7 Isi Prasasti Kerajaan Tarumanegara, dari Ciaruteun Hingga Pasir Awi

Ade S

Editor

Prasasti Ciaruteun, salah satu dari tujuh prasasti bukti keberadaan Kerajaan Tarumanegara. Temukan 7 isi prasasti Kerajaan Tarumanegara, kerajaan Hindu tertua di Pulau Jawa, yang berisi informasi berharga tentang sejarah dan budayanya.
Prasasti Ciaruteun, salah satu dari tujuh prasasti bukti keberadaan Kerajaan Tarumanegara. Temukan 7 isi prasasti Kerajaan Tarumanegara, kerajaan Hindu tertua di Pulau Jawa, yang berisi informasi berharga tentang sejarah dan budayanya.

Intisari-Online.com -Apa yang Anda ketahui tentang Kerajaan Tarumanegara, kerajaan Hindu pertama yang berdiri di Pulau Jawa pada abad ke-4 hingga abad ke-7?

Apakah Anda tahu bahwa kerajaan ini meninggalkan banyak peninggalan bersejarah, terutama prasasti-prasasti yang berisi informasi tentang raja-raja, kegiatan, dan wilayahnya?

Dalam artikel ini, kami akan mengajak Anda untuk menelusuri 7 isi prasasti Kerajaan Tarumanegara, dari Ciaruteun hingga Pasir Awi.

Dilansir dari Kompas.com, artikel ini akan membuka mata Anda tentang kekayaan dan keagungan kerajaan ini.

Siap untuk berpetualang ke masa lalu? Mari kita mulai!

* Prasasti Ciaruteun

Prasasti ini berlokasi di Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, sekitar 19 kilometer dari arah barat laut Kota Bogor.

Prasasti Ciaruteun berbentuk puisi India yang terdiri dari empat baris, yaitu:

vikkrantasyavanipatehcrimatah purnnavarmmanahtarumanagarendrasyavishnoriva padadvayam

Artinya: "Seperti (telapak kaki) Wisnu, inilah kedua (jejak) telapak kaki milik raja dunia yang berani dan terkenal, Purnawarman, penguasa Tarumanegara."

Baca Juga: Bagaimana Corak Agama yang Dianut di Kerajaan Tarumanegara?

* Prasasti Jambu

Prasasti Jambu atau Prasasti Koleangkak ditemukan di puncak Bukit Koleangkak, Desa Pasir Gintung, Kecamatan Leuwiliang.

Prasasti Jambu berisi pujian kepada Sri Purnawarman sebagai raja yang tak ada bandingannya, yang memerintah Taruma dan memiliki baju perisai yang tak bisa ditembus oleh panah musuh.

Prasasti ini juga menyebutkan bahwa kedua jejak telapak kaki miliknya adalah simbol keberhasilannya dalam menghancurkan benteng musuh, memberikan penghargaan kepada yang setia, dan menjadi duri bagi yang bermusuhan.

*Prasasti Kebon Kopi I dan II

Prasasti Kebon Kopi ditemukan di Kampung Muara, Desa Ciaruteun Ilir, Cibungbulang, Bogor, oleh Jonathan Rigg, seorang pemilik perkebunan kopi, pada 1863.

Ada dua Prasasti Kebon Kopi, yaitu Prasasti Kebon Kopi I dan Prasasti Kebon Kopi II.

Prasasti Kebon Kopi I adalah prasasti peninggalan Tarumanegara yang menggambarkan gajah yang ditunggangi oleh Raja Purnawarman.

Sedangkan Prasasti Kebon Kopi II adalah tulisan dalam aksara Kawi dan bahasa Melayu Kuno yang menyatakan, "Batu peringatan ini adalah ucapan Rakryan Juru Pengambat pada tahun 458 Saka (932 Masehi), bahwa tatanan pemerintah dikembalikan kepada kekuasaan Raja Sunda."

* Prasasti Tugu

Prasasti Tugu ditemukan di daerah Tugu, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, dan merupakan prasasti terpanjang yang dibuat oleh Raja Purnawarman.

Baca Juga: Perjuangan yang Dilakukan oleh Raja Purnawarman, dari Diplomasi Hingga Irigasi

Prasasti Tugu menjelaskan tentang penggalian Sungai Cabdrabaga oleh Rajadirajaguru dan penggaliran sungai bernama Gomati sepanjang 11-12 kilometer oleh Purnawarman.

Tujuan penggalian ini adalah untuk mencegah bencana alam seperti banjir dan kekeringan yang sering terjadi di musim kemarau.

* Prasasti Cidanghiang

Prasasti Cidanghiang atau Prasasti Lebak ditemukan di Lebak, pinggir Sungai Cidanghiang, Pandeglang, Banten.

Prasasti Cidanghiang berisi pujian kepada Purnawarman sebagai panji seluruh raja, yang memiliki keberanian, keagungan, dan keperwiraan yang melebihi semua raja dunia.

* Prasasti Muara Cianten

Prasasti Muara Cianten ditemukan pertama kali pada 1864 oleh N.W. Hoepermans di tepi Sungai Cisadane.

Prasasti Muara Cianten berisi ucapan Rakryan Juru Pengambat pada tahun (Saka) kawihaji (8) panca (5) pasagi (4), bahwa pemerintahan begara dikembalikan kepada Raja Sunda.

* Prasasti Pasir Awi

Prasasti Pasir Awi ditemukan oleh N.W. Hoepermans pada 1864, di kawasan hutan perbukitan Cipamingkir, Kabupaten Bogor.

Prasasti Pasir Awi tidak berisi aksara, tetapi gambar dahan, ranting, daun, buah-buahan, dan sepasang telapak kaki.

Itulah 7 isi prasasti Kerajaan Tarumanegara yang dapat memberikan kita gambaran tentang sejarah dan budaya kerajaan ini. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan dan apresiasi kita terhadap isi prasasti Kerajaan Tarumanegara, yang merupakan warisan berharga bangsa Indonesia.

Baca Juga: Kehidupan Masyarakat pada Masa Kerajaan Tarumanegara Setelah Melihat Hasil Peninggalannya

Artikel Terkait