Selain subduksi lempeng Indo-Australia, gempa bumi di Kepulauan Maluku juga dipengaruhi oleh dua faktor lain.
Yaitu kolisi lempeng Eurasia dan Lempeng Laut Maluku di utara kepulauan tersebut, serta deformasi batuan dalam Lempeng Laut Maluku yang terjadi akibat gesekan antarlempeng.
Kolisi lempeng Eurasia dan Lempeng Laut Maluku terjadi di sepanjang Pegunungan Halmahera, yang merupakan hasil dari proses tektonik yang berlangsung selama jutaan tahun.
Kolisi ini menyebabkan terjadinya lipatan, patahan, dan pergeseran batuan di daerah tersebut, yang dapat memicu gempa bumi.
Deformasi batuan dalam Lempeng Laut Maluku terjadi akibat perbedaan arah gerak antara lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia.
Hal ini menyebabkan terjadinya pergerakan geser atau strike-slip di dalam lempeng, yang juga dapat menghasilkan gempa bumi.
Contoh gempa bumi yang disebabkan oleh deformasi batuan ini adalah gempa bumi magnitudo 7,1 yang terjadi pada 18 Januari 2023⁴.
Gempa bumi di Kepulauan Maluku memiliki karakteristik yang beragam, mulai dari gempa dangkal hingga gempa dalam, dari gempa kecil hingga gempa besar, dari gempa tektonik hingga gempa vulkanik.
Gempa bumi di daerah ini juga berpotensi menimbulkan tsunami, terutama jika pusatnya berada di dekat pantai atau memiliki mekanisme pergerakan naik-turun.
Oleh karena itu, masyarakat di Kepulauan Maluku harus selalu waspada dan siap menghadapi ancaman gempa bumi dan tsunami.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR