Permulaan Konflik Indonesia-Belanda selama 4 Tahun, Ini Cara Belanda Datang ke Indonesia di Awal Kemerdekaan RI

Khaerunisa

Editor

Iring-iringan tentara saat Agresi Militer Belanda I pada 1947. (ilustrasi) Permulaan Konflik Indonesia-Belanda selama 4 Tahun, Ini Cara Belanda Datang ke Indonesia di Awal Kemerdekaan RI
Iring-iringan tentara saat Agresi Militer Belanda I pada 1947. (ilustrasi) Permulaan Konflik Indonesia-Belanda selama 4 Tahun, Ini Cara Belanda Datang ke Indonesia di Awal Kemerdekaan RI

Intisari-Online.com - Konflik Indonesia-Belanda sebelum terjadi pengakuan kedaulatan, setidaknya terjadi selama 4 tahun.

Meski Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, rupanya tidak menghentikan keinginan Belanda untuk kembali menguasai Indonesia.

Pasukan Belanda datang kembali ke Indonesia pada bulan September 1945, tak lama setelah proklamasi kemerdekaan dikumandangkan.

Akibatnya, terjadi perlawanan di berbagai daerah di Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

Baca Juga: Indonesia Harus Menanggung Utang Pemerintah Hindia Belanda, 'Tumbal' untuk Pengakuan Kedaulatan 1949, Segini Besarnya!

Pertempuran fisik maupun upaya diplomasi kemudian dilakukan untuk menyelesaikan konflik tersebut.

Konflik Indonesia-Belanda sendiri pada akhirnya diselesaikan melalui Konferensi Meja Bundar (KMB), di mana Belanda setuju untuk mengakui kedaulatan Indonesia.

Peristiwa itu dikenal sebagai pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda, yang menjadi puncak perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan.

Namun, bagaimana pasukan Belanda datang kembali ke tanah air setelah meninggalkan Indonesia pada 1942?

Baca Juga: Jadi Markas Pesawat Tercanggihnya, Pangkalan Udara Israel Ini Malah Diterobos 'Supercar', Perburuan Besar-besaran Langsung Digelar

Setelah pendudukan oleh Belanda selama 350 tahun, Indonesia dikuasai Jepang hingga tahun 1945.

Saat itu, berlangsung pula Perang Dunia II, yang kemudian berujung pada kelalahan Jepang atas Sekutu.

Kekalahan Jepang itulah yang menyebabkan hilangnya kekuasaan Jepang di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Kemudian, Inggris ditunjuk oleh aliansi Sekutu untuk melucuti, memulangkan tentara Jepang di Indonesia.

Baca Juga: Kedekatannya dengan Bung Karno Terus Dikenang, Ini Tokoh India yang Berperan Aktif dalam Mendukung Kemerdekaan Indonesia

Inggris pun membentuk AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) untuk melakukan tugas tersebut.

Kesempatan itulah yang digunakan pemerintah sipil Hindia-Belanda (NICA), untuk menyusup kembali ke Indonesia.

Mereka masuk melalui beberapa pintu wilayah Indonesia. Terutama daerah yang merupakan pusat pemerintahan pendudukan Jepang seperti Jakarta, Semarang dan Surabaya.

Meski Indonesia telah menyatakan kemerdekaan, namun bagi Sekutu dan Belanda, Indonesia dalam masa kekosongan kekuasaan (vacuum of power).

Baca Juga: Bikin Belanda Tak Berkutik! Inilah Aksi Pemboikotan Ratusan Kapal Belandadi Australia Tahun 1945, Bukti Dukungan Tetangga terhadap Kemerdekaan Indonesia

Setelah Perang Dunia II, terjadi perundingan Belanda dan Inggris di London, Inggris yang menghasilkan Civil Affairs Agreement.

Isi Civil Affairs Agreement adalah tentang pengaturan penyerahan kembali Indonesia dari pihak Inggris kepada Belanda.

Khususnya yang menyangkut daerah Sumatera sebagai daerah yang berada di bawah pengawasan South East Asia Command (SEAC).

Dilansir dari buku Sejarah Indonesia Modern 1200-2004 (2005) karya M.C Ricklefs, tujuan kedatangan Belanda di Indonesia adalah menghancurkan sebuah negara yang bekerja sama dengan Jepang dan memulihkan pemerintahan kolonial yang telah mereka bangun selama 350 tahun.

Baca Juga: Pengakuan Mesir Diikuti Negara-negara Arab, Ini Organisasi di Mesir yang Mempelopori Penggalangan Dukungan terhadap Kemerdekaan Indonesia

Pasukan Sekutu mendarat di Jakarta pada September 1945, di mana kedatangannya diboncengi oleh NICA (Netherland Indies Civil Administration – pemerintahan sipil Hindia Belanda).

Kedatangan NICA di Indonesia mendapat penolakan dan perlawanan rakyat Indonesia di berbagai daerah yang ingin mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

Itulah bagaimana Belanda datang kembali ke Indonesia hingga berujung pada konflik selama 4 tahun.

Konflik Indonesia-Belanda ini berlangsung dari September 1945-Desember 1949.

Baca Juga: Kerja Paksa Pembangunan Jalan Raya Anyer-Panarukan yang Dibangun 'Mas Galak' Daendels Rupanya Tidak Seluruhnya Kerja Paksa Seperti yang Diceritakan Buku Sejarah, Ini Kisahnya

Keinginannya kembali berkuasa di Indonesia, membuat Belanda melancarkan Agresi Militer Belanda I (1947) dan Agresi Militer Belanda II (1948) dengan tujuan meruntuhkan pemerintahan Republik Indonesia.

Selain itu, berbagai peristiwa pertemuran di berbagai daerah tercatat terjadi dalam periode konflik Indonesia-Belanda, di antaranya:

  • Pertempuran Surabaya (10 November 1945)
  • Pertempuran Ambarawa (26 Oktober 1945)
  • Pertempuran 5 Hari di Semarang (15 – 20 OKtober 1945)
  • Pertempuran Medan Area (13 Oktober 1945)
  • Bandung Lautan Api (21 November 1945)
  • Serangan Umum 1 Maret di Yogyakarta (1949)
Sementara dalam upaya diplomasi, dihasilkan perjanjian antara lain: Perjanjian Linggarjati (1946), Perundingan Renville (1947), Perundingan Roem Royen (1949), hingga Konferensi Meja Bundar (1949).

Baca Juga: Pasukan Khusus Indonesia Paskhas Lahir dari Pasukan Terjun Payung Pertama TNI, Ini Kisah 13 Anggotanya Dikepung Belanda dalam Operasi Kotawaringin

(*)

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait