Advertorial
Intisari-Online.com – Makan daging, keju, dan santan? Boleh!
Makan masakan padang yang gurih dan berminyak juga tidak dilarang.
Pola makan diet ketogenik memang bertolak belakang dengan kebanyakan diet untuk menguruskan badan yang umumnya memusuhi lemak.
Dengan satu syarat: jauhi karbohidrat!
Baca juga: Diet Keto Ampuh Usir Jerawat dan Bikin Langsing tapi Memicu Otak Lemot
Berat badan turun drastis
Jika selama ini lemak selalu menjadi musuh bagi orang-orang yang ingin kurus, namun rupanya itu tidak berlaku bagi pelaku diet keto.
Lemak justru menjadi asupan utama untuk mendapatkan berat badan impian.
Santan misalnya, jadi bahan makanan yang mempunyai reputasi buruk di banyak kalangan.
Namun bagi penganut aliran ketogenik, lemak nabati dari santan justru baik bagi tubuh. Lemak dari hewani atau nabati justru menjadi makanan pokok.
Pandangan pelaku diet keto begini. Tubuh manusia memperoleh energi dari glukosa.
Umumnya glukosa terbentuk dari kinerja insulin yang mengubah asupan karbohidrat dan gula yang kita makan. Glukosa itulah yang menjadi sumber tenaga kita untuk beraktivitas sehari-hari.
Kalau glukosa tidak terpakai karena kebanyakan asupan karbohidrat, maka tubuh akan otomatis menjadikannya sebagai cadangan energi berbentuk lemak dan protein.
Maka jangan heran kalau orang yang kebanyakan mengonsumsi karbohidrat pasti gemuk.
Nah, dalam prinsip ketogenik, kebiasaan tubuh untuk membakar karbohidrat itu harus diubah.
Yakni dengan cara “memaksa” tubuh untuk menggunakan cadangan energi (lemak dan protein tadi) sebagai sumber tenaga.
Baca juga: Inilah 5 Metode Diet Paling Ekstrem di Dunia, Salah Satunya Hanya Boleh Makan Bola Kapas
Tubuh harus dibiasakan untuk membakar lemak, tidak lagi membakar karbohidrat. Caranya dengan menghapus asupan karbohidrat.
“Selama ini kita berpikir, sumber energi hanyalah karbohidrat. Padahal lemak juga bisa diubah menjadi energi,” kata Annas yang memang banyak melakukan riset seputar ketogenik ini.
Tanpa adanya asupan karbohidrat (yang tadinya menjadi nutrien utama), maka tubuh akan beradaptasi dengan cadangan lemak dan juga lemak yang rutin dikonsumsi.
Inilah proses ketosis, yakni saat tubuh menghasilkan keton.
Keton berarti “glukosa baru” yang dihasilkan tubuh sebagai sumber energi. Singkatnya, diet keto berarti stop karbohidrat dan gula, lalu mulai mengonsumsi lemak.
Soal penurunan berat badan, Annas telah membuktikannya sendiri. Ia yang dulunya 83 kg, kini mencapai berat badan idealnya, 66 kg. Bukan Annas sendiri, banyak pelaku keto yang sudah merasakan manfaat serupa.
Seperti Vierna Suryaningsih (40), sejak menjalani keto berat badannya turun 12 kg, lingkar pinggang berkurang 13 cm, ukuran bajunya dari XL menjadi M.
Soal kebugaran juga lebih dirasakan Vierna. Kebetulan ia punya hobi baru yang tengah dijalani, yaitu hiking.
Walau hanya berbekal makanan khas keto, ia mengaku tetap kuat bahkan tidak pernah sakit ketika melakoni hobi menantang itu.
Baca juga: Awalnya Berniat Diet, Gadis Cantik Asal Yogyakarta Ini Malah Menjadi Pembalap Profesional
Makan enak setiap hari
Walau bebas mengonsumsi lemak, tetap ada aturannya. Kalau ingin drastis menurunkan berat badan, menurut Annas, sebaiknya menghindari sarapan.
Makan dianjurkan pada rentang waktu pukul 12.00 - 20.00 saja. Di luar itu disarankan berpuasa. Namun minum air tidak boleh ditinggalkan, agar tidak dehidrasi.
Jika bertujuan turun berat badan secara bertahap dan menjadikan diet keto sebagai gaya hidup, maka sarapan, makan siang, dan makan malam harus diatur menunya.
Misalnya, sarapan dengan kopi, teh, atau telur. Itu pun sebaiknya dilakukan di atas pukul 09.00. Baru siang dan malam makan makanan high fat.
Selain menurunkan berat badan, manfaat diet keto biasanya dirasakan berbeda pada setiap orang.
Dalam bukunya The Coconut Ketogenic Diet, dr. Bruce Fife mengklaim bahwa diet tingi lemak dapat membantu mengatasi diabetes, obesitas, masalah sirkulasi darah/jantung, gangguan tiroid, kelelahan kronis, dan hipertensi.
Seperti Annas, efek langsung yang ia dapatkan sejak diet keto adalah merasa lebih fit dan konsentrasi.
Kondisi penyakit seperti mag dan seriawan yang dulunya sering menyerang, kini malah sangat berkurang.
Satu lagi yang menarik, walau makan berlemak, wajah Annas bersih dari jerawat. Padahal dulu, katanya, jerawat betah bertengger di wajahnya.
(Tulisan dari Tika Anggreni Purba ini pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Juni 2017)
Baca juga: Jangan Asal Diet Jika Anda Tidak Ingin Terserang Gagal Jantung!