Orang berkepala botak yang merupakan ciri khas Kahar Muzakar itu berjalan pelan sekali, memakai jaket, dan memegang tongkat.
Ili yang juga meyakini orang berkepala botak itu sebagai Kahar Muzakar segera keluar dari tempat persembunyiannya, begitu posisi orang yang diburu-buru itu persis berada di depannya.
Ili menodongkan senapan Thompsnmnya tepat di jantung Kahar Muazakar dan menembaknya tiga kali.
Setelah orang yang ditembaknya terjatuh, Ili segera memastikan musuhnya tak bernyawa lagi.
Dilihatnya tangan orang tersebut menggenggam granat yang masih terkunci.
Ili segera mengamankan granat, mengambil pistol, dan memeriksa barang-barang yang dibawa orang itu.
Ketika jaket dan saku celana orang yang ditembaknya diperiksa. Ili melihat satu bentuk sulaman benang kuning yang bertuliskan “KM” di bagian dalam celana yang dipakai.
Tulisan “KM” berarti Kahar Muzakar. Ili pun segera berteriak untuk memberi tahu rekan-rekannya.
Tapi teriakannya tak mendapat respon. Ia pun ke bawah meninggalkan jasad orang yang ditembaknya.
Di pinggir sungai,Ili melihat kedua belas kawannya sedang berkumpul melahap nasi liwet yang sebelumnya dibuat kelompok musuh.
Rupanya semua kelaparan termasuk Danton. Sementara di samping mereka bergelimpangan mayat kelompok musuh.
Usai melapor, Danton Umar Sumarna bergerak memeriksa jasad hasil tembakan Ili dan memastikan bahwa korbannya adalah Kahar Muzakar.
Menjelang malam jasad yang dipastikan Kahar digotong dan dibawa ke seberang sungai.
Yang menggotong adalah masyarakat tak bersenjata yang mengaku dibawa kelompok Kahar Muzakar.
Selanjutnya, jasad yang diduga Kahar itu ditandu oleh enam orang rakyat menuju tempat penyimpanan ransel.
Setelah itu mereka bermalam dan menyimpan mayat Kahar dalam batang pohon berbentuk cagak untuk menghindari gangguan binatang hutan.
Esoknya sampailah mereka di suatu tempat lapang yang ditumbuhi ilalang kering. Melalui radio, berita penangkapan Kaharp un diteruskan.
Tidak berapa lama helikopter tiba untuk mengangkut jasad Kahar. Sementara pasukan Umar Sumarna masih diperintahkan tinggal di situ.
Setelah itu Ili dan rekan-rekannya dijemput ke Makassar.
Atas perintah komando atas, mereka pun berganti pakaian dengan pakaian biasa, tidak lagi pakai seragam tentara.
Tujuannya adalah demi menyamarkan bahwa merekalah yang telah melumpuhkan kelompok Kahar Muzakar sehingga tidak menarik perhatian.
(Baca juga: Masih Ingat Kakek 75 Tahun yang Nikahi Gadis Berusia 25 Tahun? Begini Kondisi Keduanya Sekarang)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR