Disusul kemudian pada zaman kolonial Belanda tahun 1930, berdasarkan dari data sensus penduduk, ada etnis Betawi yang teridentifikasi di jakarta.
Jumlah orang Betawi pada masa itu sebanyak 778.953 jiwa dan menjadi penduduk mayoritas di Batavia saat itu.
Namun, menurut sejumlah sejarah, penduduk asli Jakarta sudah ada sejak 3500-3000 tahun sebelum masehi.
Lebih lanjut, orang-orang Betawi juga dulunya belum menyadari nama kelompok etnis mereka.
Dalam pergaulan sehari-hari, mereka lebih sering menyebut diri sebagai orang Kemayoran, orang Senen, atau orang Rawabelong.
Pengakuan terhadap adanya orang Betawi sendiri baru terjadi pada 1923.
Meskipun keberadaan orang Betawi sudah diakui sejak 1923, namun hingga akhir tahun 1926, masih belum ada tempat khusus untuk organisasi kepemudaan Betawi.
Karena itulah banyak pemuda Betawi yang bergabung dalam Jong Java dan Sekar Rukun.
Alasannya yang karena mereka serumpun.
Meskipun demikian, lama-kelamaan orang Betawi merasa perlu untuk memiliki tempatnya sendiri, khusus untuk para pemuda Betawi.
Dari situlah kemudian dibentuklah organisasi Pemoeda Kaoem Betawi, yang dipimpin oleh Mohammad Tabrani pada 1927.
Meskipun nama organisasi ini membawa nama Betawi, tetapi banyak anggota dan pengurusnya yang bukan berasal dari Betawi asli.
Itulah artikel yang membahas tentang bagaimana sejarah kebudayaan Betawi berkembang dari masa ke masa.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR