Baca Juga : Inilah Madame LaLaurie, Pembunuh Wanita Terkejam yang Pernah Membantai Budak-budaknya Tanpa Ampun
Tanggal 14 September tahun itu, marquise baru harus menjalankan upacara perkenalan di keraton.
Madame de Pompadour dengan pakaian brokatnya yang berat berlutut tiga kali di hadapan raja yang memandangnya dengan muka merah, di hadapan ratu yang menerimanya dengan bersahabat dan di depan Putera Mahkota yang menahan diri.
Sore itu juga bekas nona Poisson ini mengirimkan uang 600 livre kepada Madame Lebon yang meramalkan ia akan menjadi kekasih raja.
Ternyata Madame de Pompadour dingin sekali. Ia memaksa diri makan makanan-makanan "panas", termasuk makanan berempah-rempah supaya lebih bergairah, tapi sia-sia saja.
Baca Juga : Prank Berujung Maut: Kisah Jachintha Saldanha yang Berakhir Tragis Setelah Membongkar Informasi Kerajaan
Malah perutnya tidak tahan. Ia khawatir hal ini akan membuat raja berhenti menyukainya. Sambil menangis ia menyatakan kekhawatirannya kepada sahabatnya, Madame de Brancas.
“Raja akan bosan pada saya dan mengambil kekasih baru,” katanya.
“Kau tidak bisa mengalanginya,” jawab Madame de Brancas. “Percuma saja kau makan makanan yang tidak cocok itu. Kau bisa mati. Lebih baik rebut hati raja dengan kelembutanmu dan tetaplah penuh perhatian. Raja yang terbiasa menerimanya akan terikat terus kepadamu.”
Selama bertahun-tahun kalau raja naik "ke appartment atas", seorang wanita yang tampaknya selalu baru tapi wajahnya sama, menyambutnya.
Baca Juga : Sedang Hamil, Mengapa Anak Pangeran Harry dan Meghan Markle Kelak Tidak akan Mendapat Gelar Kerajaan?
Wanita yang sangat ia kenal, tapi rasanya seperti berganti-ganti seratus kali. Kadang-kadang pakaiannya seperti tukang kebun, kadang-kadang seperti wanita dalam harem sultan, kadang-kadang seperti wanita bangsawan yang agung, kadang-kadang seperti wanita muda yang lincah dan periang.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR