Baca juga: 4 Fakta Menarik Tentang Otak Kita, Salah Satunya Mereka Juga Butuh ‘Olahraga’
“Dulu saya sering main futsal, tapi sekarang yoga hampir setiap pagi. Karena dengan seni memberdayakan mind, body and soul ini, rasanya tubuh bisa lebih sehat, terutama jantung,” ujar Iman Mulia Rosidi, jurnalis radio swasta di Jakarta.
Menurut Iman, yoga cukup satu atau dua kali dalam sepekan dilakukan di studio, selebihnya di rumah, kapan saja. Yoga pun tidak perlu modal banyak untuk membeli peralatan, karena hanya membutuhkan yoga mat yang bisa digelar di tempat yang kita suka. Kalau mau, bisa membakar aromaterapi yang cukup jitu untuk membangun mood.
Selain yoga, Iman juga menambah porsi olahraga dengan bersepeda sepekan sekali. Iman mengatakan, dibandingkan futsal, kedua olahraga yang dipilihnya lebih terukur dan tidak menguras tenaga yang berlebihan.
Meskipun tetap mengeluarkan keringat, tetapi pelakunya seolah-olah bisa mengontrol kapan saatnya mereka untuk berhenti. “Bersepeda santai juga baik untuk kesehatan mata, karena kita bisa melihat-lihat pemandangan, dan pikiran jadi fresh kembali,” selorohnya.
Baca juga: Ngeri, Aturan Main Olahraga Kuno Ini Adalah 'yang Kalah Harus Meregang Nyawa'
Sementara itu, Raihan, mahasiswa perguruan tinggi swasta yang juga meninggalkan futsal dan sepakbola kini memilih skateboard yang tengah digandrungi anak muda. “Skateboard lebih santai meskipun tetap bisa memacu adrenalin karena ada gerakan melompat,” katanya.
Untuk menghindari cedera, kata Raihan, sebaiknya skater menggunakan pelindung lutut, siku dan helm. Dia mengatakan, sesekali menambah porsi olahraganya dengan joging atau berenang.
Saat ini, banyak alternatif olahraga yang bisa dilakukan. Memulai olahraga dengan pemanasan dan mengakhiri dengan pendinginan harus dilakukan untuk menetralkan kondisi tubuh. Tidak ada salahnya mengecek lebih dulu kondisi kesehatan kita sebelum memutuskan jenis olahraga yang akan diikuti.
Selamat berolahraga.
Baca juga: Rutin Berolahraga Malah Jatuh sakit? Begini Penjelasan Ilmiahnya
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR