Penulis
Intisari-online.com -Semenjak pesawat Sriwijaya Air SJ182 hilang kontak Sabtu lalu, pencarian terus dilakukan.
Pencarian ini meliputi mencari sisa pesawat, para korban dan yang paling penting adalah black box pesawat.
Kenyataannya, masih banyak yang tidak paham fungsi dari black box.
Rupanya, dalam pencarian pesawat yang jatuh, peran black box sangatlah penting.
Benda itu bisa mengirimkan sinyal.
Sinyal ini selanjutnya bisa digunakan untuk menemukan lokasi jatuhnya pesawat.
Sinyal black box atau kotak hitam ditangkap berada di kedalaman 17-20 meter di bawah laut, pada Minggu (9/1/2021).
Saat terjadi peristiwa kecelakaan pesawat, selain korban, black box menjadi bagian yang paling dicari keberadaannya.
Benda ini dapat merekam dan menjadi sumber yang menjelaskan teknis terjadinya kecelakaan sebuah pesawat.
Fakta tentang black box
1. Berwarna oranye
Meski dinamakan black box atau kotak hitam, sebenarnya benda ini berwarna oranye.
Pewarnaan tersebut dimaksudkan agar tim pencari mudah menemukannya.
Sementara, penamaan black box berawal dari sejarah penggunaannya di masa Perang Dunia II.
Alat pendeteksi ini dicat warna hitam agar tidak memantulkan cahaya.
2. Penemu black box
Penemu black box adalah David Warren.
Ia menciptakan alat ini pada 1950.
Saat usianya masih enam tahun, ayah Warren tewas dalam kecelakaan pesawat pertama di Australia.
Kejadian ini menjadi latar belakang Warren untuk merancang black box.
Pada 1960, Australia menjadi negara pertama yang mewajibkan penggunaan black box untuk semua pesawat komersial.
3. Tahan banting
Black box dirancang agar tidak rusak ketika terjadi sebuah kecelakaan pesawat.
Lapisan luarnya adalah titanium atau baja tahan karat dengan dua lapisan.
Tabung black box tahan banting karena telah diuji dengan dilontarkan menggunakan meriam udara.
Lontaran tersebut menciptakan dampak 3.400 Gs.
Selain itu, benda ini juga kedap air sampai kedalaman 6.000 meter dan tahan suhu panas sampai di atas 1000 derajat celcius selama sedikitnya 30 menit.
4. Terdiri dari 2 bagian
Dalam black box terdapat dua bagian penting, yaitu Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR).
FDR berisi rekaman kecepatan pesawat, ketinggian, percepatan vertikal, dan aliran bahan bakar.
Dengan menganalisis data dalam FDR, kita dapat mengetahui teknis terjadinya kecelakaan sebuah pesawat.
Sementara, CVR berisi rekaman percakapan yang terjadi di kokpit.
Percakapan pilot dan kopilot yang terjadi sebelum kecelakaan dapat memperkuat invetigasi kecelakaan pesawat.
5. Kapasitas penyimpanan
Sebuah black box dapat menyimpan data penerbangan sampai 25 jam.
Data tersebut tersimpan dalam FDR, dan membantu penyelidik mencatat berbagai fungsi operasi pesawat, seperti detail waktu, ketinggian, kecepatan udara, dan arah pesawat.
Adapun, rekaman dalam CVR mampu merekam percakapan pilot dan kopilot selama 2 jam.
Perekam suara kokpit berfungsi untuk menentukan waktu kejadian, karena berisi informasi seperti komunikasi antara awak, pengawas darat, dan pesawat lain.
6. Letaknya di ekor pesawat
Setiap pesawat, baik yang digunakan untuk kepentingan komersial, bisnis, militer, dan kepentingan lainnya, wajib memasang black box.
Umumnya, letak black box biasanya ada di bagian ekor pesawat.
Mengapa di bagian ekor?
Jika terjadi kecelakaan, diharapkan mencegah kerusakan black box.
Akan tetapi, ada black box yang letaknya di bagian tengah atau bagian belakang dekat roda pesawat.
Posisi tersebut tergantung dari konstruksi dan rangka pesawat.
7. Mengirim sinyal hingga 30 hari
Jika terjadi suatu kecelakaan, black box memiliki sistem sinyal darurat berupa sinyal "ping".
Sinyal tersebut berfungsi sebagai pendeteksi lokasi keberadaan black box.
Sinyal akan dikirim setiap satu detik sekali secara otomatis selama 30 hari.
Sinyal itu juga bergantung pada kapasitas baterai sebuah black box.
Para ahli memperhitungkan waktu sinyal paling optimal adalah 6-10 hari sampai baterai melemah.
Sistem pembacaan
Proses ini membutuhkan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk menyelesaikannya.
Di Amerika Serikat, produsen kotak hitam menyediakan sistem pembacaan dan perangkat lunak yang diperlukan untuk melakukan analisis lengkap terhadap data yang disimpan perekam.
Dalam sebuah kasus kecelakaan Air France 447 di Samudera Atlantik 2009 silam, kotak hitam tidak ditemukan sampai hampir dua tahun.
Puing-puing yang berisi kotak-kotak itu terendam di kedalaman hampir 4.000 meter.
Namun, data dan rekaman tersebut berhasil dipulihkan dan terbukti sangat berharga untuk membantu penyelidikan.
Sejak beberapa kecelakaan besar seperti AF447 dan MH370, beberapa pihak telah menyerukan untuk menyiarkan streaming langsung data telemetri dari pesawat, alih-alih menyimpannya di kotak yang harus diambil kembali.
Itu akan memberi peneliti akses langsung ke data yang relevan dan memberi jawaban lebih cepat.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini