Diterjunkan Langsung untuk Membantu Evakuasi Sriwijaya Air SJ182 yang Jatuh, Pasukan Marinir Indonesia ini Ternyata Pernah Bikin Jenderal Amerika Geleng-geleng Kepala

Tatik Ariyani

Penulis

Ilustrasi aksi denjaka

Intisari-Online.com -Sabtu (9/1/2021) lalu, pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak diduga jatuh sekitar pukul 14.40 WIB.

Pesawat itu mengangkut penumpang sebanyak 62 jiwa, 6 kru aktif dan 56 penumpang (46 dewasa, 7 anak, 3 bayi).

Hingga kini, pencarian pesawat Sriwijaya SJ182 masih terus dilakukan.

Sebanyak 17 personel pasukan khusus TNI Angkatan Laut (TNI AL) dari Detasemen Jalamangkara (Denjaka) dan 14 personel Intai Para Amfibi Marinir (Taifib) dikerahkan untuk mencari dugaan jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak.

Baca Juga: Mengenal 3 Pasukan Khusus Indonesia dari TNI AL, Pasukan Elite yang Temukan Puing-puing Pesawat hingga Serpihan Mesin di Kedalaman Belasan Meter dalam Pencarian Sriwijaya Air SJ182

Mereka menyelami Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu yang menjadi titik dugaan jatuhnya Sriwijaya Air.

"Diperkirakan dengan kedalaman kurang lebih 20 meter sampai 30 meter," ujar Komandan Tim Penyelam Kapten Marinir Haryono dikutip dari Antara, Minggu (10/1/2021).

Dalam pencarian hari kedua ini, personel Denjaka dan Taifib dilengkapi dengan sea rider, perahu karet, peralatan selam, alat komunikasi bawah air, GPS bawah air, hingga kamera bawah air.

Baca Juga: Temukan Puing Pesawat dan Bagian Tubuh Korban Sriwijaya Air, Pasukan Elite Denjaka Ternyata Sering Bikin Gentar Navy Seal Amerika

Adapun operasi penyelaman ini dipimpin langsung Kapten Marinir Haryono dari Denjaka dan Lettu Marinir Sofy Rahmadani dari Taifib Korps Marinir TNI AL.

Berbicara mengenai Korps Marinir TNI AL, pasukan baret ungu ini memiliki sejarah panjang pertempuran demi tegaknya NKRI.

Marinir merupakan pasukan yang sangat dihormati dan disegani sejak awal berdirinya.

Dulu bernama KKO, Korps Marinir terlibat di berbagai pertempuran maupun operasi militer lainnya.

Nah satu diantara keistimewaan Marinir yakni adanya pasukan khusus super rahasia yang sangat disembunyikan.

Pasukan tersebut bernama Detasemen Jala Mangkara atau Denjaka.

Misi-misi yang dijalankan oleh Denjaka sangat rahasia.

Jejak misi, operasi militer yang terungkap ke publik yakni operasi pembebasan penyanderaan kapal MV Sinar Kudus oleh perompak Somalia.

Baca Juga: Kisah 3 Nelayan jadi Saksi Kecelakaan Sriwijaya Air SJ182, Mengira ada Bencana Sampai Ketakutan Bakal Terjadi Tsunami Sebelum Tau Ternyata Penyebabnya Kecelakaan Pesawat

Kala itu Denjaka yang dikomandani oleh Kolonel Suhartono yang saat ini menjadi Komandan Korps Marinir (Dankormar) diturunkan memburu perompak.

Lalu apa kelebihan dan kehebatan Denjaka? Komandan pasukan Amerika Serikat melihat dengan mata kepala sendiri menyaksikan kehebatan Denjaka.

Korps Marinir TNI AL memiliki pasukan khusus yakni Detasemen Jala Mangkara (Denjaka).

Denjaka merupakan satu diantara pasukan elite yang dimiliki oleh TNI.

Memiliki keahlian bertempur yang mumpuni aksi Denjaka kerap mengundang decak kagum dari pasukan negara asing.

Pasukan khusus TNI meskipun dalam latihan-latihan keras dan ekstremnya selalu dirahasiakan hasil dari latihan yang mencengangkan itu kadang kerap dipamerkan.

Tujuan dari pameran kemampuan ekstrim itu adalah untuk menggoncang para pejabat tinggi militer dari negara lain.

Sehingga para pejabat tinggi bisa menilai seperti apa kuaifikasi kemampuan pasukan khusus TNI sekaligus untuk memberi pesan untuk ‘’tidak main-main’’ dengan pasukan khusus TNI.

Baca Juga: Disebut 11 Menit Paling Krusial Saat Pesawat Lepas Landas, Inilah Critical Eleven Situasi Paling Kritis di Mana Kecelakaan Pesawat Bisa Terjadi

Pasukan khusus dari Korp Marinir TNI AL, Datasemen Jalamangkara misalnya.

Setiap ada pejabat baru dari komandan Korps Marinir AS (USMC) di kawasan Pasifik, pejabat baru itu selalu berkunjung sebagai cerminan bahwa para marinir semua adalah bersaudara (marine brotherhood).

Demi menjamu tamu pejabat tinggi yang notabene pasukan tempurnya bisa saja suatu kali berhadap-hadapan dalam suatu front pertempuran, pejabat bersangkutan sengaja dijamu dengan atraksi ekstrem pasukan khusus Denjaka.

Misalnya saja ketika Komandan Korps Marinir AS untuk kawasan Pasifik, Letjen Duane D Thiessen, berkunjung ke Markas Marinir di Cilandak pada bulan Februari 2012.

Letjen Duane diterima oleh Komandan Korps Marinir Letjen (Mar) M Alfan Baharudin.

Pada saat kedatangannya pejabat tinggi di angkatan laut Amerika Serikat ini sengaja dijamu dengan atraksi ekstrim dari pasukan elit Denjaka.

Penampilan ekstrim Denjaka membuat Letjen Duane sampai geleng-geleng kepala.

Duane tak menyangka disuguhi ketika satu grup pasukan Denjaka mempergakan adegan operasi antiteror dan pembebasan sandera.

Baca Juga: Tahun Terburuk dalam Dunia Penerbangan Disabet Tahun 1972, Lihat Saja Daftar Rentetan Kecelakaan Mengerikan yang Terjadi Tahun Itu dan Berbagai Penyebabnya

Aksi nyata pasukan Denjaka yang seharusya berlangsung dalam kawasan yang terisolir itu dilaksanakan di depan pasukan Korps Marinir.

Saat itu Korps Marinir sedang menggelar upacara sambutan kehadiran Letjen Duane.

Yang bikin Duane mengelus dada ialah meski hanya atraksi atau sebatas latihan aksi Denjaka ini dilakukan menggunakan peluru tajam.

Dalam atraksi tersebut satu regu pasukan Denjaka yang mengenakan gear lengkap tempur pasukan antiteror, memperagakan aksi tembak-menembak menggunakan peluru tajam dalam posisi posisi saling berhadapan.

Masing-masing personel Denjaka yang mempergakan operasi pembebasan sandera masuk ke tengah-tengah upacara menggunakan kendaraan khusus lalu melakukan atraksi tembak-menembak di atas dua truk yang biasa digunakan untuk mengangkut tank.

Dia atas dua bak truk yang sudah dipasang sasaran tembak yang terbuat dari bahan khusus (kevlar) masing-masing berdiri satu personel Denjaka pada posisi saling berhadapan dalam jarak sekitar sepuluh meter lalu melakukan atraksi saling menembak menggunakan senapan serbu jarak dekat menggunakan peluru tajam.

Sasaran tembakan adalah kevlar yang berada di samping kanan atau kiri personel Denjaka.

Semua pasukan Denjaka yang melakukan atraksi simulai antiteror itu memang mengenakan rompi anti peluru tapi dalam atraksi itu sama sekali tidak boleh ada kesalahan karena semua peluru yang ditembakkan harus tepat sasaran.

Sebab jika tidak tepat sasaran peluru bisa menghantam personel Denjaka atau menyasar kepada anggota Marinir yang tetap beridiri tegap di arena seputar upacara.

Atraksi teknis pembebasan sandera dan serbuan antiteror menggunakan peluru tajam di depan umum itu hanyalah salah satu kemampuan Denjaka yang dipertunjukkan.

Semua bisa berjalan lancar dan aman karena berkat latihan keras dan para personelnya yang terlatih baik (well trained).

Pada prinsipnya pasukan Denjaka dipersiapkan untuk melaksanakan operasi-operasi khusus di lautan.

Tapi berkat pelatihan kerasnya mereka juga mumpuni untuk melakukan operasi tempur di medan ekstrim baik di laut, darat, maupun udara.

Sebagai pasukan khusus terlatih Denjaka siap diterjunkan dalam medan tempur paling ekstrem dan siap pula menghadapi tantangan paling ekstrem kapan pun dimana pun.

Artikel Terkait