Perkembangan Terbaru Pencarian Pesawat Sriwijaya Air SJ182, Black Box Akhirnya Sudah Ditemukan Beserta Bukti-bukti Lainnya

Maymunah Nasution

Editor

Pantauan udara dari pesawat angkut sedang CN-295 dalam misi pencarian korban dan puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di atas perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Minggu (10/1/2021). TNI AU mengerahkan 150 personel dan empat armada, antara lain pesawat CN 295, helikopter EC 725 Caracal, helikopter NAS
Pantauan udara dari pesawat angkut sedang CN-295 dalam misi pencarian korban dan puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di atas perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Minggu (10/1/2021). TNI AU mengerahkan 150 personel dan empat armada, antara lain pesawat CN 295, helikopter EC 725 Caracal, helikopter NAS

Intisari-online.com -Berikut adalah perkembangan terbaru untuk kasus kecelakaan pesawat Sriwijaya Air.

Pesawat yang hilang kontak Sabtu 9/1/2021 itu kini sedang dicari oleh pemerintah lewat TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Darat.

Hasil pencarian mendapatkan hasil kuat tentang jauhnya pesawat tersebut.

TNI juga menemukan black box pesawat Sriwijaya Air di Laut Jawa.

Baca Juga: Ada yang Pecahkan Rekor! Simak 20 Maskapai Teraman di Dunia Berikut Ini

Penemuan itu dikabarkan sejak Minggu kemarin.

Penemuan ini bisa menjadi titik terang mengapa pesawat bisa tiba-tiba hilang kontak dengan stasiun kontrol beberapa menit setelah lepas landas.

Bagus Puruhito, kepala Badan SAR Nasional, mengatakan kapal angkatan laut telah mendeteksi sinyal darurat dari perekam data penerbangan dan perekam suara kokpit.

"Semoga kita bisa segera mengangkat black box di waktu secepatnya untuk menentukan penyebab kecelakan," ujar kepala militer Hadi Tjahjanto dikutip dari Washington Post dan AP.

Baca Juga: Dari 88 Pesawat yang Lenyap Hingga Kawasan Paling Berbahaya untuk Terbang, Inilah Fakta-fakta Tak Terduga dari Kecelakaan Pesawat

"Kami yakin di titik inilah pesawat jatuh."

Pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ182 meninggalkan Jakarta Sabtu di tengah hujan deras menuju Pontianak, Kalimantan dengan 56 penumpang dan 6 kru awak.

Empat menit setelah landas, pesawat Boeing 737-500 tersebut hilang kontak dengan stasiun kontrol, dan terjun 10 ribu kaki hanya dalam 20 detik.

Para penyelam menghabiskan Sabtu dan Minggu menarik puing dan jenazah para korban dari Laut Jawa.

Baca Juga: Kecelakaan Sriwijaya Air Jadi Kecelakaan Ketiga Selama 4 Tahun, Pesawat Boeing 737 Sempat Berganti Julukan The Best Selling Plane Menjadi Pesawat Maut, Tapi Mengapa Bisa Segera Dapat Izin Terbang?

Di antara bagian puing pesawat, penyelamat menemukan baju-baju anak kecil dan potongan tubuh manusia.

Tampaknya tidak ada yang selamat dalam kecelakaan ini.

Presiden Jokowi mengatakan Komite Keamanan Transportasi Nasional akan menginvestigasi kecelakaan ini.

"Saya mewakili pemerintah dan seluruh warga Indonesia mengucapkan duka cita mendalam untuk tragedi ini," ujarnya.

Baca Juga: Meski saat Kecelakaan PIlihannya Hanya Semua Selamat atau Semua Tewas, Faktanya Naik Pesawat Masih Jauh Lebih Aman Dibanding Menggunakan Mobil, Simak Datanya

Keluarga dan kerabat para penumpang masih berduka atas kejadian ini.

Salah satunya adalah Yaman Zai, yang mengatakan kepada wartawan, "saya punya 4 anggota keluarga di penerbangan itu, istri dan tiga anak saya, bagaimana saya bisa bangkit?"

Perusahaan pembuat pesawat Boeing segera mengirimkan pernyataan mengenai kecelakaan tersebut.

Boeing mengatakan 'pikiran kami bersama kru, penumpang dan keluarga mereka.'

Baca Juga: Tepat Sehari Sebelum Pesawatnya Jatuh saat Digunakan Sriwijaya Air, Boeing Dituntut Bayar Rp35 Triliun untuk 2 Kecelakaan Maut, Salah Satunya Terjadi di Indonesia

"Kami sedang berhubungan dengan pelanggan kami dan siap selalu mendukung mereka di waktu yang sulit ini," ujar pernyataan resmi Boeing.

Boeing sendiri sedang menghadapi tuntutan ganti rugi atas kecelakaan model 737 Max.

Teknologi mereka disalahkan telah sebabkan kecelakaan mematikan di Indonesia pada Oktober 2018 yaitu Lion Air, serta Ethiopia pada Maret 2019.

Atas dua kecelakaan tersebut, 737 Max tidak boleh terbang sejak 2019 lalu.

Baca Juga: Boeing 737-500 Seperti yang Digunakan Sriwijaya Air Sudah Banyak Dipensiunkan, Penyelidik Kecelakaan Penerbangan Malah Sebut Usia Bukan Faktor Utama, Lalu Apa?

Mengherankannya, Boeing 737-500 tidak memiliki masalah sistem seperti 737 Max.

Pesawat yang dimiliki Sriwijaya Air juga telah beroperasi sejak 2003 tanpa kefatalan apapun sampai Sabtu kemarin.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait