Advertorial

Minuman Isotonik Memang Bisa Atasi Dehidrasi saat Berolahraga, Tapi Jangan Asal Minum!

K. Tatik Wardayati
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Intisari-Online.com – Bila benar dalam perhelatan bulutangkis Asian Games 2018, Anthony Ginting terkapar karena dehidrasi, minuman isotonik ini mungkin bisa menjadi pengganti cairan tubuh yang cepat.

Mari kita simak tulisan Eka Chandrasari dan Yoyok Prima Maulana berikut ini seperti yang pernah dimuat di Majalah Intisari Extra Bugar 2013 berikut ini.

Minuman isotonik bisa mengganti cairan tubuh dengan cepat. Boleh jadi “janji“ ini benar. Meski begitu, tetaplah bijak dalam mengonsumsinya.

Kita tentu sudah mafhum, sekitar 50 hingga 60 persen tubuh manusia dewasa terdiri atas cairan. Bahkan 75 persen otak manusia juga berupa cairan. Oleh karena itulah, ketika tubuh mulai kekurangan cairan atau dehidrasi, performa fisik seseorang akan sangat terganggu.

Baca juga: Minuman Isotonik Hanya Boleh Diminum Setelah Berolahraga Lebih dari 60 Menit

Sebagai gambaran, saat cairan di tubuh menurun lima persen, performa fisik akan melemah 20 hingga 30 persen. Jika berkurang 10 persen, manusia akan mengalami kelelahan akut. Bahkan, kalau kehilangan cairan sampai 20 persen bisa berujung kematian.

Bagi orang yang punya aktivitas tinggi atau olahragawan, fakta tersebut perlu mendapat perhatian serius. Pasalnya, pada aktivitas berat atau saat berolahraga, cairan tubuh yang hilang bisa mencapai satu hingga dua liter per jam. Sekitar 60 persen di antaranya menghilang lewat keringat.

Besarnya arti cairan bagi tubuh, oleh sebagian produsen, dilihat sebagai celah bisnis. Mereka seperti berlomba-lomba memasarkan produk-produk minuman yang diklaim bisa menjaga stamina. Salah satu produk yang ngetren di masyarakat adalah minuman isotonik.

Cepat diserap tubuh

Baca juga: Anthony Ginting Cedera Karena Kram dan Dehidrasi: Ini Bahaya Dehidrasi bagi Para Atlet, Mengerikan!

“Kamu tiba-tiba merasa lemas, pusing, sensitif atau seakan-akan ingin pingsan? Wah, hati-hati karena kamu mungkin terserang dehidrasi!”

“Gugup saat mau presentasi? Hati-hati ion tubuhmu berkurang! Panik, berkeringat, suara hilang saat pertama kali presentasi itu pertanda dehidrasi dan ion tubuh berkurang. Minum P********** untuk mengembalikan ion tubuh yang hilang!”

Begitulah beberapa iklan minuman isotonik berusaha merayu masyarakat melalui media televisi setiap harinya. Mereka berusaha mengiming-imingi bahwa minuman isotonik bisa segera memulihkan tenaga yang terkuras.

Sebenarnya, apa sih minuman isotonik itu? Dari segi bahasa, isotonik diambil dari dua kata, yakni iso yang berarti sama dan tonik yang bermakna tekanan. Artinya, isotonik merupakan minuman yang mempunyai tekanan yang sama dengan sel tubuh, dalam satuan osmolaritas.

Baca juga: Selain Air Putih, Ini Makanan yang Menghindarkan Kita dari Dehidrasi sekaligus Memberi Nutrisi

Minuman ini mengandung karbohidrat dan berbagai mineral yang dibutuhkan tubuh, seperti natrium klorida, kalium fosfat, kalsium laktat, dan magnesium. Osmolaritas sama dengan darah. Itulah mengapa minuman isotonik lebih cepat diserap tubuh.

Selain itu, minuman isotonik juga bisa menggantikan elektrolit atau ion tubuh. Walhasil, sangat cocok untuk penyuka olahraga sepakbola, futsal, aerobik, bulutangkis, dll.

“Kandungannya memang mineral, dan itu dibutuhkan tubuh. Minuman isotonik sangat baik dikonsumsi, jika tubuh memang sedang membutuhkannya,” ujar peneliti pada sebuah perusahaan farmasi di Tangerang, Huzaima Rani S.Si, Apt.

Minuman isotonik sebenarnya bisa kita racik sendiri di rumah. Cukup dengan satu liter air putih matang, 200 ml sari jeruk atau lemon dan 1 g garam. Semua bahan cukup cukup dicampur dan diaduk hingga garam larut, kemudian didinginkan. Setelah dingin, minuman isotonik buatan sendiri itu bisa langsung diminum.

Baca juga: Pentingnya Minuman Isotonik Meski Hanya Olahraga Ringan

Sebaiknya pakai sedotan

Minuman isotonik punya manfaat bagus bagi tubuh. Tapi patut diketahui juga, minuman ini hanyabermanfaat jika diminum pada saat tubuh mengeluarkan banyak keringat.

Kalau tubuh sedang normal, kandungan elektrolit di dalam minuman isotonik tak akan bermanfaat. Sebab tubuh yang segar tak membutuhkan zat-zat elektrolit tambahan.

Asam sitrat yang terkandung di dalamnya pun patut diwaspadai. Seperti juga zat-zat asam lainnya, asam sitrat bersifat erosif dan membawa pengaruh kurang baik bagi lambung dan gigi. Karena itu, ujar Huzaima, minuman isotonik sebaiknya diminum sesegera mungkin setelah dibuka.

Baca juga: Jangan Memaksakan Diri, Ini Tips Agar Olahraga Tak Berakhir Celaka

Cara minumnya pun ada aturannya. Harus menggunakan sedotan, tidak ditahan di rongga mulut apalagi digunakan untuk berkumur.

Akan lebih “manjur“ lagi jika minuman isotonik diminum dalam kondisi dingin. Selain lebih segar, meminum minuman isotonik yang dingin bisa mengurangi erosi dan kandungannya akan lebih cepat diserap pencernaan.

Sementara di pasaran, saat ini juga sudah beredar minuman isotonik yang diklaim minuman isotonik alami karena dibuat dari air kelapa hijau. Minuman itu mengklaim diri bebas dari bahan pengawet hingga aman dikonsumsi anak-anak dan ibu hamil.

Air kelapa juga baik sebagai pengganti cairan tubuh, karena sudah mengandung elektrolit yang dibutuhkan tubuh.

Baca juga: Mau Olahraga? Jangan Lupa Tetap Sarapan, Berikut 4 Makanan Terbaiknya!

Plus Minus Minuman Isotonik

Maraknya produk minuman isotonik sering dij adikan sebagai bahan diskusi yang menarik. Sebab, selain memberikan manfaat bagi tubuh, isotonik sebenarnya juga mempunyai efek samping.

Terutama jika dikonsumsi dengan tidak benar. Berikut adalah manfaat dan efek sampingnya berdasarkan wawancara dengan dokter tim Persipura Jayapura, dr Agustinus Kambu dan ahli gizi dr Phaidon L. Toruan.

Manfaat

Baca juga: Jangan Malas karena Harus Buang Air Kecil Melulu, Sebab Dehidrasi Bisa Bikin Ibu Hamil Keguguran

  1. Mampu diserap tubuh dengan cepat
Hal ini terjadi karena isotonik mempunyai kadar osmolaritas yang sama dengan darah. Minuman ini banyak mengandung elektrolit dan garam. Sangat ideal diminum ketika sedang berolahraga.

  1. Membantu penyembuhan diare
Penderita diare sangat rentan terkena dehidrasi. Biasanya penderita dianjurkan mengonsumsi minuman oralit yang banyak. Nah, salah satu kelebihan minuman isotonik adalah perannya yang bisa menggantikan oralit. Sebab kandungan mineral kedua minuman ini nyaris sama.

Baca juga: Catat! Kebutuhan Air Pria dan Wanita Itu Berbeda. Ketahui Agar Terhindar dari Bahaya Dehidrasi

Efek samping

  1. Mempengaruhi gigi dan lambung
Meski memberikan manfaat, minuman isotonik tidak boleh diminum sembarangan. Jika tidak sedang beraktivitas berat, sebaiknya jangan meminumnya. Isotonik biasanya mengandung asam sitrat.

Seluruh asam memiliki sifat erosif dan dapat berpengaruh pada gigi serta lambung. Bagi pengidap gagal ginjal, diabetes, sakit jantung, dan penderita gangguan lambung, sebaiknya konsultasi ke dokter sebelum mengonsumsi.

Baca juga: Hati-Hati, Kurang Minum Bisa Bikin Otak Dehidrasi. Dampaknya Mengerikan

  1. Kepala terasa berat dan pusing
Dokter Kambu, dokter tim Persipura Jayapura mengingatkan, minuman isotonik sebaiknya diminum sewajarnya saja. Walau terasa sangat menyegarkan di kerongkongan, jangan dikonsumsi berlebihan. Sebab, kalau berlebihan, bisa membuat kepala sedikit pusing saat berolahraga.

Cermati senyawa perisa

Food Review Indonesia edisi Februari 2012 memaparkan senyawa perisa berperan penting atas keberhasilan produk minuman isotonik di pasar Indonesia. Meski jumlahnya sedikit, sudah cukup untuk membedakan sebuah produk dengan kompetitornya.

Baca juga: Jangan Sampai Dehidrasi, Ini Dia Cara Mudah Agar Kita Lebih Banyak Minum Air Putih

SNI 01-7152-2006 mencamtumkan keberadaan 1.834 senyawa perisa. Namun itu masih bersifat umum dan terus dilakukan revisi. Lain itu, tidak semuanya bisa dikonsumsi karena berisiko bagi kesehatan.

Dalam mengonsumsi minuman isotonik, sebaiknya pilih yang mengandung senyawa perisa alami. Sebab tubuh akan lebih mudah mencernanya ketimbang jika minuman isotonik itu mengandung perisa sintetik.

Di luar negeri, senyawa perisa yang digunakan pada minuman isotonik telah diklaim sebagai perisa alami yang berasal dari buah-buahan. Sedangkan pada produk sejenis yang beredar di Indonesia, tidak dinyatakan secara tegas kelompok perisa yang terkandung di dalamnya.

Ini tentunya belum sesuai dengan SNI 01-7152-2006 yang menyatakan secara jelas bahwa label produk pangan yang menggunakan perisa harus mencantumkan keterangan tentang perisa.

Setidaknya nama kelompok perisa dalam hal ini komposisi bahan atau daftar bahan yang digunakan.

Padahal, klaim penggunaan perisa alami ini sangat berdampak positif bagi produsen. Sedangkan bagi konsumen, mereka bisa memiliki lebih banyak pilihan produk minuman isotonik mana yang akan dikonsumsi, apakah minuman isotonik dengan perisa alami atau sintetik, dengan konsekuensi kesehatan yang akan ditanggung.

Baca juga: Cegah Kerusakan pada Ginjal, Inilah 5 Minuman Detoksifikasi yang Tingkatkan Fungsi Ginjal

Artikel Terkait