Sejak saat itu, rakyat Kerajaan Tarumanegara pun jadi mengenal persawahan menetap.
Selain itu, pada zaman Tarumanegara, kesenian juga turut berkembang.
Petani Betawi kerap membuat orang-orangan sawah untuk mengusir burung.
Orang-orangan ini diberi baju serta topi supaya tidak ada burung yang berani mendekat.
Tujuan para petani memasang orang-orangan sawah ini adalah agar sawah mereka dapat panen dengan baik.
Jika panen tiba, para petani pun akan bergembira, yang dirayakan dengan mengarak barongan disebut ondel-ondel.
Ondel-ondel ini diarak dengan membunyikan gamelan.
Saat ini, ondel-ondel menjadi ciri khas tersendiri bagi orang-orang Betawi.
Pada April 1867, di majalah Indonesia terbitan Cornell University, Amerika, seorang sejarawan Australia bernama Lance Castles mengumumkan penelitiannya tentang asal-usul orang Betawi.
Hasil penelitiannya ini bertajuk "The Ethnic Profile of Jakarta".
Tulisan itu bilang, orang Betawi terbentuk pada abad ke-19 sebagai hasil peleburan dari berbagai etnis di Batavia.
Mengikuti hasil penelitian Castles, antropolog Universitas Indonesia, yaitu Dr. Yasmine Zaki Shahab, M.A. memperkirakan etnis Betawi baru terbentuk sekitar tahun 1815 hingga 1893.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR