinasi saat ini.

Menurut surat kabar Amerika, jika negara-negara berusaha untuk mempercepat vaksinasi Covid-19, mengembangkan vaksin, dan mengetahui cara berbagi vaksin dengan lebih masuk akal, waktu bagi umat manusia untuk kembali ke kehidupan normal akan lebih pendek.

Menurut para ahli, tingkat vaksinasi di dunia akan meningkat secara bertahap di masa mendatang ketika lebih banyak vaksin diproduksi.

Misal jikaIndia dan Brasil menerima dua produsen vaksin Covid-19 terkemuka di dunia dan keluar dari epidemi, volume global vaksin Covid-19 akan meningkat pesat.

Perusahaan farmasi AS Johnson & Johnson sedang menguji vaksin Covid-19 dengan satu suntikan, bukan dua seperti vaksin lain.

Jika vaksin baru terbukti efektif dan dilisensikan, tingkat vaksinasi dunia akan meningkat.

Artikel Terkait