Apa Saja yang Menjadi Tantangan Bagi Para Pelajar dalam Menerapkan Pancasila pada Era Digital?

Ade S

Penulis

Ilustrasi. Artikel ini membahas apa saja yang menjadi tantangan bagi para pelajar dalam menerapkan Pancasila pada era digital seperti saat ini.
Ilustrasi. Artikel ini membahas apa saja yang menjadi tantangan bagi para pelajar dalam menerapkan Pancasila pada era digital seperti saat ini.

Intisari-Online.com -Pancasila adalah ideologi dasar negara Indonesia yang berisi lima sila yang saling berkaitan dan menyatu.

Pancasila merupakan pedoman hidup bagi seluruh rakyat Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan.

Namun, apa saja yang menjadi tantangan bagi para pelajar dalam menerapkan Pancasila pada era digital seperti saat ini?

Artikel ini akan mencoba menjawab pertanyaan tersebut dengan mengulas beberapa faktor yang mempengaruhi penerapan Pancasila di kalangan pelajar, seperti globalisasi, media sosial, pluralisme, dan radikalisme.

Selain itu, artikel ini juga akan memberikan beberapa saran dan solusi untuk mengatasi tantangan tersebut agar para pelajar dapat menjaga nilai-nilai Pancasila di tengah perkembangan zaman.

Globalisasi

Globalisasi adalah proses integrasi antara berbagai negara, budaya, dan ekonomi di dunia yang dipicu oleh kemajuan teknologi dan komunikasi.

Globalisasi membawa dampak positif dan negatif bagi para pelajar.

Di satu sisi, globalisasi memberikan kesempatan bagi para pelajar untuk mengakses informasi, pengetahuan, dan budaya dari berbagai belahan dunia.

Di sisi lain, globalisasi juga menimbulkan tantangan bagi para pelajar dalam mempertahankan identitas nasional dan nilai-nilai Pancasila.

Beberapa tantangan tersebut antara lain:

Baca Juga: Apa dan Bagaimana Peluang Penerapan Pancasila bagi Peserta Didik dalam Kehidupan di Dunia yang Saling Terhubung?

- Adanya pengaruh budaya asing yang dapat mengikis nilai-nilai lokal dan nasional.- Adanya persaingan global yang dapat menimbulkan rasa inferioritas atau superioritas di antara para pelajar.- Adanya perbedaan pandangan dan kepentingan antara negara-negara di dunia yang dapat memicu konflik dan ketegangan.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, para pelajar perlu memiliki sikap kritis, selektif, dan adaptif terhadap informasi dan budaya yang datang dari luar.

Para pelajar juga perlu meningkatkan kompetensi dan kreativitas mereka agar dapat bersaing secara sehat di era global.

Selain itu, para pelajar perlu memahami dan menghargai perbedaan serta menjalin kerjasama dengan negara-negara lain berdasarkan prinsip saling menguntungkan.

Media sosial

Media sosial adalah platform digital yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi, berbagi, dan menciptakan konten dengan orang-orang lain di dunia maya.

Oleh karena itu, media sosial memiliki peran penting dalam kehidupan para pelajar saat ini.

Media sosial dapat menjadi sarana belajar, berkomunikasi, berekspresi, dan bersosialisasi bagi para pelajar.

Namun, media sosial juga memiliki potensi untuk menimbulkan tantangan bagi para pelajar dalam menerapkan Pancasila pada era digital.

Beberapa tantangan tersebut antara lain:

- Adanya hoax, hate speech, cyberbullying, dan radikalisme yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa.- Adanya filter bubble dan echo chamber yang dapat mempersempit wawasan dan toleransi para pelajar terhadap perbedaan.- Adanya kecanduan dan ketergantungan terhadap media sosial yang dapat mengganggu kesehatan mental dan fisik para pelajar.

Baca Juga: Bagaimana Penerapan Pancasila dalam Konteks Kehidupan Berbangsa?

Untuk mengatasi tantangan tersebut, para pelajar perlu memiliki literasi digital yang tinggi.

Para pelajar perlu mampu memilah-milah informasi yang benar dan salah, bersikap santun dan bijak dalam bermedia sosial, serta menjaga keseimbangan antara dunia nyata dan dunia maya.

Para pelajar juga perlu menggunakan media sosial sebagai alat untuk mempromosikan nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat luas.

Pluralisme

Pluralisme adalah sikap menghormati dan mengakui adanya keragaman dalam masyarakat.

Indonesia adalah negara yang majemuk yang terdiri dari berbagai suku, agama, ras, dan budaya.

Pluralisme merupakan salah satu ciri khas dan kekayaan bangsa Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan.

Namun, pluralisme juga menimbulkan tantangan bagi para pelajar dalam menerapkan Pancasila pada era digital.

Beberapa tantangan tersebut antara lain:

- Adanya diskriminasi, intoleransi, dan eksklusivisme yang dapat mengancam kebhinekaan dan keadilan sosial.- Adanya konflik horizontal dan vertikal yang dapat mengganggu stabilitas dan keamanan nasional.- Adanya pemahaman yang salah atau sempit tentang Pancasila sebagai ideologi yang inklusif dan multikultural.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, para pelajar perlu memiliki sikap terbuka, empatik, dan harmonis terhadap sesama.

Baca Juga: Apa Saja Karakter atau Ciri-ciri Kehidupan Masyarakat yang Sesuai dengan Nilai-nilai Pancasila?

Para pelajar perlu mengembangkan rasa cinta tanah air, bangga menjadi Indonesia, dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga negara.

Para pelajar juga perlu mempelajari dan mempraktikkan Pancasila sebagai dasar negara dan sumber nilai bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Radikalisme

Radikalisme adalah paham atau gerakan yang menolak atau menentang sistem yang berlaku dengan cara-cara ekstrem atau kekerasan.

Maka dari itu, radikalisme merupakan ancaman serius bagi kedaulatan dan keutuhan negara Indonesia.

Radikalisme dapat menyerang para pelajar sebagai generasi muda yang rentan terpengaruh oleh propaganda dan doktrin.

Beberapa tantangan yang dihadapi oleh para pelajar dalam menghadapi radikalisme antara lain:

- Adanya penyebaran paham atau gerakan radikal melalui media sosial, internet, atau jaringan tertutup yang sulit dideteksi.- Adanya upaya rekrutmen atau indoktrinasi para pelajar oleh kelompok radikal melalui berbagai cara, seperti pendidikan, bantuan sosial, atau janji surga.- Adanya kurangnya pemahaman atau kesadaran para pelajar tentang bahaya radikalisme bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan negara.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, para pelajar perlu memiliki sikap waspada, cerdas, dan tangguh terhadap radikalisme.

Para pelajar perlu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka tentang berbagai isu strategis yang berkaitan dengan radikalisme, seperti terorisme, separatisme, intoleransi, dan diskriminasi.

Para pelajar juga perlu menguatkan komitmen dan loyalitas mereka terhadap Pancasila sebagai ideologi yang menolak segala bentuk radikalisme.

Demikian penjelasan tentangapa saja yang menjadi tantangan bagi para pelajar dalam menerapkan Pancasila pada era digital seperti saat ini. Semoga menambah wawasan Anda.

Baca Juga: Apakah Kehidupan Masyarakat di Sekitar Telah Sesuai dengan Nilai-nilai Pancasila?

Artikel Terkait