Find Us On Social Media :

Ingat, Jangan Asal-asalan Pilih Metode Diet, Karena Kekurangan Karbohidrat Justru Bisa Bahayakan Kesehatan Tubuh, Ini yang Harus Anda Lakukan

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 28 Oktober 2020 | 09:00 WIB

Diet rendah karbohidrat vs rendah lemak, manakah yang efektif turunkan berat badan?

Intisari-Online.com –  Ketika merasa berat badan berlebih, Anda pun bermaksud menurunkannya agar mendapatkan berat ideal.

Alih-alih berkonsultasi dengan dokter, Anda memilih sendiri yang menurut Anda pas dengan penawaran diet yang berseliweran di media sosial.

Pilihan Anda jatuh pada diet karbohidrat.

Nah, berapa banyak kadar karbohidrat dalam menu makanan Anda sehari-hari?

Baca Juga: Mau Turunkan Berat Badan dengan Diet Karbo, Begini 9 Tips Melakukannya, Salah Satunya Ketahui Jumlah Karbohidrat dalam Seporsi Makanan

Idealnya, 45-65% asupan kalori orang dewasa setiap harinya adalah karbohidrat.

Jika kekurangan karbohidrat, bisa menimbulkan masalah kesehatan seperti ketosis hingga gangguan jantung.

Mengetahui bahwa kekurangan karbohidrat dapat menyebabkan penyakit sangat penting karena popularitas diet karbohidrat.

Jangan sampai asal-asalan melakukan diet namun justru menyebabkan metabolisme terganggu akibat kekurangan karbohidrat.

Baca Juga: Banyak Orang Sering Mengonsumsinya, Ternyata Makan Nasi Putih dalam Kondisi Ini Bisa Membawa Penyakit, Segera Hentikan Jangan Sampai Menyesal Kemudian

Dampak kekurangan karbohidrat Jika asupan kalori setiap harinya sekitar 2.000, maka 900-1.300 kalori harus berupa karbohidrat.

Ini setara dengan 225-325 gram sumber karbohidrat.

Setelah mengonsumsi karbohidrat, tubuh akan menggunakannya sebagai energi, disimpan dalam otot, atau terkonversi menjadi lemak.

Beberapa dampak kekurangan karbohidrat di antaranya:

1. Kekurangan energi

Mengingat karbohidrat yang masuk ke tubuh akan menjadi sumber energi, maka kekurangan karbohidrat membuat seseorang kekurangan energi.

Saat beraktivitas fisik, tubuh menggunakan glikogen sebagai sumber energi.

Namun jika asupan karbohidrat tak mencukupi, glikogen pun bisa habis.

Baca Juga: Sering Merasakan Nyeri Sendi? Bisa Jadi Kadar Asam Urat Anda Sedang Tinggi, Cegah dengan Hindari 12 Makanan Berikut Ini!

Konsekuensinya, tubuh mulai memecah protein dalam otot sebagai sumber energi.

Jika hal ini berlangsung selama beberapa bulan, efeknya bisa berbahaya.

Utamanya bagi orang yang aktif bergerak dan memerlukan banyak energi.

Metabolisme tubuh akan menjadi lebih lambat, kurang energi, dan risiko tubuh terasa lesu.

Selain itu, penyakit kekurangan karbohidrat lainnya bisa mengakibatkan dehidrasidan nyeri otot.

2. Ketosis

Jenis diet karbohidrat yang cukup ekstrem adalah diet keto yaitu dengan mengurangi asupan karbohidrat secara drastis.

Bagi pelaku diet keto, asupan karbo hanya sekitar 5-10% dari keseluruhan kalori harian.

Sebagian besar asupan kalori datang dari lemak dan protein.

Baca Juga: Sering Pingsan Karena Alami Darah Rendah, 6 Makanan Ini Baik untuk Dikonsumsi, Salah Satunya Makanan yang Tinggi Folat

Ketika tubuh berada dalam kondisi kekurangan karbohidrat, liver akan mengubah lemak menjadi asam yang disebut ketone.

Inilah yang akan digunakan tubuh sebagai energi. Proses yang disebut ketosis ini akan terjadi 3-4 hari setelah mulai membatasi asupan karbohidrat.

Kekurangan karbohidrat dapat menyebabkan penyakit keto flu, dengan gejala mual, lemah, dan sakit kepala.

Dalam jangka panjang, ketosis bisa menyebabkan dehidrasi hingga kadar gula darah rendah.

3. Risiko gangguan jantung

Beberapa studi menyebutkan kekurangan karbohidrat dapat meningkatkan risiko kematian seseorang.

Utamanya karena meningkatnya risiko fibrilasi atrium atau gangguan irama jantung.

Orang yang mengalami fibrilasi atrium disertai gejala tubuh lesu, sakit kepala, dan jantung berdebar atau palpitasi karena aliran oksigen yang tidak optimal.

Kondisi ini juga membuat seseorang rentan mengalami serangan jantung hingga stroke.

Baca Juga: Masih Tetap Konsumsi Karbohidrat, Tapi Berat Badan Bisa Turun, Kok Bisa? Begini Caranya!

Tanda-tanda kekurangan karbohidrat

Meski tidak menjalani diet karbo sekalipun, setiap orang berisiko mengalami defisiensi karbohidrat.

Beberapa tanda ketika tubuh mengalami kekurangan karbohidrat adalah:

Berat badan tidak turun

Miskonsepsi yang kerap muncul adalah bahwa semakin sedikit konsumsi karbohidrat, berat badan akan turun.

Padahal, karbohidrat sangat penting untuk memastikan metabolisme berlangsung efisien.

Jika asupan karbohidrat terlalu rendah, tingkat metabolisme menjadi lebih lambat sehingga berat badan pun tidak berkurang.

Merasa lelah

Jika tubuh terasa lesu dan lelah seharian, bisa jadi indikator kekurangan karbohidrat. Ini terjadi karena ada perubahan pada kadar gula darah.

Baca Juga: Sering Jadi Perdebatan, Tapi Rupanya Nasi Putih Bisa Jadi Pemicu Diabetes, Ini Cara Aman Konsumsi Nasi Putih yang Enak

Fluktuatifnya kadar gula darah menyebabkan sakit kepala, sulit konsentrasi, dan tubuh lesu.

Ingin makanan manis

Ketika tubuh menginginkan sesuatu seperti makanan manis, artinya ada asupan yang tidak terpenuhi secara optimal.

Itulah mengapa setelah makan dalam porsi besar, masih ada keinginan mengonsumsi camilan manis karena nutrisinya tak terpenuhi secara seimbang.

Tak hanya itu, kadar gula darah fluktuatif juga bisa membuat seseorang merasa sangat lapar meski baru makan 1-2 jam sebelumnya.

Ini terjadi karena tubuh mengidentifikasi kurangnya asupan karbohidrat.

Pencernaan bermasalah

Idealnya, makanan kaya karbohidrat mengandung serat yang dapat melancarkan pencernaan.

Itulah mengapa diet karbohidrat bisa membuat orang yang melakukannya mengalami konstipasi.

Baca Juga: Demi Kesehatan, Wanita Asal Bandung Ini Berhasil Turunkan Berat Badannya Hingga 62 Kg Dalam Waktu Kurang dari Dua Tahun, Apa Rahasianya Ya?

Bau mulut

Banyak yang tidak sadar bahwa kekurangan karbohidrat dapat menyebabkan bau mulut.

Ini terjadi karena tubuh membuat ketone, sumber energi alternatif liver dan otak yang diambil dari cadangan lemak.

Substansi ini memiliki aroma khas yang tercium dari saliva atau air liur.

Mengingat hal-hal di atas, individu yang aktif bergerak dan memerlukan banyak energi setiap harinya sebaiknya tidak mengikuti diet karbo yang ketat.

Jika dipaksakan melakukan diet karbohidrat, risikonya tidak memiliki cukup energi dan tubuh akan berada dalam kondisi ketosis. (Wisnubrata)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jangan Asal Diet, Kekurangan Karbohidrat Bisa Berbahaya"

Baca Juga: Di Rumah Aja Bikin Berat Badan Bertambah? Ini Tiga Tips Jaga Berat Badan Selama di Rumah, Salah Satunya Lebih Banyak Istirahat

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari