Namun, setelah VOC (Kongsi Dagang Hindia Belanda) bangkrut, akhirnya Republik Batavia mengeluarkan mata uang mereka sendiri dan membuat koin gulden perak pada 1802.
Pada abad ke-20, tepatnya tahun 1942, Jepang menduduki Indonesia.
Ketika masuk ke Indonesia, Jepang turut membawa mata uangnya sendiri dan membubarkan bank-bank bentukan kolonial Belanda, termasuk De Javasche Bank.
Adapun mata uang yang dibawa Jepang adalah De Japansche Regering dengan satuan gulden (f) yang dikeluarkan pada 1942.
Dua tahun setelahnya, pada 1944, Jepang mengeluarkan uang yang dicetak menggunakan bahasa Indonesia bernama Dai Nippon dengan pecahan bernilai Rp100.
Setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, pemerintah mengambil kebijakan mengenai mata uang resmi yang berlaku sejak 1945 hingga sekarang.
Pada 1 Oktober 1945, pemerintah Indonesia menetapkan mata uang yang berlaku pascakemerdekaan ada tiga, sebagai berikut:
1. Uang De Javasche Bank (DJB)
2. Uang Hindia Belanda
3. Uang Jepang
Alasan diberlakukan tiga mata uang ini karena Indonesia masih belum memiliki mata uangnya sendiri.
Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, mata uang Jepang yang ditetapkan mulai mengalami penurunan nilai sehingga tidak mampu lagi mengatasi kesulitan keuangan yang kala itu terjadi di Indonesia.
Sebagai gantinya, diberlakukan uang baru yaitu mata uang NICA.
Namun, mata uang NICA ini ditolak oleh Perdana Menteri Indonesia, Sutan Sjahrir, karena Sekutu dianggap sudah melanggar perjanjian yang telah disepakati bersama.
Setelah itu, pada Oktober 1946, pemerintah RI mengeluarkan mata uang baru yang disebut Oeang Republik Indonesia (ORI).
Dengan demikian, mata uang yang beredar pascakemerdekaan Indonesia adalah ORI.
Lalu, guna mewujudkan kesatuan moneter di seluruh wilayah Republik Indonesia, berdasarkan Penpres No. 27/1965 tanggal 13 Desember 1964, diterbitkan uang Rupiah baru sebagai alat pembayaran yang sah di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Inilah artikel yang membahas tentang sejarah dan kapankah manusia mulai mengenal konsep uang?, semoga bermanfaat.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR