Advertorial
Intisari-Online.com -Militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menggunakan aplikasi populer TikTok yang banyak digunakan remaja.
Bukan untuk membagikan tarian dan musik seperti yang umumnya digunakan para remaja, militan ISIS menggunakannya untuk membagikan video mengerikan.
Melansir Daily Mail pada Kamis (24/10/2019), video TikTok dari ISIS pertama kali ditemukan minggu ini dan pada awalnya diyakini sebagai klip propaganda.
Video tersebut dibagikan daribeberapaakun.
Baru kemudian diketahui bahwa beberapa video menggambarkan kekerasan dan kengerian ISIS.
Video-video itu menunjukkan penyiksaan dan pembunuhan yang secara disandingkan dengan stiker emoji.
VideoTikTok dari ISIS itu ditandai dan dihapus oleh perusahaan.
Klip yang mengejutkan menunjukkan para militan mengenakan balaclava (penutup wajah) yang menyiksa tawanan.
Mereka mendorong para tawanan ke tanah dan memancungnya dengan parang, menurut Wall Street Journal.
Video lain menunjukkan penyerang menembak orang dari jarak dekat.
Klip-klip mengerikan itu dieditlayaknya sebuah video yang 'menyenangkan'.
Mereka menyertakan efek seperti ledakan confetti berwarna-warni, stiker hati merah muda, atau emoji tanda perdamaian.
Video eksekusi dibagikan dari tiga akun berbeda yangmemiliki antara 175 hingga 1.000 pengikut.
Setiap video eksekusi menerima kisaran 25 hingga 125like.
Klip pertama mulai muncul di TikTok tiga minggu lalu dan video terbaru diposting dua hari lalu.
Salah satu akun itu konon dimiliki oleh seorang wanita.
Akun itumemposting video propagandaISISserta lagu dan foto senjata.
Menggunakan TikTok kemungkinan merupakan pilihan strategis oleh militan ISIS karena aplikasi tersebut meledak dengan popularitasnya sejak2018 dan merupakan aplikasi ketiga yang paling terinstal di dunia.
Sekitar 30 persen penggunanya juga masih remaja, berusia di bawah 18 tahun.
Sebelumnya, ISIS telah mencoba menyebarkan agenda ekstremis mereka di Facebook, Twitter, Alphabet, dan YouTube.
TikTok telah melarang organisasi teroris dan kriminal menggunakan aplikasi berbagi video.
"JANGAN gunakan TikTok untuk mempromosikan dan mendukung organisasi-organisasi ini," kata perusahaan itu dalam pedomannya.
"Konten ini menjijikkan, pelanggaran yang jelas terhadap kebijakan kami dan telah dihapus dari platform kami," kata juru bicara TikTok.
Juru bicara mengatakan bahwa TikTok bekerja dengan para ahli untuk melindungi dari perilaku berbahaya pada aplikasi dan menyaring konten dan akun yang terkait dengan teroris.
Pengungkapan video penyiksaan kejam itu muncul setelah video propaganda ISIS ditemukan awal pekan ini.
Klip-klip itu menggambarkan mayat-mayat yang diarak di jalan-jalan dan memperlihatkan para pejuangISISdilengkapi senjata, dan menyoroti para wanita yang menyebut diri mereka 'jihadis dan bangga'.
Banyak dari video itu diatur dengan lagu-laguISIS yang diputar di latar belakang.
Dengan cara yang sama anehnya dengan video penyiksaan, klip propaganda ini termasuk filter TikTok dan stiker bintang dan hati dalam upaya untuk menarik penonton muda aplikasi tersebut.
Video-video propaganda itu berasal darisekitar 12 akun, yang diidentifikasi oleh perusahaan intelijen media sosial Storyful.
ISIS dikenal agresif menggunakan media sosial sebagai kampanye propagandanya untuk memikat pengikut.
Tetapi para ahli mengatakan bahwa klip TikTok ini bukan video rekrutmen, kata Elisabeth Kendall, pakar tentang ekstremisme dari Oxford University.
Dia mengatakan tujuan dari klip-klip itu adalah untuk membangkitkan antusiasme dan dukungan bagi ISIS.
"Sajak, irama, lirik yang menggugah, dan penyampaian punchy sangat menarik bagi kaum muda. Metode menyanyi yang menarik ini untuk menyebarkan ideologi ISIS berarti menyebar dengan cepat dan melekat dalam memori kolektif. Itu cenderung jauh lebih efektif daripada khotbah atau debat dan risalah teologis," katanya.