Find Us On Social Media :

Kayla Mueller, Perempuan Muda di Balik Nama Operasi yang Tewaskan Pimpinan ISIS, Diculik dan Dirudapaksa Berulang Kali oleh Baghdadi

By Nieko Octavi Septiana, Rabu, 30 Oktober 2019 | 07:00 WIB

Kayla Mueller

Intisari-Online.com - Operasi yang dilakukan pasukan khusus Amerika Serikat (AS) menewaskan pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi.

Serbuan pada markas ISIS di Suriah itu dinamakan Operasi Kayla Mueller.

Nama Kayla Mueller ternyata diambil dari salah satu korban ISIS yang berasal dari AS, yang hingga kini belum ditemukan jasadnya.

Minggu (27/10/2019) pagi, Presiden AS Donald Trump mengumumkan kabar tewasnya Abu Bakar al-Baghdadi di siaran nasional.

Baca Juga: Bayinya yang Baru Lahir Mati, Monyet Ini Lakukan Hal Tak Terduga dengan Jasad Bayinya, 'Seolah Belum Rela Kehilangan'

Marsha Mueller, ibu Kayla, mengatakan bahwa ia mengetahui kabar kematian itu dari siaran tersebut.

Pernyataan yang disampaikan oleh presiden telah membuatnya sangat lega.

"Kami sangat tersentuh dengan ucapannya. Kami bersyukur mereka tidak main-main dan langung bergerak," ujar Marsha kepada CNN dalam sebuah wawancara telepon.

Kayla Jean Mueller yang merupakan seorang pekerja kemanusiaan yang diculik dan disekap oleh ISIS pada 2013 lalu.

Baca Juga: Sakit Hati Karena Dicampakkan, Dokter Ini Kirim 9.000 Pesan Ancaman Keji: 'Kau Layak Mendapatkannya'

Hingga akhirnya, wanita asal Arizona itu tewas pada 2015 di usianya yang ke 26 tahun.

Diketahui bahwa Kayla pergi ke Turki/Suriah untuk bekerja dengan Dewan Pengungsi Denmark dan organisasi kemanusiaan Support to Life pada 2012.

Wanita asal Arizona itu diculik setelah mengunjungi sebuah rumah sakit di Aleppo, Suriah.

Keluarga diberitahu empat bulan setelah kematian Kayla akibat diperkosa berulang kali oleh Baghdadi.

Baca Juga: Dengar Teriakan Misterius dari Sungai, Gadis 11 Tahun Ini Temukan Temannya dalam Cengkeraman Buaya, Hal Berani Ini yang Dilakukannya hingga Buaya Pergi

Jasadnya bahkan masih belum ditemukan.

Ayahnya, Carl Mueller mengatakan pada KPHO-TV bahwa berita kematian pemimpin ISIS membuatanya sangat terkejut.

"Tentu saja kabar itu sangat mengejutkan," ujarnya.

"Satu menit Anda duduk di sini menonton film, dan menit berikutnya Anda mendapat kabar bahwa pria yang memperkosa dan mungkin membunuh putrimu telah terbunuh," jelasnya.

Baca Juga: Miskin dan Tinggal di Kawasan Kumuh, Komunitas Ini Rela Habiskan Uangnya Demi Pakai Pakaian Branded, Ini Alasannya

Sementara itu, Marsha mengatakan kepada CNN bahwa kabar tersebut telah memberinya harapan.

Akhirnya mereka mendapatkan beberapa jawaban tentang kematian putrinya dan membawanya pulang.

"Karena satu persen kemungkinan itu, bagaimana Anda bisa menyerah untuk membawanya (Kayla) pulang?" ujarnya.

"Kami ingin Kayla pulang, dan saya tahu itu terdengar seperti hal yang mustahil, tetapi setelah apa yang kami lalui, hal-hal yang muncul dan terjadi, saya yakin kami mungkin akan menemukannya," tambahnya.

Baca Juga: Kena Sakit Mata Merah, Selebriti Ini Malah Pakai ASI Untuk Obat Tetes Mata, Apa Kata Dokter?

"Kami merasa, inilah saatnya. Dia terbunuh, beberapa letnannya telah ditangkap dan siapa lagi yang tahu apa yang terjadi pada Kayla kecuali orang-orang terdekatnya? Seseorang, dan mungkin salah satu dari orang-orang yang tertangkap kemarin tahu apa yang terjadi dan tahu siapa yang membunuhnya," tambah Carl.

Mereka mengatakan bahwa mereka bersedia melakukan perjalanan ke Irak untuk mencari jawaban.

Kronologi

Selain mengumumkan kabar kematian pimpinan ISIS, Donald Trump juga membeberkan kronologi kematiannya.

Baca Juga: Bocah Lelaki Ini Kehilangan Matanya Setelah Terkena Ledakan Benda yang Sering Kita Temukan dalam Kemasan Sepatu Ini

Dia menyebut bahwa Baghdadi tewas setelah terpojok di ujung terowongan dalam penyerbuan malam oleh pasukan khusus.

Disebutkan juga ada tiga anak lainnya yang juga ikut tewas dalam penyerbuan tersbeut.

Dilansir dari Reuters via Kompas.com pada Minggu (27/10/2019), penyergapan dimulai ketika AS mendapat informasi dari intelejen terkait keberadaan Baghdadi sekitar sebulan yang lalu.

Dua pekan lalu, intelejen AS mulai memetakan secara intensif lokasi pasti persembunyian Baghdadi.

Baca Juga: Kehidupan Gelap Para Algojo Abad Pertengahan, Master Pekerjaan 'Kotor' yang Diasingkan

Tiga hari lalu, Trump diberi tahu dan mematangkan operasi untuk meminta izin pada Rusia, Irak, dan Turki untuk memasuki wilayah udara mereka.

Namun, saat itu AS memberi tahu Rusia mereka akan 'menyukainya'.

Pada Sabtu (26/10/2019) Trump sampai di Gedung Putih sekitar pukul 16.30 waktu stempat setelah bermain golf di Virginia.

Pukul 17.00, Trump datang ke Ruang Situasi Gedung Putih bersama Wakil Presiden Mike Pence, Menteri Pertahanan Mark Esper, Penasihat Keamanan Nasional Robert O'Brien, dan pejabat intelejen lainnya.

Baca Juga: Kehidupan Gelap Para Algojo Abad Pertengahan, Master Pekerjaan 'Kotor' yang Diasingkan

Mereka menyaksikan penyerbuan 'seperti menonton film' menurut Trump.

Setelah mereka berkumpul, pasukan AS bersama anjing militer menaiki delapan helikopter yang diterbangkan dari pangkalan rahasia Timur Tengah.

Operasi darat tersebut juga ditunjang oleh pesawat tempur dan robot.

Mereka sempat ditembaki ketika hendak mendekati tempat persembunyian Baghdadi.

Baca Juga: Tepat di Selatan Sebuah Sungai, Benarkah Itu Jadi Lokasi Tempat Adam dan Hawa Pertama Kali Diturunkan ke Bumi?

Tahu dirinya tengah dikepung pasukan AS, Baghdadi lantas kabur menuju terowongan bersama ketiga anaknya.

Terjebak di jalan buntu, Baghdadi lantas menangis dan berteriak, tetapi kemudian ia tewas setelah rompi bom yang dikenakannya meledak.

Ledakan tersebut menewaskan Baghdadi, tiga anaknya, serta memporak-porandakan terowongan.

Selang 15 menit kemudian, dipastikan oleh tes DNA di tempat dan Baghdadi dipastikan telah tewas. (Dwi Nur)

Baca Juga: Seorang Pekerja Lab Tak Sengaja Menusuk Dirinya Dengan Virus, Tapi Dia Tak Tau Virus Jenis Apa yang Menginfeksinya

Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul Kayla Mueller, Gadis di Balik Nama Operasi yang Tewaskan Abu Bakar al-Baghdadi, Jadi Korban Penculikan dan Diperkosa Pimpinan ISIS Berulang Kali Hingga Tewas