Advertorial

Lebih Dekat dengan Joged Bumbung: Benarkah Memang Diciptakan Sebagai Tarian Erotis?

Aulia Dian Permata

Editor

Kebudayaan Bali sangat terkenal hingga mancanegara. Salah satunya adalah Joged Bumbung. Joged ini kemudian menjadi viral karena banyaknya praktik joged yang erotis.
Kebudayaan Bali sangat terkenal hingga mancanegara. Salah satunya adalah Joged Bumbung. Joged ini kemudian menjadi viral karena banyaknya praktik joged yang erotis.

Intisari-Online.com - Seni tradisional di Bali saat ini menjadi salah satu aset daerah yang menarik ribuan wisatawan.

Salah satunya adalah Joged Bumbung yang lekat dengan masyarakat Bali.

Beberapa saat lalu, joged bumbung sempat viral karena kasus pelecehan penari joged bumbung oleh beberapa orang di Bali.

Sebenarnya apa sih joged bumbung itu? Benarkah tarian ini mengandung unsur erotis seperti yang banyak dibicarakan orang?

BACA JUGA :Luar Biasa! Bermodal Satu Tangan, Mantan Nelayan Ini Borong 5 Emas dan Pecahkan 3 Rekor ASEAN

Joged bumbung muncul sejak tahun 1940-an dan menjadi tarian pergaulan.

Asal mula joged ini dari para petani yang beristirahat setelah bekerja di sawah, mereka mulai memainkan rindik (gamelan Bali dari bambu).

Sebagian orang memainkan musik, dan sebagian berjoged bebas.

Gaya joged itulah yang selanjutnya berkembang menjadi joged bumbung.

penari joged bumbung di Bali
Namun, bukan joged bumbung seperti saat ini yang banyak beredar di media sosial.

Joged bumbung yang sekarang ini banyak berubah dari pakem awalnya.

Pakem joged ini sebenarnya tidak menunjukkan hal porno maupun gerakan yang erotis.

Tarian joged bumbung ini memiliki pola gerak yang lincah dan dinamis serta dibawakan dengan penuh improvisasi dari penari.

Sayangnya, beberapa penari mulai menyalahi aturan berjoged dari goyang yang egolnya hanya kiri dan kanan menjadi ke depan dan belakang.

Gerakan erotis juga ditambahkan dan membuat penonton ikut berfantasi yang bukan-bukan.

Tiap joged biasanya memang selalu ada adegan paibing-ibingan, yaitu tarian bermesraan.

Penari bumbung akan menari sambil berinteraksi dengan penonton untuk kemudian diajak menari bersama-sama di atas panggung.

Gerak yang menawan dan paras wajah cantik si penari tentu membuat banyak pria ingin ikut menari bersama mereka.

BACA JUGA :Saat Seks Dijadikan Senjata Propaganda Selama Perang Dunia II: Berton-ton Bahan Porno pun Dijatuhkan Pesawat Pembom

Saat pengibing-ibingan ini yang kemudian disalah gunakan oleh penonton untuk menggoda nakal si penari.

Ada beberapa penari yang kemudian melakukan gerakan erotis dengan pasangannya, yang tentunya ini sangat menyalahi pakem.

Joged bumbung adalah bentuk tarian yang partisipatif.

Mengajak penonton untuk menari bersama murni sebagai hiburan, agar semua orang ikut larut dalam irama riang joged bumbung.

Jika Anda mendapati video atau pertunjukan joged bumbung yang masih sarat unsur erotis, bisa dipastikan itu bukanlah joged bumbung yang asli.

Dikutip dari baliinspirasi.com, Ni Made Widiasih, salah seorang penari joged bumbung asli menegaskan bahwa joged bumbung adalah warisan budaya yang harus dilestarikan sesuai dengan pakem aslinya.

Jangan sampai nama besar Bali ikut jelek hanya karena sebagian orang yang membawakan tarian joged bumbung dengan gaya erotis.

Sejak maraknya kasus penyalah gunaan jogged bumbung, kini banyak sanggar seni di Bali yang mendalami lagi kreasi joged bumbung yang asli.

Joged bumbung akan tetap menjadi tarian rakyat Bali yang harus kita apresiasi.

BACA JUGA :Selain Menyukai Seks Bertiga, Harmony si Robot Seks Ternyata Bisa Cemburu dan 'Insecure'

Artikel Terkait