Advertorial
Intisari-Online.com – Kesadaran punya tubuh sehat dan ideal kian meningkat di masyarakat, salah satunya dengan ikut program diet yang sedang tren. Kondisi ini ditangkap sebagai peluang bisnis untuk membuka katering diet. Kok, bisa makanannya tetap lezat?
Simak beberapa katering diet yang diliput oleh Tabloid NOVA edisi Januari 2018 ini.
--
Mendengar kata diet, yang sering terbayang adalah menahan lapar atau harus mengonsumsi makanan yang tidak enak. Belum lagi perlu usaha khusus untuk menyiapkan makanan sesuai program diet yang diikuti.
Bagaimana bila kita tidak punya banyak waktu untuk menyiapkan menu khusus, tapi ingin berdiet? Katering makanan sehat bisa jadi pilihan. Kita tak perlu repot menyiapkannya, tinggal pesan dan makan saja!
Baca juga: Diet Ketogenik: Anda Bisa Makan Enak Setiap Hari dan Badan Tetap Kurus, Asal...
Penyedia katering makanan sehat untuk program diet memang cukup banyak. Ada My Meal Katering yang menyediakan menu untuk orang yang sedang sakit atau yang ingin menjaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan sehat, Kenyang Senang Katering yang menyediakan makanan bebas gluten dan lezat.
Ada juga Kepoketo Katering dengan menu makanan untuk kita yang sedang menjalani program diet ketofastosis.
Memang peluang jadi penyedia makanan diet cukup besar, makanya tak salah jika Gusnelia Tartiningsih menangkap peluang itu dengan membuka usaha Kepoketo Katering. Rupanya, wanita yang biasa disapa Nela ini buka bisnis katering keto sacara tak sengaja.
Karena awalnya dia sedang menjalani pola makan yang disebut ketofastosis, yaitu gabungan antara ketogenik dan fastosis.
Baca juga: Awalnya Berniat Diet, Gadis Cantik Asal Yogyakarta Ini Malah Menjadi Pembalap Profesional
“Awalnya saya diajak teman-teman yang sudah mulai lebih dulu. Mereka cerita, bagaimana rasanya badan menjadi lebih sehat setelah mengikuti ketofastosis. Yang saya tahu, waktu itu adalah kita enggak boleh makan karbohidrat dan gula. Rasanya impossible banget untuk tidak makan nasi, karena kita sudah puluhan tahun kalau makan ya, selalu makan nasi,” cerita Nela yang ikut ketofastosis sejak Desember 2016.
Bawa Bekal Sendiri
Menjalani pola makan ketofastosis memang tak mudah. Nela berusaha mendisiplinkan diri membawa bekal makan sendiri dari rumah ke kantor. Profesinya sebagai pengacara yang berkantor di sekitar Jalan Sudirman, mengharuskannya membawa bekal sendiri demi kepraktisan.
“Ya, awalnya saya mencoba memenuhi kebutuhan makan siang di kantor, karena bosan beli makanan di luar. Sebelumnya, jadi ketoers kadang saya masak sendiri, tapi tidak rutin. Setelah saya memasak sendiri untuk menjalani ketofastosis, berat badan saya makin turun, dan dengan berat badan dari 69 kg turun menjadi 56 kg saya merasa fit.
Alhamdulillah setelah mengikuti gaya hidup keto, setahun saya tidak kena flu, tidak migren lagi. Dan maag juga tidak kambuh meski suka minum kopi sebelum makan,” ujar Nela.
Baca juga: Inilah 5 Metode Diet Paling Ekstrem di Dunia, Salah Satunya Hanya Boleh Makan Bola Kapas
Kemudian, Nela yang memang senang memasak ini mencoba berkreasi menu-menu baru yang keto friendly. Dan ternyata kreasinya menghasilkan menu-menu yang menarik, sehingga bekal makan ke kantor pun makin bervariasi.
Setiap kali jam makan siang, Nela buka wadah bekal makannya dan membuat teman-teman di kantornya jadi ingin tahu.
“Teman-teman tertarik melihat setiap hari menu makan siang saya ala menu restoran. Ada iga butter, udang pancet, buntut goreng balado, salmon saus lemon butter, dan lain sebagainya,” lanjut Nela tersenyum.
Ketertarikan teman-temannya berlanjut dengan mulai pesan menu yang Nela masak, meski mereka tak menjalani ketofastosis. Setelah pesanan bertambah, Nela percaya diri menawarkan menu lewat media sosial seperti Instagram. Rupanya, postingan menu-menunya di Instagram pun banyak yang tertarik dan memesan kepadanya.
Baca juga: Hati-hati! Program Diet Anda Bisa Gagal Total Jika Masih Lakukan 7 Rutinitas Pagi Ini
“Ternyata makanan yang saya masak disukai banyak orang,” ujar Nela yang menyebut nama Kepoketo berasal dari kata kepo yang tren di kalangan anak muda, yang artinya “ingin tahu”.
Semakin lama, pelanggan Kepoketo Katering semakin bertambah. Bukan Cuma teman-temannya saja, tapi ada pejabat dan selebritas yang ikutan pesan, di antaranya Tike Priatnakusuma dan Audi Item.
Menjaga Kualitas
Namanya juga katering makanan sehat, apalagi jika ada yang memesan untuk program diet, tentu penyedia katering harus mementingkan kualitas. Nela sendiri mengaku harus memasak sendiri menu-menu kateringnya, agar rasa dan kualitas terjaga dan pelanggan tidak kecewa. Pagi-pagi sekali, bersama asistennya dia sudah mulai memasak.
Setelah matang, masakan dikemas dengan rapi agar pesanan sampai ke tangan pelanggan sesuai jadwal yang ditentukan.
Baca juga: Mau Menurunkan Berat Badan? Inilah 5 Program Diet Populer Berikut Kelebihan dan Kekurangannya
Ada yang pengantaran pagi, pas jam makan siang, atau jam makan malam, tergantung kesepakatan. Bagi pelanggan yang memesan sekalian menu makan malam, bisa dikirim sekalian untuk menghemat ongkos kirim. Untuk harganya, juga disepakati sesuai dengan pesanan.
Kepoketo Katering mematok rata-rata harga menu sekali makan Rp100.000. Kebetulan sasaran segmen katering ini adalah menengah atas, karena menu yang disajikan disebutnya ala restoran dengan bahan-bahan kelas premium.
“Tujuan saya adalah menyediakan makanan untuk para ketoers yang menyukai makanan enak dan full lemak,” kata Nela yang menyebut pelanggannya sudah mencapai 150 orang.
Lewat kateringnya, Nela berusaha memberi alternatif menu masakan lezat sesuai kaidah keto bagi yang tak sempat masak. Menu-menu yang diolah Nela sebagian besar memakai bahan baku lokal, seperti daging sapi, buntut, ikan, udang atau iga yang dibeli di pasar tradisional dan Nela memastikan sendiri bahannya segar.
Baca juga: Resep Diet Efektif dan Manjur, Minum Air Putih Sebelum Makan
Bahan-bahan pokok dan bumbu-bumbu masakan Eropa seperti olive oil, extra virgin olive oil, butter coconut oil, keju, yoghurt, rosemary, sage, thyme, oregano, dibeli di supermarket. Semua masakan diolah tanpa MSG dan gula. Sebagai pengganti gula, digunakan stevia.
Meskipun mahal dan berbahan premium, ternyata pelanggan Kepoketo Katering yang disebutnya mengaku cukup puas. Paling tidak seperti yang ditunjukkan Nela tentang kepuasan pelanggannya melalui pesan WhatsApp.
Misalnya pelanggan bernama Nidia yang merasa cocok dengan masakan Ketokepo Katering. Katanya, “Saya cocok sama makanannya. Cukup mengenyangkan dan rasanya lezat. Ikannya enggak amis sama sekali.”
Ada juga pelanggan bernama Clarence, yang heran karena semua menu katanya enak.
“Saya jadi takut, apakah benar ini masakan berlemak bisa menurunkan berat badan? Enak.”
Nah, tertarik pesan katering diet? (Sri Haryati)
Baca juga: Kabar Bahagia, Menu Diet Ini akan Membuat Tubuhmu Ideal dan Terhindar dari Kanker