Intisari-online.com -Berikut adalah perkembangan terbaru untuk kasus kecelakaan pesawat Sriwijaya Air.
Pesawat yang hilang kontak Sabtu 9/1/2021 itu kini sedang dicari oleh pemerintah lewat TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Darat.
Hasil pencarian mendapatkan hasil kuat tentang jauhnya pesawat tersebut.
TNI juga menemukan black box pesawat Sriwijaya Air di Laut Jawa.
Baca Juga: Ada yang Pecahkan Rekor! Simak 20 Maskapai Teraman di Dunia Berikut Ini
Penemuan itu dikabarkan sejak Minggu kemarin.
Penemuan ini bisa menjadi titik terang mengapa pesawat bisa tiba-tiba hilang kontak dengan stasiun kontrol beberapa menit setelah lepas landas.
Bagus Puruhito, kepala Badan SAR Nasional, mengatakan kapal angkatan laut telah mendeteksi sinyal darurat dari perekam data penerbangan dan perekam suara kokpit.
"Semoga kita bisa segera mengangkat black box di waktu secepatnya untuk menentukan penyebab kecelakan," ujar kepala militer Hadi Tjahjanto dikutip dari Washington Post dan AP.
"Kami yakin di titik inilah pesawat jatuh."
Pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ182 meninggalkan Jakarta Sabtu di tengah hujan deras menuju Pontianak, Kalimantan dengan 56 penumpang dan 6 kru awak.
Empat menit setelah landas, pesawat Boeing 737-500 tersebut hilang kontak dengan stasiun kontrol, dan terjun 10 ribu kaki hanya dalam 20 detik.
Para penyelam menghabiskan Sabtu dan Minggu menarik puing dan jenazah para korban dari Laut Jawa.
Di antara bagian puing pesawat, penyelamat menemukan baju-baju anak kecil dan potongan tubuh manusia.
Tampaknya tidak ada yang selamat dalam kecelakaan ini.
Presiden Jokowi mengatakan Komite Keamanan Transportasi Nasional akan menginvestigasi kecelakaan ini.
"Saya mewakili pemerintah dan seluruh warga Indonesia mengucapkan duka cita mendalam untuk tragedi ini," ujarnya.
Keluarga dan kerabat para penumpang masih berduka atas kejadian ini.
Salah satunya adalah Yaman Zai, yang mengatakan kepada wartawan, "saya punya 4 anggota keluarga di penerbangan itu, istri dan tiga anak saya, bagaimana saya bisa bangkit?"
Perusahaan pembuat pesawat Boeing segera mengirimkan pernyataan mengenai kecelakaan tersebut.
Boeing mengatakan 'pikiran kami bersama kru, penumpang dan keluarga mereka.'
"Kami sedang berhubungan dengan pelanggan kami dan siap selalu mendukung mereka di waktu yang sulit ini," ujar pernyataan resmi Boeing.
Boeing sendiri sedang menghadapi tuntutan ganti rugi atas kecelakaan model 737 Max.
Teknologi mereka disalahkan telah sebabkan kecelakaan mematikan di Indonesia pada Oktober 2018 yaitu Lion Air, serta Ethiopia pada Maret 2019.
Atas dua kecelakaan tersebut, 737 Max tidak boleh terbang sejak 2019 lalu.
Mengherankannya, Boeing 737-500 tidak memiliki masalah sistem seperti 737 Max.
Pesawat yang dimiliki Sriwijaya Air juga telah beroperasi sejak 2003 tanpa kefatalan apapun sampai Sabtu kemarin.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini