Sultan Hamengkubuwono IX bersama Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta memimpin perlawanan dari istana keratonnya.
Ketika Belanda menyerbu Yogyakarta pada 19 Desember 1948, ia berhasil lolos dari penangkapan dan bergabung dengan gerilyawan di pegunungan.
Pada 1 Maret 1949, ia memerintahkan Serangan Umum ke Yogyakarta untuk merebut kembali ibu kota dari tangan Belanda.
Serangan ini berhasil menggemparkan dunia dan meningkatkan simpati internasional terhadap Indonesia.
Serangan ini juga mempercepat proses perundingan yang akhirnya menghasilkan pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda pada tahun 1949.
Setelah kemerdekaan Indonesia diakui, Sultan Hamengkubuwono IX tetap aktif dalam dunia politik dan pemerintahan.
Ia menjadi Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yang pertama pada tahun 1950 dan menjabat hingga tahun 1988.
Kemudian juga menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Ia pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Ekonomi, Keuangan, dan Industri dalam Kabinet Ampera I dan II pada tahun 1966-1973.
Pada tahun 1973, ia terpilih sebagai Wakil Presiden Indonesia kedua bersama Presiden Soeharto.
Beliau menjabat selama satu periode hingga tahun 1978.
Baca Juga: Sosok Mohammad Hatta, Wakil Presiden Pertama yang Berusia 43 Tahun dan Menjabat Selama 11 Tahun
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR