Mereka dikumpulkan dalam satu wilayah perkampungan yang sehat untuk menghindari membawa penyakit pada nyonya rumah dan anak-anaknya.
Menteng terus berkembang menjadi kompleks perumahan elit yang terintegrasi dengan berbagai fasilitas umum dan perkantoran sampai tahun 1930-an.
Meski begitu, ternyata N.V. Bouwploeg menggunakan bangunan ini hanya sampai tahun 1925.
Perusahaan tersebut mengalami pailit karena ditinggalkan sosok arsitek penting P.A.J. Moojen pada tahun 1918.
Dari Kantor Hingga Jadi Masjid
Memasuki bagina dalam Masjid Cut Meutia, kita akan melihat gaya arsitektur dengan pola penataan ruang yang terkesan janggal.
Bagian interiornya agak berbeda dari masjid pada umumnya: arah shafnya mengarah miring dari hampir 45 derajat dan letak mihrab tidak selaras dengan bentuk bangunan.
Maklum, seperti sempat disampaikan di awal artikel, bangunan ini awalnya tidak difungsikan sebagai tempat ibadah melainkan kantor.
Setelah N.V. Bouploeg bangkrut bangunan ini pernah memiliki berbagai fungsi, mulai dari kantor pos pembantu pada Perang Dunia II digunakan oleh angkatan laut Jepang (1942-1945), Kantor Jawatan Kereta Api hingga tahun 1975, Dinas Perumahan Rakyat (1957-1964), Sekretariat DPRGR pada tahun 1970, hingga Kantor Urusan Agama hingga 1985.
Bangunan ini kemudian diresmikan sebagai masjid tingkat provinsi pada tanggal 18 Agustus 1987, pada masa kepemimpinan Gubernur Ali Sadikin. (Akbar Gibrani)
Baca Juga: Kongsi Penguasa dan Pengusaha; JP Coen - Souw Beng Kong
Penulis | : | Akbar Gibrani |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR