Dia menyerukan kepada warga keturunan Arab agar bersatu membantu perjuangan Indonesia.
Baswedan mengajak mereka menganut asas kewarganegaraan ius soli, yang artinya di mana saya lahir, di situlah tanah airku.
Pada titik inilah, Baswedan menjalani perubahan haluan dalam hidupnya.
Akhirnya ia menggerakkan perjalanan Indonesia.
Pada masa revolusi, Baswedan berperang penting, yaitu menyiapkan gerakan pemuda peranakan Arab untuk berperang melawan Belanda.
Mereka yang terpilih akan dilatih dengan semi militer di barak-barak.
Pada 1942, masa pendudukan Jepang, Baswedan ditahan.
Pada 1948, ketika Indonesia merdeka, ia mengorbankan keselamatan nyawanya saat membawa dokumen pengakuan kemerdekaan Indonesia dari Mesir.
Dia memperoleh gangguan dan hambatan yang tidaklah sedikit.
Namun, berkat keahliannya, ia pun menaruh dokumen tersebut di kaos kakinya.
Dokumen penting itu pun selamat dan Indonesia berhasil mendapat pengakuan penuh sebagai negara merdeka, secara de facto dan de jure.
Selain sebagai seorang nasionalis, Baswedan juga menjadi jurnalis.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR