Perubahan Kain Tenun Ulos
Seiring dengan perkembangan zaman, kain tenun ulos mengalami berbagai perubahan. Baik dari segi bahan, warna, motif, maupun cara pembuatan.
Jika dahulu ulos dibuat dari bahan alami, seperti kapas, rami, atau serat nanas, kini ulos juga dibuat dari bahan sintetis, seperti rayon, nilon, atau poliester.
Dulu ulos hanya menggunakan warna alami, seperti hitam, merah, kuning, dan putih, kini ulos juga menggunakan warna-warna cerah, seperti biru, hijau, atau ungu.
Jika sebelumnya kain ini ulos memiliki motif-motif tradisional, seperti ragi hotang, sibolang, atau mangiring, kini ulos juga memiliki motif-motif modern, seperti bunga, binatang, atau geometris.
Cara pembuatan ulos juga mengalami perubahan.
Dulu kain ini dibuat secara manual dengan alat tenun tangan, kini ulos juga dibuat secara mekanis dengan mesin tenun.
Hal ini bertujuan untuk mempercepat proses produksi dan memenuhi permintaan pasar. Namun, tentu saja, ulos yang dibuat dengan mesin tenun tidak memiliki nilai seni dan budaya yang sama dengan ulos yang dibuat dengan alat tenun tangan.
Selain itu, ulos juga mengalami perluasan fungsi dan penggunaan. Jika dahulu ulos hanya digunakan sebagai pakaian atau aksesori, kini ulos juga digunakan sebagai bahan kerajinan, seperti tas, dompet, sepatu, sandal, sarung bantal, taplak meja, atau gantungan kunci.
Ulos juga tidak hanya dipakai oleh masyarakat Batak, tetapi juga oleh masyarakat lain yang menghargai keindahan dan keunikan ulos. #LestariBudayaNegeri
Baca Juga: Kisah Kain Tenun Indonesia, Seni yang Menyimpan Sejarah Nusantara
Penulis | : | Yoyok Prima Maulana |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR