Tahun berikutnya Indonesia menerbitkan perangko khusus untuk memperingati Tahun Pengungsi Internasional.
Tewasnya Dag Hammarskjoeld
Peristiwa lain lagi yang harus ditangani oleh Kantor Penerangan PBB, yang tidak termasuk tugas penerangan, ialah peristiwa berkenaan dengan tewasnya Sekretaris Jenderal PBB waktu itu, Dag Hammarskjoeld, yang tewas dalam kecelakaan kapal terbang di Afrika selagi dalam satu misi untuk menyelesaikan masalah Kongo (sekarang Zaire).
Adalah suatu kebiasaan diplomatik berhubungan dengan wafatnnya seorang kepala negara atau pejabat PBB, untuk menyediakan sebuah album di kantor perwakilannya.
Baca Juga : Kalah dalam Voting Resolusi PBB soal Yerusalem, AS Pangkas Bantuan untuk PBB Rp3,8 Triliun
Album itu diisi dengan tanda tangan belasungkawa dari semua pejabat-pejabat di negara bersangkutan. Seluruh perlengkapannya harus tersedia dalam waktu kurang dari satu hari.
Dengan bantuan dan petunjuk-petunjuk dari bagian protokol Departemen Luar Negeri RI, Sdr. Moh. Chusen (kini duta besar RI di Moskwa) karni dapat menyediakan suatu ruang khusus di kantor perwakilan PBB, lengkap dengan foto Dag Hammarskjoeld, sebuah meja dengan album yang dilapisi sampul hitam.
Keesokan harinya orang berdatangan untuk menyatakan belasungkawa: para menteri, para duta besar di Jakarta dan juga rakyat biasa.
Mereka menyalami kepala perwakilan PBB atau staf, kemudian niernbubuhi tanda tangan mereka di buku belasungkawa dan sesudah mengheningkan cipta berangkat lagi.
Buku tersebut tersedia selama tiga hari dan kemudian dikirimkan ke Markas Besar PBB di New York.
Baca Juga : PBB Kembali Beri Sanksi Korea Utara: Sanksi-sanksi Sebelumnya Sepertinya Tidak Ada yang Mempan
Seorang putih sekali, seorang hitam sekali
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Adrie Saputra |
KOMENTAR