Find Us On Social Media :

Keranjingan Makanan atau Minuman Manis? Baca Dulu 6 Fakta Seputar Gula Ini, dari Jenis Hingga Batas Konsumsinya

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 19 Juli 2019 | 09:00 WIB

Terlalu banyak gula bikin berat badan susah turun meski sudah olahraga lari.

Intisari-Online.com – Apakah akhir-akhir ini Anda keranjingan ingin makan atau minum yang manis-manis?

Gula memang menjadi salah satu penambah kenikmatan, baik untuk makanan maupun minuman.

Dan bila Anda merasakannya sekali saja, maka Anda ingin lagi, lagi, dan lagi, seperti kecanduan.

Padahal, kita harus menjaga tubuh agar konsumsi gula pada batas aman, dan ini perlu kita perhatikan.

Baca Juga: 5 Khasiat Bawang Merah, dari Atur Gula Darah Hingga Kesehatan Jantung

Jumlah gula yang berlebihan dalam tubuh akan berakibat tak baik, karena dapat memunculkan berbagai penyakit, misalnya diabetes.

Apa saja sih yang perlu diketahui seputar gula? Setidaknya, ada 6 fakta yang perlu Anda tahu.

Berikut 6 fakta itu dirangkum dari sejumlah pemberitaan Kompas.com:

1. Gula sederhana

Baca Juga: Gula Darah Cenderung Naik di Pagi Hari, Ternyata Ini Penyebabnya

Gula sebenarnya terbagi menjadi dua jenis, yaitu gula sederhana dan gula kompleks.

Gula sederhana sering disebut karbohidrat sederhana yang hanya terdiri dari satu monosakarida atau dua molekul gula (disakarida).

Nah, gula jenis ini cepat dicerna. Saat gula sederhana masuk aliran darah, secara otomatis akan meningkatkan kadar gula darah secara signifikan dengan cepat.

Peningkatan gula darah yang tinggi dalam tubuh ini perlu diseimbangkan dengan produksi hormol insulin.

Baca Juga: Benarkah Beralih ke Gula Kelapa dapat Turunkan Berat Badan? Ini Jawabannya!

Dengan demikian, ketika tingkat gula tinggi, maka tubuh memerlukan hormon insulin dalam jumlah yang besar pula.

Kemampuan metabolisme gula pada tubuh orang yang sehat biasanya dapat berjalan dengan baik.

Akan tetapi, konsumsi gula tetap harus diatur karena jika terlalu kerap mengonsumsi gula tetap dapat meningkatkan risiko mengalami resistensi insulin.

Contoh gula sederhana seperti soda, permen, kukis, pastry, minuman manis, es krim, minuman berenergi, soft drink, dan sukrosa.

Baca Juga: Ini yang Dirasakan Tubuh Saat Berhenti Mengonsumsi Gula, Mau Coba?

2. Gula kompleks

Gula kompleks atau karbohidrat kompleks mempunyai rangkaian struktur yang lebih panjang dibanding gula sederhana.

Hal itu membuat sumber karbohidrat kompleks membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna tubuh.

Secara struktural, karbohidrat kompleks atau polisakarida mengandung lebih dari 60.000 molekul gula.

Pada tubuh, total gula itu harus dipecah terlebih dulu menjadi gula paling sederhana atau molekul tunggal.

Baca Juga: Diklaim Sebagai Alternatif Sempurna Pengganti Gula, Kurma Punya Manfaat Ajaib Bagi Tulang dan Otak

Setelah menjadi molekul tunggal, gula akan diserap ke dalam aliran darah dan kondisi ini membuat karbohidrat kompleks akan melepaskan glukosa secara bertahap ke aliran darah, serta tak terjadi lonjakan kadar gula darah yang drastis setelah makan.

Ada yang menyebutkan bahwa gula kompleks ini masih aman bagi para penderita diabetes.

Semakin kompleksnya karbohidrat, maka semakin baik bagi tubuh. Beberapa contoh makanan yang mengandung gula kompleks yakni roti, pasta, nasi, kentang, jagung, oatmeal, dan barley.

3. Diabetes

Baca Juga: Kendalikan Diabetes Tipe 2 dengan Berbagai Biji-bijian Berikut Ini

Pada penderita diabetes melitus hormon insulinnya terganggu, bahkan ada yang tak memproduksi insulin.

Oleh karena itu, para penderita penyakit diabetes wajib mengatur makanan yang masuk agar tak menimbulkan hiperglikema.

Walau telah diberi injeksi insulin, pemilihan jenis gula menjadi hal utama agar tak memperberat kerja tubuh penderita diabetes.

4. Air gula vs air tebu

Baca Juga: Ini 6 Manfaat Kesehatan dari Gula Kelapa yang Bisa Bikin Anda Beralih dari Gula Putih, Salah Satunya untuk Kesehatan Usus

Air tebu memang digunakan sebagai bahan baku pembuatan gula pasir, tapi kandungan nutrisi di antara air tebu dan air gula sangat berbeda.

Meski terasa manis, air tebu adalah olahan alami yang masih mengandung nutrisi asli dari tanaman tebu.

Nutrisi dalam air tebu tak hanya gula dan karbohidrat, tapi juga kandunga gizi lain. Air tebu terdiri atas glukosa dan fruktosa.

Indeks glikemik atau ukuran seberapa cepat karbohidrat dalam makanan diubah menjadi gula darah antara gula pasir dan air tebu berbeda.

Baca Juga: Ganti Gula Anda dengan Gula Aren Dan Rasakan Manfaatnya, dari Tingkatkan Energi Hingga Rehidrasi

Tinggi angka glikemik berbanding lurus dengan pengaruh kadar insulin dan gula darah.

Skala indeks glikemik antara 0-100, di mana gula pasir mempunyai nilai glikemik sebesar 68 dan air tebu mempunyai indeks glikemik sebesar 43.

Semakin tinggi nilai glikemik, maka semakin tinggi juga pengaruhnya terhadap kadar insulin dan gula darah.

Sebaiknya, pilih air tebu alami yang dibuat langsung dari batang tebu karena kandungan antioksiden atau polifenol yang terdapat di air tebu dengan fungsi antialergi, antirival, dan antiperadangan.

Baca Juga: Dapat Pengaruhi Gula Darah, Bagaimana Efek Makan Nanas Bagi Dula Darah?

Hindari air tebu kemasan dengan pertimbangan pengolahan dapat merusak polifenol.

5. Berhenti konsumsi gula

Berhenti mengonsumsi gula rafinasi secara total menjadi hal baik bagi kesehatan tubuh.

Menurut ahli gizi Mugdha Pradhan mengatakan, berhenti konsumsi gula rafinasi secara total akan baik bagi tubuh.

Apa alasannya? Ia menyebutkan, hal ini akan membuat seseorang menjadi lebih enerjik dan tidak merasa lemas.

Baca Juga: Kasmaran pada Pelayan Kopi, Pria Ini Pesan Kopi dengan 5 Sendok Gula Setiap Hari hingga Berujung Diabetes

Menghentikan konsumsi gula rafinasi dapat dilakukan dengan mengganti karbohidrat olahan ke karbohidrat berserat tinggi.

Selain diabetes, gula ternyata juga dapat menyebabkan alzheimer, bahkan membuat sel kanker. Sel kanker memakan gula yang berguna bagi pertumbuhannya.

Konsumsi gula per orang diimbau tak lebih dari empat sendok makan atau sebesar 50 gram per hari.

6. Ibu hamil

Baca Juga: Bagai Perisai dan Pedang Raja Daud, Itulah Keunggulan Angkatan Udara Israel di Medan Pertempuran

Ibu hamil sangat tidak disarankan mengonsumsi gula dalam jumlah berlebih. Kenapa? Sebab, gula akan diserap dan menuju sirkulasi darah dengan cepat.

Jika kadar gula darah terlalu tinggi, tubuh akan mengalami kesulitan dalam penyeimbangan kadar gula darah.

Keadaan yang terus berlanjut bisa berujung menjadi penyakit diabetes getasional atau diabetes dalam kehamilan.

Tak hanya itu, kebanyakan mengonsumsi gula dapat membuat bayi berukuran besar atau markosomia.

Baca Juga: Anda Kecanduan Rasa Asin dan Manis? Ini 5 Cara Melawan Kecanduan Garam dan Gula

Bayi besar dapat menyebabkan komplikasi dalam persalinan dan meningkatkan risiko penyakit metabolik di masa kanak-kanak. (Mela Arnani)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "6 Fakta Seputar Gula, dari Jenis hingga Batas Konsumsinya"