Advertorial
Intisari-Online.com - Pada bulan Juli 1807, Kekaisaran Prancis di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte menandatangani traktat perdamaian (Treaties of Tilsit) dengan Kekaisaran Rusia.
Tujuannya adalah dua negara itu berjanji tidak akan berperang.
Untuk merayakan perjanjian damai yang membuat Eropa Timur untuk sementara bebas dari perang itu, Napoleon bersama para parjuritnya akan menyelenggarakan pesta berburu kelinci di suatu kawasan di Rusia.
Demi menggelar acara berburu kelinci itu, Napoleon lalu memerintahkan stafnya, Alexandre Berthier, untuk mengurusi segala sesuatu terkait sarana dan wahana perburuan kelinci sehingga bisa berlangsung lancar.
Karena mencari kelinci yang hidup secara alami di padang perburuan tidak mudah, Berthier lalu melakukan pengumpulan kelinci dari para peternak kelinci hingga berhasil mengumpulkan kelinci sebanyak 3000 ekor.
Baca juga:Battle of the Nile : Misi Rahasia Pasukan Napoleon Mengusasi Mesir Lewat Laut yang Berakhir Tragis
Semua kelinci itu kemudian ditaruh di sangkar-sangkar dan baru dilepas jika Napoleon dan pasukannya sudah tiba untuk berburu kelinci yang jumlahnya ribuan itu.
Ketika Napoleon dan pasukannya akhirnya tiba, ribuan kelinci dalam sangkar yang sedang dalam kondisi kelaparan itu serentak dilepas.
Tapi yang terjadi sungguh diluar dugaan.
Ribuan kelinci yang akan dibantai oleh pasukan Napoleon ternyata tidak takut dan lari, namun malah menyerang Napoleon dan pasukannya secara membabi buta.
Pasukan Napoleon pun berusaha melawan serbuan ribuan kelinci menggunakan senapan yang hanya bisa digunakan sekali untuk menembak dan setelah itu harus mengisi peluru serta mesiunya.
Akhirnya pasukan Napoleon hanya bisa ‘bertempur’ melawan para kelinci yang nekat menyerbu dengan menggunakan pedang.
Karena merasa konyol dan tidak bisa membunuh ribuan kelinci yang terus saja menyerang, Napoleon dan pasukannya memilih mundur dari pertarungan melawan kelinci meski sambil tertawa terbahak-bahak.
Namun ‘kekalahan’ pasukan Napoleon melawan ribuan kelinci telah membuat pasukan Inggris dan sekutunya menjadi terinspirasi bahwa pasukan Napoleon akan bisa dikalahkan jika menggunakan strategi yang tepat.
Pasukan Inggris dan koalisinya akhirnya memang berhasil mengalahkan pasukan Napoleon dalam pertempuran sengit di Waterloo (Battle of Waterloo) pada bulan Juni 1815.
Pasukan Napoleon yang dikepung oleh pasukan koalisi Inggris, saat itu seperti dikepung oleh ‘ribuan kelinci’, akhirnya mengalami kehancuran total yang berakibat pada tumbangnya Napoleon sebagai Kaisar Prancis.
Baca juga:Ramalan Nostradamus: Napoleon, Hitler, dan Tokoh di Timur Tengah dalam Perang Dunia