Sayangnya, beberapa penari mulai menyalahi aturan berjoged dari goyang yang egolnya hanya kiri dan kanan menjadi ke depan dan belakang.
Gerakan erotis juga ditambahkan dan membuat penonton ikut berfantasi yang bukan-bukan.
Tiap joged biasanya memang selalu ada adegan paibing-ibingan, yaitu tarian bermesraan.
Penari bumbung akan menari sambil berinteraksi dengan penonton untuk kemudian diajak menari bersama-sama di atas panggung.
Gerak yang menawan dan paras wajah cantik si penari tentu membuat banyak pria ingin ikut menari bersama mereka.
Saat pengibing-ibingan ini yang kemudian disalah gunakan oleh penonton untuk menggoda nakal si penari.
Ada beberapa penari yang kemudian melakukan gerakan erotis dengan pasangannya, yang tentunya ini sangat menyalahi pakem.
Joged bumbung adalah bentuk tarian yang partisipatif.
Mengajak penonton untuk menari bersama murni sebagai hiburan, agar semua orang ikut larut dalam irama riang joged bumbung.
Jika Anda mendapati video atau pertunjukan joged bumbung yang masih sarat unsur erotis, bisa dipastikan itu bukanlah joged bumbung yang asli.
Dikutip dari baliinspirasi.com, Ni Made Widiasih, salah seorang penari joged bumbung asli menegaskan bahwa joged bumbung adalah warisan budaya yang harus dilestarikan sesuai dengan pakem aslinya.
Jangan sampai nama besar Bali ikut jelek hanya karena sebagian orang yang membawakan tarian joged bumbung dengan gaya erotis.
Sejak maraknya kasus penyalah gunaan jogged bumbung, kini banyak sanggar seni di Bali yang mendalami lagi kreasi joged bumbung yang asli.
Joged bumbung akan tetap menjadi tarian rakyat Bali yang harus kita apresiasi.
BACA JUGA : Selain Menyukai Seks Bertiga, Harmony si Robot Seks Ternyata Bisa Cemburu dan 'Insecure'
Penulis | : | Aulia Dian Permata |
Editor | : | Aulia Dian Permata |
KOMENTAR