Tantangan Bangsa Indonesia dalam Menerapkan Pancasila Sebagai Dasar Negara pada Reformasi

Ade S

Penulis

Artikel ini akan jelaskan tantangan bangsa Indonesia dalam menerapkan Pancasila sebagai dasar negara pada reformasi.
Artikel ini akan jelaskan tantangan bangsa Indonesia dalam menerapkan Pancasila sebagai dasar negara pada reformasi.

Intisari-Online.com -Pancasila telah menjadi pedoman hidup berbangsa dan bernegara sejak kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945.

Namun, apakah Anda tahu bahwa penerapan Pancasila menghadapi berbagai tantangan, terutama pada masa reformasi?

Artikel ini akan jelaskan tantangan bangsa Indonesia dalam menerapkan Pancasila sebagai dasar negara pada reformasi.

Penerapan Pancasila pada Masa Reformasi

Masa reformasi dimulai sejak tahun 1998, ketika Presiden Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya setelah terjadi krisis ekonomi dan politik yang melanda Indonesia.

Masa reformasi ditandai dengan adanya perubahan sistem pemerintahan, pembukaan ruang demokrasi, dan penegakan hak asasi manusia.

Datangnyta masa ini juga membawa harapan baru bagi bangsa Indonesia untuk membangun negara yang lebih baik dan sejahtera.

Namun, di sisi lain, masa reformasi juga menimbulkan berbagai masalah dan tantangan dalam penerapan Pancasila sebagai dasar negara. Beberapa tantangan tersebut antara lain adalah:

1) Tantangan Ideologi

Salah satu tantangan dalam penerapkan Pancasila adalah adanya pengaruh ideologi lain yang masuk ke Indonesia melalui perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

Baca Juga: Kemajuan Teknologi Memiliki Dampak Positif dan Negatif dalam Kehidupan Berbangsa, Terutama dalam Penerapan Pancasila

Ideologi-ideologi tersebut bisa berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri.

Beberapa contoh ideologi yang berpotensi mengancam Pancasila adalah liberalisme, komunisme, radikalisme, dan fundamentalisme.

Ideologi-ideologi tersebut bisa menimbulkan konflik batin maupun sosial di masyarakat Indonesia, karena bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.

Misalnya, liberalisme yang menekankan kebebasan individu tanpa memperhatikan kesejahteraan sosial, atau radikalisme yang mengedepankan kekerasan dalam menyelesaikan permasalahan.

Untuk mengatasi tantangan ideologi ini, bangsa Indonesia perlu memperkuat pemahaman dan pengamalan Pancasila sebagai ideologi terbuka yang mampu menyerap nilai-nilai positif dari ideologi lain, tanpa menghilangkan esensi dan identitasnya sebagai bangsa.

Bangsa Indonesia juga perlu menjaga toleransi dan kerukunan antar sesama warga negara yang berbeda latar belakang agama, suku, budaya, dan politik.

2) Tantangan Moral

Tantangan lain dalam penerapan Pancasila adalah menurunnya moralitas di masyarakat Indonesia.

Hal ini terlihat dari maraknya kasus-kasus korupsi, narkoba, kekerasan seksual, terorisme, intoleransi, dan pelanggaran hukum lainnya.

Kasus-kasus tersebut menunjukkan bahwa banyak orang yang tidak menghormati nilai-nilai kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial yang terkandung dalam Pancasila.

Penyebab menurunnya moralitas di masyarakat Indonesia bisa bermacam-macam, seperti kurangnya pendidikan karakter, lemahnya pengawasan dan penegakan hukum, rendahnya kesadaran masyarakat akan hak dan kewajiban sebagai warga negara, serta pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma lokal.

Untuk mengatasi tantangan moral ini, bangsa Indonesia perlu meningkatkan pendidikan karakter berbasis Pancasila di semua jenjang pendidikan formal maupun informal.

Bangsa Indonesia juga perlu memperbaiki sistem hukum yang lebih adil dan transparan, serta memberantas segala bentuk penyimpangan dan pelanggaran hukum dengan tegas.

Selain itu, bangsa Indonesia perlu menjaga nilai-nilai budaya lokal yang sesuai dengan Pancasila, serta mengkritisi budaya asing yang masuk ke Indonesia.

Demikianlah penjelasan tentangtantangan bangsa Indonesia dalam menerapkan Pancasila sebagai dasar negara pada reformasi.

Baca Juga: Apa Saja yang Menjadi Tantangan Bagi Para Pelajar dalam Menerapkan Pancasila pada Era Digital?

Artikel Terkait