Advertorial
Intisari-Online.com - Konferensi Asia tahun 1949 menjadi salah satu upaya penyelelsaian konflik Indonesia-Belanda, apa saja isi Resolusi New Delhi ini?
Selain menjadi salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia, India juga ikut berperan penyelesaian sengketa kedaulatan Indonesia-Belanda.
Pasca Agresi Militer Belanda II tahun 1948, India mengajak negara- negara Asia untuk meredakan konflik Indonesia-Belanda dengan mengadakan Konferensi Asia.
Konferensi yang diselenggarakan di ibu kota India, New Delhi, berlangsung pada tanggal 20-25 Januari 1949.
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 dari Jepang, Belanda ingin kembali menguasai bekas jajahannya.
Sebanyak dua agresi militer dilancarkan Belanda antara 1945 sampai 1949.
Agresi Militer Belanda I terjadi pada tahun 1947, sementara Agresi Militer Belanda II terjadi pada tahun 1948. Selain itu, terjadi sejumlah pertempuran antara pasukan Indonesia dan Belanda.
Konflik berdarah antara Indonesia dan Belanda pun mengundang simpati dunia internasional, termasuk India.
Perdana Meneteri India, Pandit Jawaharlal Nehru dan Perdana Menteri Birma, U Aung San, memprakarsai Konferensi Asia (1949).
Sejumlah negara bergabung dalam Konferensi Asia tersebut, termasuk beberapa negara dari luar Asia.
Dilansir dari jurnal Konferensi Asia di New Delhi 20-25 Januari 1949 (2014) karya Fitri Puspasari, Berikut merupakan peserta Konferensi Asia 1949:
Konferensi tersebut menghasilkan beberapa resolusi mengenai masalah Indonesia, sebagai berikut:
Sebelum Konferensi Asia, Perserikatan Bangsa-bangsa juga mengambil peran dalam upaya penyelesaian konflik Indonesia-Belanda.
Pengakuan India terhadap Kemerdekaan Indonesia
India memberikan pengakuan kemerdekaan secara resmi kepada Indonesia pada tanggal 2 September 1946.
Saat itu, Perdana Menteri India, Jawaharlal Nehru, menaruh harapan besar kepada Indonesia untuk turut serta dalam menjaga perdamaian,menghapuskan kolonialisme dan membantu India memperoleh kedaulatan penuh.
Pengakuan India atas kemerdekaan Indonesia tak lepas dari diplomasi yang sebelumnya dilakukan Indonesia.
Diplomasi Beras Sutan Sjahrir merupakan titik awal hubungan bilateral yang harmonis antara Indonesia dan India.
Dalam buku Sejarah Indonesia Modern: 1200-2004 (2005) karya M.C Ricklefs, pada sekitar tahun 1946, India mengalami krisis pangan dan bencana kelaparan berskala nasional.
Mendengar kabar tersebut, Sutan Sjahrir berinisiatif untuk memberikan bantuan beras kepada India.
Tujuan Sutan Sjahrir melakukan Diplomasi Beras dengan India tidak hanya untuk alasan kemanusiaan, namun juga demi kepentingan politik Indonesia.
Sutan Sjahrir menggunakan Diplomasi Beras untuk menembus blokade ekonomi yang dilakukan oleh Belanda pasca proklamasi kemerdekaan.
Selain itu, Sutan Sjahrir juga ingin menghimpun dukungan internasional terhadap kemerdekaan Indonesia.
Pada 18 Mei 1946, Indonesia berhasil melakukan diplomasi dengan India dan mengirimkan 500.000 ton beras kepada K.L Punjabi yang merupakan perwakilan India di Indonesia.
Di sisi lain, India juga memberikan bantuan sandang kepada Indonesia pada tahun yang sama.
Itulah bagaimana terjalinnya hubungan baik India dengan Indonesia, hingga mengantarkan kepada perannya dalam penyelesaian konflik Indonesia-Belanda.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari