Mohammad Yamin menyampaikan sila Ketuhanan pada urutan pertama.
Soekarno menyampaikan sila Ketuhanan pada urutan kelima.
Soepomo tidak menyebutkan sila Ketuhanan secara eksplisit, tetapi menggantinya dengan keseimbangan lahir dan batin.
3. Diksi yang Digunakan
Ketiga tokoh pendiri bangsa ini juga menggunakan diksi yang berbeda-beda dalam rumusan dasar negara.
Diksi adalah pilihan kata dalam tulisan yang biasa digunakan untuk memberi makna sesuai dengan keinginan.
Contohnya, tentang kebangsaan, Mohammad Yamin menggunakan diksi 'peri kebangsaan', Soekarno menggunakan diksi 'kebangsaan Indonesia'.
Contohnya lagi, tentang ketuhanan, Mohammad Yamin menggunakan diksi 'peri ketuhanan', Soepomo menggunakan diksi 'keseimbangan lahir dan batin', Soekarno menggunakan diksi 'ketuhanan yang berkebudayaan'.
4. Cara Penyampaian
Ketiga tokoh pendiri bangsa ini juga berbeda dalam cara penyampaian rumusan dasar negara.
Mohammad Yamin menyampaikan rumusan dasar negara secara tertulis dan juga lisan. Ia memiliki total 10 rumusan, dengan rincian 5 tertulis dan 5 lisan.
Soepomo dan Soekarno hanya menyampaikan rumusan dasar negara secara lisan. Mereka masing-masing memiliki 5 rumusan.
Demikianlah penjelasan perbedaan isi rumusan dasar negara dalam sejarah perumusan Pancasila dari tiga tokoh pendiri bangsa.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda tentang sejarah Pancasila.
Baca Juga: Ini Arti Penting Mempertahankan Pancasila Sebagai Dasar Negara
KOMENTAR