Ia juga menerapkan hukum yang sangat ketat, yaitu memotong tangan bagi siapa saja yang terbukti mencuri.
Hukum ini disebut sebagai Hukum Ratu Shima, yang bertujuan untuk menjaga ketertiban dan kesejahteraan rakyatnya.
Selain Ratu Shima, terdapat beberapa raja lain yang pernah memimpin Kerajaan Kalingga, antara lain Prabhu Wasudewa, Prabhu Wasukawi, dan Prabhu Wasusena.
Namun, tidak banyak informasi yang diketahui tentang raja-raja ini.
Setelah Ratu Shima turun takhta pada tahun 695 M, Kerajaan Kalingga mulai mengalami kemunduran dan akhirnya runtuh pada abad ke-8 M.
Wilayah dan Sumber Sejarah Kalingga
Kerajaan Kalingga memiliki wilayah yang sangat luas, mencakup sebagian besar Jawa Tengah dan sebagian Jawa Barat.
Pusat pemerintahannya diperkirakan pernah berada di Pekalongan, Jepara, atau di pegunungan Dieng.
Kerajaan ini juga menguasai beberapa pulau di sekitarnya, seperti Karimun Jawa, Nusakambangan, dan Madura.
Sumber sejarah mengenai keberadaan dan kejayaan Kerajaan Kalingga berasal dari berbagai macam bukti, baik dari dalam maupun dari luar Nusantara.
Salah satu sumber sejarah dari dalam Nusantara adalah prasasti-prasasti yang ditemukan di beberapa lokasi, seperti Prasasti Sojomerto, Prasasti Tuk Mas, dan Prasasti Rahwatun.
Baca Juga: Sejarah Benteng Rotterdam, Saksi Bisu Perjuangan Kerajaan Gowa-Tallo Melawan Penjajah Belanda
Selain prasasti dan catatan, sumber sejarah lain yang dapat ditemukan adalah candi-candi dan situs-situs yang tersebar di berbagai wilayah di Jawa Tengah.
Candi-candi dan situs-situs ini menunjukkan bahwa Kerajaan Kalingga menganut agama Hindu dan Buddha, serta memiliki kemajuan di bidang seni dan arsitektur.
Beberapa candi dan situs yang diduga merupakan peninggalan Kerajaan Kalingga antara lain Candi Angin, Candi Bubrah, Candi Dieng, Candi Gedong Songo, dan Situs Puncak Songolikur.
Itulah beberapa masa puncak kejayaan kerajaan Kalingga ternyata di bawah pemerintahan Ratu Shima, seperti apa menurut Anda?
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR